Manajemen

EKONOMI MANAJERIAL

DASAR EKONOMI MANAJERIAL

 

Ekonomi manajerial dapat didefinisikan sebagai aplikasi dari teori ekonomi terutama teori ekonomi mikro, serta berbagai alat dalam analisis dalam ilmu pengambilan keputusan bisnis dan administrati yaitu tentang bagaimana perusahaan dapat mencapai tujuan atau sasarannya dengan cara yang paling efisien. Masalah keputusan manajemen ini muncul karena di dalam upaya mencapai sasaran yang telah ditetapkan, organisasi menghadapi kendala.

Sebagai terapan ilmu, ekonomi manajerial mempunyai kaitan yang erat dengan beberapa ilmu yang lain.  Kaitan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Teori ekonomi dalam pengambilan keputusan akan memberikan landasan teori untuk melakukan peramalan serta penjelasan perilaku ekonomi dengan menggunakan model-model. Teori ekonomi mikro teruatama berkaitan dengan teori perusahaanIlmu pengambilan keputusan menyadiakan berbagai macam alat seperti matematika, statistik, ekonometrika yang sangat berguna untuk penyusunan model serta estimasi keputusan, tentu saja dalam upaya pencapaian tujuan dengan cara yang paling efisien.

2.1  Tinjauan Umum Manajerial

 

Manajer adalah seseorang yang mengarahkan sumber daya untuk mencapai tujuan. Adapun fungsi manajer adalah ( 1 ) tanggung jawab langsung, termasuk mereka yang delegasi tugas dalam sebuah organisasi seperti sebuah perusahaan, keluarga, atau klub; ( 2 ) memberi masukan untuk digunakan dalam produksi barang dan jasa seperti output perusahaan, makanan untuk orang miskin, atau tempat penampungan gelandangan; atau ( 3 ) bertugas membuat keputusan, lain seperti produk harga atau kualitas

Ilmu Ekonomi adalah ilmu tentang pengambilan keputusan dalam menghadapi kelangkaan sumber daya

Menurut Mc Connel (1993), ekonomi manajerial adalah alat analisis yang sangat berguna bagi manajer dalam pengambilan keputusan bisnis. Sesuai dengan namanya, ekonomi manajerial merupakan hibrid dari ilmu ekonomi dan ilmu manajemen. Ilmu ekonomi adalah studi tentang perilaku manusia dalam memproduksi, mendistribusi dan mengkonsumsi barang dan jasa.Sedangkan sumber daya yang tersedia untuk mewujudkannya.

Sedangkan menurut Ket (2000) Ilmu manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni tentang bagaimana mengorganisasikan dan mengalokasikan sumber daya perusahaan yang terbatas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian ekonomi manajerial adalah aplikasi dari analisis ekonomi dalam membuat keputusan bisnis agar sumber daya perusahaan yang terbatas dialokasikan pada penggunaannya yang paling baik.

Ilmu Ekonomi Manajerial adalah studi tentang bagaimana pengolahan sumber daya  yang langka dengan cara paling efisien sedemikian rupa sehingga tujuan manajerial dapat tercapai.

 

2.2  Ruang Lingkup Manajerial

Dengan Ilmu Lain Sebagai terapan ilmu, ekonomi manajerial mempunyai kaitan yang erat dengan beberapa ilmu yang lain yaitu:

a.Teori ekonomi

Dalam pengambilan keputusan akan memberikan landasan teori untuk melakukan peramalan serta penjelasan perilaku ekonomi dengan menggunakan model-model. Teori ekonomi mikro teruatama berkaitan dengan teori perusahaan.
b. Ilmu pengambilan keputusan

Ilmu keputusan terdiri dari perangkat matematika ekonomi dan ekonometri (statistika) untuk membentuk dan mengestimasi model keputusan yang ditujukan untuk menentukan prilaku optimum perusahaan yaitu mencapai tujuannya dengan cara yang paling efisien. Matematika ekonomi digunakan untuk memformulakan (menggambarkan dalam bentuk persamaan) model ekonomi yang dipostulatkan dalam teori ekonomi. Dan Ekonometri kemudian menerapkan peralatan ststistik (terutama analisis regresi)pada data sunia nyata untuk mengestimasi model yang dipostulatkan oleh teori ekonomi dan digunakan untuk peramalan (forecasting).
Sebagai contoh, teori ekonomi mempostulatkan bahwa kuantitas yang diminta (Q) untuk suatu komositas adalah fungsi yang tergantung pada harga komoditas tersebut (P), pendapatan konsumen (Y), dan harga komoditas lain yang berhubungan yaitu; komoditas komplementer (Pc), dan substitusi (Ps). Bila diasumsikan bahwa selera tidak berubah maka kita dapat mempostulatkan model formal matematika sebagai berikut Q = f(P, Y, Pc, Ps) Dengan formula diatas kita dapat mengestimasi hubungan empirisnya (ekonometri) yang memungkinkan perusahaan untuk menentukan seberapa besar perubahan Q degan adanya perubahan dalam P, Y, Pc, dan Ps untuk meramalkan permintaan di masa yang akan datang untuk komoditas tersebut agar manajemen dapat mencapai maksud dan tujuan perusahaan (maksimasi laba) dengan cara yang paling efisien.

  1. Berbagai area fungsional dari ilmu adimistratif dan Bisnis
    Area fungsional administrasi bisnis meliputi; akuntansi, keuangan, pemasaran, manajemen sumber daya manusia, dan produksi. Jadi ekonomi manajerial merupakan pelajaran yang ruang lingkupnya luas yang menggabungkan teori ekonomi, ilmu pengambilan keputusan, dan area fungsional ilmu administrasi bisnis dan membahas bagaimana ketiga hal tersebut berinteraksi satu sama lain pada saat perusahaan berusaha mencapai tujuannya dengan cara yang paling efisien.

    2.3. Teori Perusahaan

  2. Sasaran dan Nilai Perusahaan.

Pada dasarnya sasaran yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan adalah memaksimumkan laba sekarang atau dalam jangka pendek.Namun demikian ada kalanya perusahaan rela mengorbankan atau melepaskan laba jangka pendeknya untuk meningkatkan laba dalam jangka panjang. Jika laba perusahaan sama dengan nilai perusahaan maka secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan.

Nilai perusahaan adalah nilai sekarang atau aliran kas suatu perusahaan yang diharapkan akan diterima pada masa yang akan datang. Nilai sekarang dari seluruh laba yang diharapkan pada masa yang akan datang:
PV : Present Value of all expected future laba (nilai sekarang dari seluruh laba yang diharapkan akan diterima pada masa yang akan datang.

pn : Expected Laba at year n (laba yang diharapkian pada tahun ke – n. dan t sama dengan 1,2, 3,…sampai ke n Nilai perusahaan TR = P.Q,

  1. Kendala Perusahaan dan keterbatasan Teori

Dalam usahanya tesebut perusahaan menghadapi kendala. Kendala tersebut muncul karena terbatasnya ketersediaan input yang esensial, seperti perusahaan tidak dapat memperoleh seluruh bahan mentah khusus sebanyak yang dibutuhkan. Adanya kendala mempersempit gerak perusahaan dalam upayanya mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan laba atau nilai perusahaan.

Masalah ini selanjutnya disebut sebagai kendala optimasi.

2.4. Laba

  1. Fungsi Laba.

Laba suatu perusahaan memberikan signal penting bagi perusahaan mengenai realokasi sumberdaya dalam masyarakat, dimana hal tersebut mencerminkan perubahan kemampuan konsumen dan permintaan, dalam suatu waktu.

  1. Laba Bisnis dan Laba Ekonomi

Business profit; penerimaan dikurangi dengan biaya eksplisit. Biaya eksplisit yaitu biaya yang benar benar dikeluarkan untuk membeli atau meggaji input yang digunakan dalam proses produksi. Laba ekonomi berarti penerimaan dikurangi dengan baik biaya eksplisit maupun biaya implisit. Biaya implisit adalah nilai input yang dimiliki dan digunakan oleh perusaahaan dalam prosees produksi.

  • Gaji yang dapat diperoleh oleh pengusaha/pemilik yang dapat diperoleh dari orang / pihak lain yang setara.
  • Pendapatan/return yang dapat diperoleh dari investasi modalnya, menyewakan tanahnya atau pendapatan dari input yang lain. Laba ekonomi ini penting agar keputusan investasinya benar.
  1. Teori tentang Laba.
  2. Risk-Bearing Theory of Profit

Laba ekonomi dibutuhkan oleh perusahaan untuk masuk dan bertahan dibeberapa bidang yang memiliki risiko di atas rata-rata.

  1. Frictional Theory of Profit

Laba timbul sebagai akibat dari gesekan atau gangguan dari keseimbangan jangka panjang.

  1. Monopoly Theory of Profit

Beberapa perusahaan dengan kekuatan monopoli dapat membatasi output dan mengenakan harga yang tinggi dibandingkan dengan harga pada pasar persaingan.

  1. Innovatioan Theory of Profit.

Laba ekonomi adalah imbalan karena pengenalan dari inovasi yang berhasil.

  1. Managerial Efficieny Theory of Profit.

Bila rata-rata perusahaan cenderung hanya memperoleh hasil normal dari investasi jangka panjang, perusahaan yang lebih efisien dari rata rata perusahaan tersebut akan memperoleh laba ekonomi.
Adapun Proses yang terkait dengan semua pengambilan keputusan manajerial yaitu:

  • Menetapkan tujuan perusahaan atau organisasi
  • Mendefinisikan masalah yang dihadapi untuk mencapai tujuan tersebut.
  • Mengidentifikasi berbagai solusi-solusi
  • Memilih solusi terbaik dari berbagai solusi yang tersedia.
  • Megimplementasikan keputusan tersebut.

3.1.1 AMCOT KEHILANGAN USD 3.5 juta : Manager di pecat

 

Pada hari selasa perusahaan software amcott di akhir tahun telah membukukan kerugian operasional sebesar USD 3,5 juta. Kabarnya, USD 1,7 juta dari kerugian yang berasal dari divisi bahasa asing.           Dengan suku bunga jangka pendek sebesar 7% amcott memutuskan untuk menggunakan USD 20 juta atas pendapatan yang di dapat untuk membeli saham dalam jangka tiga tahun pada Magicword, sebuah paket software yang mengubah generik software pengolah data  processor yang menyimpan teks berbahasa Perancis ke dalam bahasa Inggris. Penjualan pada tahun-pertama dari software trsebut (Magicword) adalah sebesar USD 7 juta, akan tetapi setelah penjualan dihentikan / tertunda atas pelanggaran hak cipta yang dituntut atau yang diajukan oleh pihak asing. Amcott mengalami kerugian dan harus  membayar denda sebesar USD 1,7 juta. Orang dalam mengatakan pelanggaran atas hak cipta berkaitan dengan   komponen yang sangat kecil dari perusahaan Magicword.

Ralp adalah seorang manajer Amcott yang telah dipecat atas kejadian diatas sebagaimana dikutip, “aku hanyalah sebagai  kambing hitam untuk pengacara di Amcott yang tidak mengerjakan tugas sebelum membeli hak cipta untuk Magicword”. Saya memperkirakan penjualan tahunan USD 7 juta per tahun selama tiga tahun. Menurut saya perkiraan penjualan akan mencapai target tersebut. Apakah anda tahu mengapa Ralp dipecat ?

3.1.2 Perusahaan Manufactur

Sebagai seorang marketing manajer di salah satu perusahaan pembuat mobil terbesar didunia, Anda bertanggung jawab kampanye iklan untuk kendaraan sport terbaru yang hemat energi.Tim dukungan Anda telah menyiapkan jadwal sebagai berikut, yang meliputi profitabilitas (akhir), perkiraan jumlah kendaraan dijual, dan rata-rata perkiraan harga jual untuk alternatif tingkat iklan. Proyek departemen akuntansi yang menggunakan alternatif terbaik untuk dana yang digunakan dalam kampanye iklan adalah investasi kembali 10%. Sehubungan dengan biaya iklan (yang account untuk keuntungan diproyeksikan lebih rendah dalam tahun 1 dan 2 tinggi dan moderat iklan intensitas), pemimpin tim merekomendasikan intensitas rendah iklan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Apakah Anda setuju?Jelaskan.

3.2    Pembahasan

3.2.1 AMCOT KEHILANGAN USD 3.5 juta : Manager di pecat

Dalam Keputusan Perusahaan  memiliki perilaku sesuai dengan prinsip etika dan pasar adalah suatu bentuk kompetisi. Perdagangan bergantung pada honoring contractdan kerjasama satu sama lain. Oleh karena itu, setiap Pimpinan Perusahaan  harus bertindak sesuai dengan pedoman etika dalam berbisnis. Bisnis adalah self-interest.Self-interest mempunyai konsekuensi dalam meningkatkan Pendapatan Perusahaan setiap.Bisnis bukan suatu bentuk ketamakan.

 Etika, Bisnis dan Hukum

Etika, bisnis dan hukum saling berhubungan tetapi ada bagian-bagian yang saling tumpang tindih misalnya masalah aturan dan peraturan yang harus dipatuhi oleh perusahaan dimana hukum dibuat oleh pemerintah, badan-badan regulator, asosiasi profesional dan lainya. Ada juga tumpang tindih antara hukum dengan etika terkait dengan larangan membunuh, dan juga terdapat area lain yang saling bersinggungan antara aktivitas bisnis dengan norma-norma etika. Intinya adalah etika seharusnya menjadi panduan tingkah laku diatas hukum. Hukum biasanya adalah standar minimum tentang tingkah laku yang bisa diterima, akan tetapi terkadang seringkali terjadi konflik hukum diberbagai negara yang berlarut-larut, atau mungkin tidak berlaku disuatu tempat. Sehingga dalam kasus seperti itu, etika ditempatkan diatas hukum standar minimal.

Teori-teori Utama tentang Etika yang dapat membantu memecahkan masalah dilema etika

  1. Teleology: Utilarism dan Consequentialism – Analisis Dampak

Mengevaluasi keputusan sebagai hal baik atau buruk, diterima dan tidak bisa diterima terkait dengan konsekuensi suatu keputusan

  1. Etika Deotologi – Motivasi yang mendasari tingkah laku

Mengevaluasi keetisan perilaku berdasarkan motibvasi pembuat keputusan dan berdasarkan tindakan deontologi yang dapat dianggap benar secara etis meskipun keputusan tersebut berdampak buruk terhadap si pembuat keputusan maupun masyarakat pada umumnya

  1. Keadilan dan Kelayakan – Penilaian Keseimbangan

Kebutuhan akan keadilan timbul karena dua hal yaitu ketika Perusahaan software pengambil kebutusan terhadp Ralp untuk dipecat dari analisi yuridis keputusan perusahaan sudah pengambil keputusan tepat karena untuk mempertahankan kestabilitas Software dalam berbisnis menujukan keperusahaan asing yang menjual aplikasi tersebut karna Ralp tidak konsistem dalam pengambilan keputusan walaupun Perusahaan Utung tetapi Nama dari perusahaan  Software bisa menjatuhkan bisnis yang telah berlangsung.

Pendapat Hukum Dan Teknologi

E-Government sifatnya interdisipliner karena melibatkan isu-isu yang berkaitan dengan domain hukum tradisional maupun modern, sosial, politik, ekonomi dan dilema budaya. Sebuah hukum adat membuat pendekatan untuk mengembangkan e-government hukum kerangka kerja yang sedang dihadapkan pada tantangan dan pendekatan-campuran dengan penekanan pada dialog dan koperasi hubungan di tingkat pemerintahan (misalnya pemerintah pusat dan daerah). Pengalaman OECD menunjukkan bahwa tidak ada pendekatan yang ”tepat”. Negara-negara telah mengadopsi pendekatan yang berbeda:

  • Memperkenalkan hukum baru vs memodifikasi yang sudah ada.
  • Pendekatan whole-of-government untuk pengembangan legislatif kohesif kerangka kerja (misalnya, ’E-Government Act’ seperti di Denmark dan Norwegia) vs pengesahan undang-undang yang mendukung tujuan e-government pada dasar yang dibutuhkan (misalnya, di Belanda, Hungaria dan Portugal).
  • Teknologi saat ini berkembang lebih cepat dari pada hukum. Perubahan materi pelajaran akan membuat hukum cepat usang.
  • Pentingnya keberlanjutan hukum pada sasaran teknologi.
  • Formulasi spesifik teknologi yang mengacu pada sarana komunikasi tidak diinginkan mengingat perubahan teknologi yang cepat.
  • Ide memiliki peraturan teknologi TIK yang murni didukung dari berbagai perspektif yaitu:
  • Perspektif tujuan peraturan : Dampak TIK harus diatur, dan bukan teknologi itu sendiri.
  • Perspektif pengembangan teknologi: Peraturan tidak harus memiliki pengaruh negatif pada pengembangan teknologi dan tidak boleh terlalu membedakan antar teknologi.
  • Perspektif murni legalistik: Legislasi harus abstrak dari teknologi beton sejauh mereka cukup berkelanjutan dan pada saat yang sama menghormati persyaratan pada kejelasan dan ketepatan hukum.

Sehingga Bisa ditarik kesimpulan ,untuk Perusahaan software terhadap Manager Ralp sudah tepat untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah dilakukan terhadap perusahaan asing tersebut

3.2.1 Perusahaan Manufactur

Setiap akhir periode akuntansi, perusahaan diwajibkan membuat laporan keuangan.Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan, minimal terdiri dari laporan perubahan modal, laporan laba rugi, dan laporan neraca.Akhir-akhir ini perusahaan juga diminta untuk membuat laporan arus kas karena laporan arus kas memberikan tambahan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.

Para investor dan kreditor tidak dapat mengavaluasi sebuah perusahan dengan hanya menguji data untuk satu tahun.inilah alasan mengapa sebagian besar laporan keuangan setidaknya melaporkan 2 periode atau 3 periode,seperti laporan laba rugi pada kenyataannya,sebagian besar analisis keuangan melakukan penelitian untuk mengambarkan kemajuan perusahaan dari waktu kewaktu.

Inilah yang terjadi pada sebuah perusahaan terbesar di dunia yang begerak di bidang pembuatan mobil mengalami kendala peningkatan profit, dalam 2 tahun terakhir ini,di akibatkan oleh tingginya biaya iklan yang di keluarkan oleh manajer marketing, sehingga profit yang didapatkan perusahaan teresubut dalam 2 tahun terakhir ini mengalami penurunan frofit.

Sebagai manajer keuangan mengkoordinasikan kepada manajer marketing agar iklan yang biasa di tayangkan  dimedia elektronik  10 kali dalam sehari dapat di tayangkan   5 kali,begitupun dengan iklan yang di media massa dan pemasangan iklan melalui baliho kalo bisa jaraknya jangan terlalu dekat.semua itu untuk menekan biaya iklan  selama ini terlalu tinggi di keluarkan oleh perusahaan.agar pada tahun ketiga perusahan bisa mendapatakan frofit yang maksimun.

Berikut  grafik dalam Ilustrasi menunjukan sejumlah data penting atau mengambarkan kecenderungan penjualan bersih serta riset dalam pengembangannya selama 3 tahun terakhir. Penjualan  serta riset dan pengembangan adalah faktor penting untuk meningkatkan laba atau profit setiap tahunnya.

Gambar 3.1. Ilustarsi data keuangan PT. Kelompok III Kutim, dalam bentuk grafik

Penjualan bersih (dalam jutaan)

 

 

Riset dalam pengembangan

Dalam bidang penjualan maupun bidang riset dan pengembangan hampir tidak tumbuh dalam 2 tahun terakhir ini.hal ini bukanlah tanda yang baik untuk masa depan perusahaan.sebagai seorang manajer bagaiman kita bisa menentukan apa yang sebenarnya terjadi pada kinerja tersebut sehingga biaya iklan terlalu tinggi selama 2 tahun tarakhir ini. Disini para manajer marketing dan para tim membutuhkan langka untuk membandikan kinerja,kemudian kita akan memiliki ide yang lebih baik tentang bagaimana menilai situasi di masa sekarang dan masa akan datang.

Mari kita gunakan sebuah analisis yang memberikan perbandingan dari tahun ke tahun atau selama 3 tahun ini ( 2011 s/d 2013 ).Banyak keputusan yang di tempu apakah dalam penjualan laba dan beban meningkat.atau menurun.mari kita ilustrasi ini:

Kenaikan
2013 2011/2012 Jumlah Prosentase
Penjualan bersih $ 18,119 $ 17,987 $  132 0,7%

 

Penjualan meningkat hanya sebesar 7/10 dari 1% (0,007 ) selama tahun 2013, yang di hitung sebagai berikut:

Menghitung nilai Dolar dari perubahan penjualan dari tahun 2011 ke 2013

2013  2011/2012 Kenaikan
$18,119 – $ 17,987 = $ 132

Membagi nilai dolar perubahan dengan nilai periode dasar.Hal ini menghitung prosentase perubahan untuk periode tersebut.

Prosentase perubahan = Nilai Dolar Perubahan
Nilai tahun Dasar
= $ 132 =0,0007’=0,7%
$ 17.987

Analisis terperinci seperti yang di gambarkan dalam ilustrasi laporan keuangan yang mengungkapkan bahwa penjualan bersih meningkat sebesar 0,7% selama tahun 2013 sehingga bisa memperoleh laba 57,3%.

Laporan laba rugi PT.Group III Kutim
Tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011,2012 dan 2013
Kenaikan
Nilai dolar dalam jutaan 2013 2011/2012 Jumlah Prosentase
Penjualan bersih $ 18.119 $ 17.987 $ 132 0,7%
Harga Pokok Penjualan 6,388 5,453 935 17,1
Laba Kotor 11,731 12,534 (803) (6,4)
Beban Operasi:
Pemasaran,penjualan dan administarsi 3,923 3,894 29 0,7
Iklan dan promosi Produk 1.290 1,299 (9) (0,1)
Riset dan  pengembangan 2,218 2,183 35 1,6
Beban Lainnya,bersih 1,794 251 1,543 614,7
Laba sebelum pajak 2,501 4,907 (2.406) (49,0)
Pajak penghasilan 435 73 362 495,9
Laba bersih $ 2.066 4.834 (2.768) (57,3)
Pada tahun 2013 PT. Kelompok  III Kutim Mendapatkan Laba atau Frofit Senilai 57,3%
Dengan menekan biaya iklan 9 juta dolar atau ‘0,1%

 

  • Kesimpulan

Ekonomi Manajerial merupakan penerapan teori ekonomi (terutama Teori ekonomi mikro) dan ilmu pengambilan keputusan untuk dunia bisnis.Titik berat pembahasannya adalah teori perusahaan dimana diasumsikan tujuan perusahaan dalam jangka pendek adalah memaksimumkan laba.Namun demikian orientasi pencapaian laba maksimum tersebut bergeser karena perusahaan menghadapi ketidakpastian dalam.Jangka panjang.Dalam jangka panjang tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan.Memaksimumkan laba jangka pendek berbeda dengan memaksimumkan nilai perusahaan dalam jangka panjang.

 

PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Ekonomi adalah kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan (needs) dan keinginan atau wants (untuk peningkatan kualitas hidup) manusia. Kata ekonomi sudah menjadi pembicaraan dan masalah kehidupan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap hari koran dan media lainnya memberitakan berbagai berbagai hal mengenai ekonomi. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas kehidupan masyarakat sangat dipengaruhi oleh kegiatan atau fenomena ekonomi yang terjadi di masyarakat tersebut.

Permintaan (demand) dan penawaran (supply) merupakan informasi dasar yang perlu diketahui oleh para pelaku atau aktor ekonomi guna menyusun strategi atau kiat untuk mencapai tujuannya. Permintaan adalah informasi penting yang menggambarkan peluang pasar bagi produsen, sementara bagi konsumen merupakan informasi dasar mengenai kecenderungan perubahan harga barang dan jasa. Selanjutnya permintaan ini juga merupakan informasi penting bagi pemerintah untuk menyusun perencanaan ekonomi nasional guna memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsi masyarakat.

Penawaran (supply) adalah informasi dasar yang perlu diketahui oleh para pelaku atau aktor ekonomi guna menyusun strategi atau kiat mencapai tujuannya. Informasi mengenai penawaran (supply) menggambarkan peluang bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsinya, sementara bagi produsen merupakan informasi dasar mengenai tingkat persaingan bisnis. Selanjutnya penawaran ini juga merupakan informasi penting bagi pemerintah untuk menyusun perencanaan ekonomi makro guna memajukan perekonomian nasionalnya.

  1. Pengertian Permintaan (Demand)

Permintaan adalah jumlah (dan kualitas) barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen pada kondisi tertentu. Permintaan ini biasanya dilambangkan dengan Qd. Permintaan akan barang dan jasa diartikan jumlah barang dan jasa yang ingin didapatkan (secara ekonomis akan dibeli) oleh konsumen.

Pengertian dan Jenis Barang atau Jasa

Berbagai kebutuhan dan keinginan konsumen biasanya ditunjukkan dalam bentuk barang (komoditas yang terlihat secara fisik), maupun jasa (komoditas yang tidak terlihat secara fisik). Dari sisi permintaan atau kebutuhan konsumen, barang dan jasa dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut.

  1. Barang dan jasa normal (normal goods) adalah barang dan jasa yang permintaannya berhubungan lurus dengan pendapatan (income) konsumen. Bila pendapatan konsumen meningkat, maka permintaan akan barang dan jasa yang bersangkutan juga meningkat dan sebaliknya.
  2. Barang dan jasa inferior (inferior goods) adalah barang dan jasa yang permintaannya berhubungan terbalik dengan pendapatan (income) konsumen. Bila pendapatan konsumen meningkat, maka permintaan akan barang dan jasayang bersangkutan menurun, dan sebaliknya. Contoh: Makan di restoran besar dengan makan di warung Tegal. Bila pendapatan konsumen meningkat, maka kecenderungan makan di restoran besar (permintaan makan di restoran besar, akan meningkat). Sebaliknya kecenderungan makan di warung Tegal (permintaan makan di warung Tegal) akan menurun. Dengan demikian, maka dapat dikatakan makan di warung Tegal inferior terhadap makan di restoran besar.
  3. Barang dan jasa utama adalah barang dan jasa yang diminta oleh konsumen. Barang dan jasa utama, dapat berupa barang normal, maupun barang inferior.
  4. Barang dan jasa pengganti (substitution goods) adalah barang dan jasa yang berfungsi sebagai barang pengganti (substitusi) barang utama. Atau lebih ringkasnya barang pengganti atau substitusi ini merupakan alternatif konsumsi bagi konsumen dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsinya. Misalnya, barang utama gula putih, maka barang substitusinya dapat berupa gula merah. Untuk barang utama kopi, barang substitusinya dapat berupa teh, atau jenis minuman lainnya. Jasa utama transportasi darat, jasa substitusinya dapat berupa transportasi laut, atau transportasi udara. Permintaan barang dan jasa pengganti ini berhubungan terbalik dengan permintaan barang utamanya. Bila permintaan barang dan jasa utama meningkat, maka permintaan akan barang dan jasa penggantinya akan menurun, dan sebaliknya.
  5. Barang dan jasa peengkap (complement goods) adalah barang dan jasa yang berfungsi sebagai pelengkap barang utama. Tanpa ada barang pelengkap ini, barang utama tidak atau kurang berfungsi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Misalnya, untuk barang utama mobil, maka barang pelengkapnya dapat berupa bahan bakar, atau ban mobil. Untuk jasa utamanya dokter, maka barang pelengkapnya, dapat berupa obat-obatan ataupun alat-alat kedokteran. Permintaan barang pelengkap ini berhubungan lurus dengan permintaan barang utamanya. Bila permintaan barang dan jasa utama meningkat, maka permintaan akan barang dan jasa pelengkapnya juga naik, dan sebaliknya.
  6. Barang dan jasa publik (public goods) adalah barang dan jasa yang untuk mengkonsumsinya yang bersifat non rivalry (dapat dikonsumsi secara bersamaan, pada waktu yang sama, tan pa saling meniadakan) dan non exclusive (semua orang dapat memanfaatkannya, tanpa harus membayar), seperti jalan raya, jembatan, terminal, pelabuhan, taman kota, dan sarana publik lainnya. Penyediaan barang dan jasa publik ini merupakan beban negara, yang diselenggarakan oleh pemerintahan. Permintaan akan barang dan jasa publik ini berhubungan lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakat.
  7. Barang dan jasa privat (private goods) adalah barang dan jasa yang bersifat exclusive (tidak semua orang dapat mengkonsumsinya karena harus membayar sesuai dengan harga yang berlaku). Dengan demikian, maka yang dapat mengkonsumsi barang privat ini adalah orang-orang yang mempunyai cukup pendapatan atau income saja. Permintaan akan barang privat ini, sangat dipengaruhi oleh hukum ekonomi,khususnya pendapatan, harga, dan jenis-jenis barang dan jasa di atas, kecuali untuk barang dan jasa publik.

Kurva Permintaan Dasar

  • Menunjukkan sejumlah barang yang akan dibeli pada harga alternatif, dengan menganggap faktor lain konstan.
  • Hukum Permintaan (Law of Demand)
  • Kurva Permintaan mengarah ke bawah
  • Hukum permintaan adalah makin rendah harga suatu barang makin banyak permintaan atas barang tersebut dan sebaliknya makin tinggi dan harga suatu barang makin sedikit permintaan atas barang tersebut.

 

 

Faktor Penentu Permintaan

  • Pendapatan
  • Barang Normal
  • Barang Inferior
  • Harga barang yang saling berhubungan
  • Harga substitudi
  • Harga pelengkap
  • Periklanan dan selera konsumen
  • Populasi
  • Harapan Konsumen

 

 

Fungsi Permintaan

Invers dari Fungsi Permintaan

Perubahan dalam Permintaan Kuantitas

Perubahan dalam Permintaan

Surplus Konsumen

  • Nilai konsumen didapat dari sebuah barang tetapi tidak harus membayar
  • Surplus konsumen (consumer’s surplus) didefinisikan sebagai keuntungan yang diterima oleh konsumen karena mempunyai kesempatan untuk membeli suatu barang pada harga marjinalnya bukan pada harga rata-ratanya. Misalnya kurva permintaan Marshallian berbentuk garis linier dengan slope menurun seperti pada gambar 1 berikut ini. Kurva ini mempunyai persamaan fungsi.

X(p) = 7 – atau p(X) = 35 – 5X untuk X > 0

Pada gambar tersebut diatas terlihat bahwa :

  • Jika harga barang adalah sebesar Rp. 30,-, maka konsumen akan membeli sebanyak 1 unit barang X.
  • Jika harga barang adalah Rp. 25,-, maka konsumen membeli sebanyak 2 unit barang X dan seterusnya.
  • Misal dibeli konsumen 4 unit barang X, dengan harga perunit Rp. 15,-, maka total yang hraus dibayar konsumen adalah sebesar : 4 x Rp. 15,- = Rp . 60,-. Nilai ini dikatakan bahwa konsumen membeli dengan nilai marjinalnya, dan dalam gambar 1 di tunjukkan oleh bagian ke 2.
  • Jika 4 unit tidak dibeli sekaligus, tetapi dibeli dengan :
  • 1 unit pertama sebesar 30,-
  • 1 unit kedua sebesar 25,-
  • 1 unit ketiga sebesar 20,-
  • 1 unit keempat terbesar 15,- , maka total yang harus dibayar adalah Rp. 90,- . Nilai ini dikatakan bahwa konsumen membayar dengan nilai rata-ratanya.
  • Nilai ini sama jika dihitung dengan nilai rata-ratanya. Nilai rata-rata perunit dibayar adalah : = Rp. 22.50,-
  • Untuk 4 unit dibeli, konsumen harus membayar : 4 x Rp. 22.50,- = 90,-
  • Nilai ini digambar dapat ditunjukkan pada bagian 1 dan 2.
  • Selisih sebesar Rp. 90,- –   60,- = Rp. 30,- merupakan surplus konsumen (consumer’s surplus) dan digambar 1 ditunjukkan pada bagian 1.
  • Misal sekarang harga barang naik menjadi Rp. 20,- perunit, maka konsumen akan membeli sebanyak 3 unit dengan total Rp. 60,-
  • Jika 2 unit dibeli dengan 1 unit sebesar Rp. 30,-
  • Unit kedua sebesar Rp. 25,- dan
  • Unit ketiga sebesar Rp. 20,- maka total yang harus dibayar oleh konsumen adalah sebesar :
  • 30,- + Rp. 25,-  +  Rp. 20,-  =  Rp. 75,-
  • Selisih sebesar Rp. 75,- – 60,-  =  Rp. 15,- merupakan surplus konsumen
  • Perubahan harga dari Rp. 15,- perunit menjadi Rp. 20,- menyebabkan surplus konsumen sebesar Rp. 30,- – 15,-  =  Rp. 15,-
  1. Pengertian Penawaran (Supply)

Setelah membahas permintaan atau jumlah barang yang mau dan mampu dibeli oleh bisnisnya. Maka berikutnya perlu dibahas bagaimana perilaku produsen dalam melaksanakan bisnisnya, khususnya dalam hal penyediaan (supply) barang dan jasa yang menjadi usaha utamanya.

Penawaran adalah jumlah (dan kualitas) barang dan jasa yang mau dijual oleh produsen, pada kondisi tertentu. Penawaran ini biasanya dilambangkan dengan Qs. Dengan demikian, penawaran (supply) akan barang dan jasa dapat diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang ingin dijual (secara bisnis menguntungkan) oleh produsen.

Penawaran Pasar (Market Supply)

Penawaran pasar adalah jumlah barang yang tersedia dan mau dijual oleh para produsen di pasar pada kondisi tertentu. Atau dapat juga digambarkan sebagai hubungan antara daftar harga jual barang dan jasa dengan kemauan dan kesediaan para produsen untuk menjual barang dan jasa yang bersangkutan.

Penawaran ini dapat digambarkan dalam bentuk :

  1. Kurva atau gravik : Menunjukkan perkembangan (arah) penawaran barang dan jasa menurut harga dan satuan waktu.
  2. Tabel atau daftar : Menunjukkan besarnya volume (kuantitas) penawaran barang dan jasa, menurut kelompok atau kriteria tertentu.
  3. Fungsi : Menunjukkan hubungan antara jumlah barang dan jasa yang ditawarkan produsen (untuk dijual), dengan faktor terkait, seperti harga (price), dari barang dan jasa yang bersangkutan, maupn biaya (cost) untuk memproduksi barang dan jasa tersebut.

Fungsi Penawaran dan Faktor yang Mempengaruhi

Seperti disinggung pada Bab 1 di muka , bahwa untuk memudahkan analisis fenomena ekonomi, digunakan pendekatan fungsi yang merupakan penyedarhanaan dari model. Berkaitan dengan hal tersebut maka untuk menganalisis penawaran juga digunakan fungsi penawaran. Fungsi penawaran adalah gambaran hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan (untuk dijual) dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Bila diamati dengan teliti, ternyata jumlah barang yang ditawarkan (untuk dijual) oleh produsen (Qs) atau keputusan produsen untuk menjual sejumlah barang dan jasa, dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain :

  1. Harga jual atau price (P) barang dan jasa

Produsen tidak mungkin mau menjual barang dan jasa bila harga jual (price)nya tidak memadai, atau tidak menghasilkan laba. Dengan demikian, maka perubahan harga jual (price,P) barang dan jasa akan mengubha jumlah penawaran barang dan jasa yang bersangkutan oleh produsen. Oleh karena itu, maka semakin tinggi harga, produsen cenderung menjual lebih banyak, karena labanya makin besar, dan sebaliknya.

  1. Biaya atau cost dari barang yang ditawarkan (untuk dijual)

Biaya produksi dan pengadaan barang dan jasa yang akan ditawarkan oleh produsen akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang didapat oleh produsen. Semakin tinggi biaya, semakin kecil laba yang didapat, begitu juga sebaliknya. Dengan demikian, bila biaya meningkat, produsen cenderung mengurangi penawarannya, karena labanya berkurang, begitu juga sebaliknya.

  1. Bahan baku dan teknologi produksi (RM dan Tek) untuk memproduksi barang dan jasa

Semakin mudah akses kepada bahan baku dan teknlogi produksi, produsen cenderung menyediakan barang dan jasa lebih banyak, dan sebaliknya.

  1. Faktor lainnya

Faktor lainnya yang mempengaruhi penawaran (supply) barang dan jasa oleh produsen, antara lain: tingkat persaingan, tersedia tidaknya barang substitusi, kecenderungan harga barang pelengkap dan sebagainya.

Oleh karena itiu, maka fungsi penawaran akan barang dan jasa dapat dirumuskan berikut :  Qs = f (P, Cost, RM, Tek, O, dst)

 

Hukum Penawaran

Istilah hukum penawaran yang dimaksudkan adalah hubungan sebab akibat (kausalitas), antara penawaran barang dan jasa dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Misalnya hubungan antara jumlah penawaran barang dan jasa dengan harga barang dan jasa tersebut, atau hubungan antara jumlah antara jumlah barang dan jasa yang ditawarkan dengan tingkat pendapatan (income) konsumen, dan seterusnya.

 

 

Bila Faktor yang Paling Berpengaruh adalah Harga (Price)

Qs = f (P, Cost, RM, Tek, dst),  à Qs = f (P)

Penawan barang dan jasa ditentukan oleh harga (price), Ceteris Paribus faktor lain dianggap tetap P à Qs  à bila harga (P) berubah, maka penawaran  (Qs) juga berubah, dengan arah perubahan yang sama.

Bila Faktor yang Paling Berpengaruh adalah Biaya (Cost)

Qs = f (P, Cost, RM, Tek, dst),  à Qs = f (Cost)

Penawaran akan barang dan jasa ditentukan oleh biaya (cost), Ceteris Paribus faktor lain dianggap tetap.

Cost à Qs à bila biaya (cost) berubah, maka penawaran (Qs) juga berubah, dengan arah perubahan yang berlawanan.

Fungsi penawaran ini dapat berbentuk linier (variabel independent-nya berpangkat satu), maupun nonlinier (variabel independent-nya berpangkat lebih dari satu).

Kurva Penawaran

Kurva adalah gambaran atau lukisan dari fungsi. Oleh karena itu, maka kurva penawaran (supply curved) adalah gambaran atau lukisan dari fungsi penawaran.

Bentuk Kurva Penawaran

Seperti halnya kurva permintaan yang dapat berbentuk linier ataupun non linier, maka kurva penawaran ini juga dapat berbentuk garis lurus (linier), maupun bukan garis lurus, seperti parabola, hiperbola, dan sebagainya, seperti gambar berikut.

  1. Pengertian Keseimbangan Pasar

Keseimbangan Pasar/Keseimbangan Permintaan dan Penawaran/market equilibrium adalah adanya kesepakatan antara konsumen yang akan membeli dengan produsen yang akan menjual barang dan jasa yang sama. Dengan demikian maka kedua pihak yang akan bertransaksi tersebut (konsumen dan produsen) menyepakati harga (price) persatuan (unit) dan jumlah (quality) satuan atau unit barang dan jasa yang ditransaksikan tersebut.

Syarat keseimbangan

Sebagaimana disinggung di atas, bahwa keseimbangan pasar terjadi bila ada kesepakatan (baik tulus ataupun terpaksa) antara konsumen yang membutuhkan dengan produsen yang menjual barang dan jasa. Oleh karena itu maka syarat keseimbangan pasar dapat didekati dengan matematika, yaitu jumlah (Q) maupun harga (P) barang dan jasa yang ingin dibeli oleh konsumen adalah sama. Atau keseimbangan tersebut akan terjadi bila kepentingan masing-masing pihak bertemu pada kesepakatan tersebut. Dengan demikian keseimbangan pasar dapat dirumuskan dalam bentuk kesamaan fungsi penawaran (Qs) dengan fungsi permintaan (Qd) atau bila Qd=Qs.

  1. Pembatasan Harga

Harga Tertinggi (Price Ceiling) adalah harga sah maksimum yang dapat dibebankan.

Contoh :

  • Harga bensin tahun 1970an
  • Perumahan di kota New York
  • Mengajukan pembatasan pada biaya ATM

Harga Terendah (Price Floor)

Harga minimum yang dapat dibebankan

Contoh :

  • Upah minimum
  • Harga penunjang pertanian
  1. Perbandingan Statis

Bagaimanakah harga keseimbangan dan perubahan kuantitas ketika sebuah faktor penentu dari penawaran dan / atau permintaan berubah ?

Analisis perbandingan statis menunjukkan bagaimana keseimbangan harga dan kuantitas akan berubah ketika sebuah faktor penentu atau permintaan mengalami perubahan.

 

 

 

 

 

 

 

 

Kesimpulan

Analisis Permintaan dan penawaran untuk :

  1. Memperjelas gambaran besar (dampak umum dari peristiwa saat ini pada keseimbangan harga dan kuantitas).
  2. Mengorganisasi rencana tindakan (dibutuhkan perubahan dalam produksi, persediaan, bahan dasar, sumber daya manusia, rencana pemasaran, dll)
  3. Pengembangan bisnis.

Hubungan permintaan dan penawaran berinteraksi untuk menentukan struktur pasar yang diamati dalam berbagai industri.

  1. Saran

Ekonomi adalah bagian dari kehidupan, menyangkut masalah keberlanjutan (sustainablity) kepuasan dari pihak-pihak yang bertransaksi, maka masalah etika atau norma berupa nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang bertransaksi dan berlaku di masyarakat. Bila salah satu pihak tidak puas dengan transaksi yang dilakukan dan ,erasa dirugikan atau dizalimi oleh pihak lain, maka kemungkinan untuk terjadinya transaksi berikutnya akan sangat kecil. Oleh karena itu maka idealnya para pihak yang bertransaksi akan berusaha menjaga keberlanjutan kepuasan masing-masing pihak tersebut. Sehubungan dengan hal ini diperlukan masalah etika yang disepakati bersama.

PROSES PRODUKSI DAN BIAYA-BIAYA

Biaya produksi merupakan Faktor penting yang harus diperhatikan ketika suatu perusahaan akan menghasilkan suatu produksi. Hal ini dikarenakan setiap perusahaan tentu menginginkan keuntungan yang besar dalam setiap usaha produksinya. Oleh karena itu, diperlukannya suatu pemahaman tentang teori-teori biaya produksi agar suatu perusahaan dapat memperhitungkan biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu output barang.

Proses produksi adalah serangkaian kegiatan untuk menghasilkan output tertentu, dimana output yang dihasilkan tersebut dipengaruhi oleh input yang digunakan dalam proses produksi. Setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang disebut fungsi produksi. Dengan menggunakan fungsi produksi kita dapat menentukan tingkat output maksimum yang bisa diproduksi dengan sejumlah input tertentu, atau menentukan jumlah input minimum untuk menghasilkan tingkat output tertentu.

Pemahaman teori produksi sangat penting bagi suatu perusahaan karena perusahaan dapat memperhitungkan biaya-biaya apa saja yang diperlukan untuk menghasilkan suatu barang serta perusahaan dapat menentukan harga satuan output barang.

  1. Batasan Rumusan Masalah

Untuk penulisan makalah ini, penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas pada makalah, yaitu :

  1. Apakah analisis produksi?
  2. Apakah analisis fungsi biaya?
  1. Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk :

  1. Memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Manajerial dan Strategi Bisnis.
  2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang proses produksi dan biaya-biaya.
  3. Mengetahui tentang analisis produksi dan analisis fungsi biaya.

Fungsi Produksi

Untuk memahami teori produksi, kita perlu mengetahui fungsi produksi terlebih dahulu. Fungsi produksi adalah fungsi yang mendefinisikan jumlah maksimum output yang dapat diproduksi dengan seperangkat input yang diberikan. Fungsi produksi menjelaskan hubungan antara faktor-faktor produksi dengan hasil produksi. Faktor produksi dikenal dengan istilah input ,sedangkan hasil produksi disebut sebagai outputhubungan kedua variable (input dan output) tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan, sebagai berikut :

Q = f (K,L)

Q adalah output, sedangkan K,L,R,dan T merupakan input. Input K adalah jumlah modal, L adalah jumlah tenaga kerja Besarnya jumlah output yang dihasilkan tergantung dari penggunaan input-input tersebut. Jumlah output dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan penggunaan jumlah input K dan L. Untuk memperoleh hasil yang efisien, produsen dapat melakukan penggunaan input yang lebih efisien.

Konsep-konsep penting dalam analisa produksi :

  1. Jenis input :
  2. Variabel inputs adalah semua input yang dapat dirubah-rubah dalam jangka pendek sesuai dengan kebutuhan. Contoh : tenaga kerja
  3. Fixed inputs adalah semua input yang tidak dapat dirubah seketika tanpa biaya yang sangat besar.
  4. Jangka waktu :
  5. Jangka pendek adalah suatu periode dimana paling tidak terdapat 1 jenis input yang bersifat tetap (fixed)
  6. Jangka panjang adalah suatu periode waktu dimana produsen mempunyai cukup waktu untuk menambah semua faktor produksinya. Jadi dalam jangka panjang faktor produksi bersifat variabel.

Faktor-faktor yang tetap adalah input dimana manajer tidak dapat menyesuaikan dalam jangka pendek. Faktor-faktor variabel adalah input yang mana manajer dapat mengatur untuk mengubah produksi.

Pekerjaan seorang manajer adalah menggunakan fungsi produksi yang tersedia secara efisien. Hal ini berarti bahwa seorang manajerharusmenentukan berapa banyaktiap input yangdigunakanuntuk menghasilkanoutput. Manajer harusmenentukan berapa banyaktiap input yangdigunakanuntuk menghasilkanoutput.Dalam jangka pendek, beberapa faktorproduksitetap, dan inimembatasi pilihanAndadalam membuat keputusanmasukan.

  1. Ukuran Produktivitas

Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat produksi suatu komoditas dengan satu faktor produksi yang variabel.Dalam hal ini perlu diingat bahwa fokus pembahasan ditekankan pada hubungan antara satu faktor produksi yang variabel dengan output.Dalam hungungan tersebut terdapat satu faktor tetap yang tidak berubah jumlahnya. Karena faktor produksi yang digunakan tidak berubah jumlahnya, maka perhatian lebih ditekankan pada hubungan faktor produksi tersebut dengan output yang dihasilkan.

  1. Total produk (total product) adalah tingkat output maksimum yang dapat diproduksi dengan jumlah input tertentu.Rumusannya sebagai berikut :

TP = f (K,L)

Dimana :

TP = produksi total

K  = barang modal (yang dianggap konstan)

L  = tenaga kerja/ buruh

  1. Produksi rata-rata (average product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi.

Rumus produk rata-rata (AP) = TP/L

AP = Produk rata-rata (Average product)

L = Tenaga kerja (labor)

TP = Produk keseluruhan (Total product)

Produk Rata-Rata dari Tenaga Kerja

APL = Q/L

Mengukur output dari “rata-rata” pekerja

Contoh : Q = F(K,L) = K0.5 L0.5

Jika input adalah K = 16 dan L = 16, maka produk rata-rata dari tenaga kerja adalah APL = [(16)0.5(16)0.5]/16=1

Produk Rata-Rata dari Modal

APK = Q/K

Mengukur output dari “rata-rata” unit modal

Contoh : Q = F(K,L) = K0.5L0.5

Jika input adalah K = 16 dan L = 16, maka produk rata-rata dari modal adalah APK = [(16)0.5(16)0.5]/16=1

  1. Produk Marginal adalah Perubahan total output disebabkan oleh unit terakhir dari input. Produk Marginal Tenaga Kerja : MPL = ΔQ/ΔL
    1. Mengukur output yang dihasilkan oleh pekerja terakhir
    2. Kemiringan dari fungsi produksi jangka pendek (terhadap tenaga kerja)

Produk Marginal Modal : MPK = ΔQ/ΔK

  1. Mengukur output yang dihasilkan dari unit modal yang terakhir
  2. Ketika modal dibiarkan berubah dalam jangka pendek maka MPK adalah kemiringan dari fungsi produksi (terhadap modal)

Salah satu model pengukuran produktivitas yang sering digunakan adalah pengukuran berdasarkan pendekatan fungsi produksi Cobb-Douglas, yaitu suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua variabel atau lebih, variabel yang satu disebut variabel independent (Y) dan yang lain disebutvariabel dependent (X).

Cobb-Douglas itu sendiri merupakan bentuk fungsional dari fungsi produksi secara luas digunakan untuk mewakili hubungan output untuk input. Hal ini diusulkan oleh Knut Wicksell (1851-1926), dan iuji terhadap Buktistatistik oleh CharlesCobb dan Paul Douglas di 1900-1928.

Contoh :

Q = F(K,L) = K0.5 L0.5

K adalah tetap sebanyak 16 unit

Fungsi produksi jangka pendek : Q = (16)0.5 L0.5 = 4 L0.5

Produksi ketika 100 unit tenaga kerja digunakan : Q = 4 (100)0.5 = 4(10) = 40 unit

Manfaat dari dari fungsi produksi Cobb-Douglas

  1. Mengetahui produktivitas marginal dari input tertentu yang tergantung pada tingkat penggunaan semua input.
  2. Fungsi tersebut dilinierkan dengan melogaritmakan menggunakan analisis regresi linier.
  1. Law of Diminishing Return

Law of diminishing return/Hukum hasil yang menurun menyatakan bahwa penambahan unit input variabel terhadap input tetap melampaui titik tertentu akan menurunkan tambahan output (produk marjinal) dari input variabel tersebut

Kurva 2.1 Increasing, Diminishing and Negative Marginal Returns

Keterangan :

  1. Increasing Marginal Returns adalah jangkauan penggunaan input dimana produk marjinal meningkat.
  2. Decreasing Marginal Returns adalah jangkauan penggunaan input dimana produk marjinal menurun.
  3. Negatif Marginal Returns adalah jangkauan penggunaan input dimana produk marjinal negatif.
  4. Prinsipnya. Fase marjinal return sebagai penggunaan input meningkat, produk marjinal awalnya meningkatkan (marjinal return meningkat), kemudian mulai menurun (penurunan marjinal return ), dan akhirnya menjadi negatif (marjinal return negatif ).
  1. Petunjuk untuk Proses Produksi
    1. Memproduksi dari fungsi produksi.

Menyelaraskan insentif sebagai upaya untuk memaksimalkan usaha pekerja.

  1. Mempekerjakan pada input yang tepat

Ketika tenaga kerja atau modal berubah dalam jangka pendek, untuk memaksimalkan keuntungan seorang manajer akan mempekerjakan.

  1. Tenaga kerja sampai nilai dari produk marginal tenaga kerja sama dengan gaji :

VMPL = w, di mana         VMPL = P x MPL

  1. Modal sampai nilai produk marginal modal sama dengan tarif sewa :

VMPK = r, di mana VMPK = P x MPK

  1. Produksi Jangka Panjang

Yang dimaksud dengan produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi simana semua factor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua factor produksi bersifat variabel.

  1. Kurva Produksi Sama (Isoquant)

Yang dimaksud dengan isoquant adalah kurva yang merupakan tempat kedudukan titik-titik yang menunjukan kombinasi dua faktor produksi guna menghasilkan tingkat produksi yang sama. Kurva isoquant memiliki ciri-ciri sama dengan kurva indefferensi dalam teori prilaku konsumen. Kurva isoquant menunjukkan  kombinasi dua faktor produksi yang menghasilkan jumlah produk yang sama.Kombinasi dari input (K,L) yang memberi produsen tingkat output yang sama. Bentuk dari isoquant mencerminkan kemudahan di mana produsen dapat mensubstitusi antara input-input sementara tetap menjaga tingkat output yang sama.

Kurva 2.2 Isoquant

  1. Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS)

Tingkat di mana dua input disubsitusikan dengan menjaga tingkat output yang sama

Kurva 2.3 MRTS

  1. Isoquant Linear

Modal dan tenaga kerja adalah substitusi yang sempurna

  1. Q = aK + bL
  2. MRTSKL = b/a
  3. Isoquant yang linear menyiratkan bahwa input-input dapat disubstitusi pada tingkat yang konstan, tidak terpengaruh dari tingkat input yang digunakan.

Kurva 2.4 Isoquant Linear

 

  1. Leontief Isoquant
  1. Modal dan tenaga kerja adalah komplemen yang sempurna
  2. Modal dan tenaga kerja digunakan dalam proporsi yang tetap
  3. Q = min{bK,cL}
  4. Karena modal dan tenaga kerja digunakan dalam proporsi yang tetap maka tidak ada input pengganti sepanjang isoquant (sehingga, tidak ada MRTSKL)

Kurva 2.5 Leontif Isoquant

  1. Garis biaya sama (Isocost)

Isocost adalah kurva yang menunjukan kedudukan dari titik-titik yang menunjukan kombinasi factor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu. Kombiniasi pengunaan Ciri-ciri kurva isocost sama dengan budget line atau kurva garis anggaran dalam teori prilaku konsumen.

  1. Kombinasi dari input-input yang menghasilkan tingkat output pada biaya yang sama:

wL + rK = C

  1. Disusun kembali, K = (l/r)C – (w/r)L
  2. Untuk harga input yang diberikan, isocost yang lebih jauh dari titik asal adalah berhubungan dengan biaya-biaya yang lebih tinggi
  3. Perubahan dari harga input mengubah kemiringan dari garis isocost

Kurva 2.6 Isocost

 

 

 

 

 

  1. Minimalisasi Biaya

Produk marginal per dollar yang dikeluarkan harus sama untuk semua input :

Namun, hal ini hanya

Kurva 2.7 Minimalisasi Biaya

  1. Substitusi Input Optimal

Sebuah perusahaan awalnya memproduksi Q0 dengan menggunakan kombinasi input yang

diwakili oleh titik A pada biaya C0.

Misalkan w0 turun menjadi w1

  1. Kurva isocost berputar berlawanan arah jarum jam; di mana mewakili tingkat biaya yang sama sebelum perubahan gaji.
  2. Untuk menghasilkan tingkat output yang sama, Q0, perusahaan akan menghasilkan isocost pada garis yang lebih rendah (C1) pada titik B
  3. Kemiringan dari garis isocost yang baru mewakili hubungan gaji yang lebih rendah terhadap tarif sewa modal.

Kurva 2.8 Subtitusi Input Optimal

  1. Analissis Fungsi Biaya

Fungsi biaya adalah gambaran matematis tentang bagaimana biaya berubah mengikuti perubahan tingkat aktivitas yang berhubungan dengan biaya tersebut.Penggunaan konsep biaya relevan untuk keputusan penentu tingkat output dan harga secara, tepat membutuhkan suatu pemahaman tentang hubungan antara biaya dan output suatu perusahaan atau dengan kata lain fungsi biayanya tergantung pada fungsi produksi perusahaan dan fungsi penawaran pasar dari input-input yang digunakan perusahaan tersebut.

  1. Biaya Jangka Pendek

Short-Run Cost Function adalah Fungsi yang mendefinisikan minimum biaya yang mungkin dalam memproduksi tingkat setiap output ketika faktor variabel yang digunakan dalam model cost-minimizing.Dalam jangka pendek, peningkatan produk memerlukan jumlah input yang lebih banyak, artinya biaya juga meningkat. Biaya jangka pendek antara lain seperti dibawah ini :

  1. Biaya tetap (fixed cost/FC) adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan. FC : Biaya yang tidak berbeda dengan output

Kurva 2.9 Biaya Tetap

  1. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang dipengaruhi oleh tingkat output yang dihasilkan. VC(Q) : Biaya yang berbeda dengan output.

Kurva 2.10 Biaya Variabel

  1. Biaya total adalah biaya tetap total (TFC) ditambah biaya variabel total (TVC).

(TC = TFC + TVC). TC(Q) : Biaya total minimum untuk menghasilkan berbagai tingkat alternatif output. TC(Q) = VC(Q) + FC

Kurva 2.11 Biaya Total

  1. Biaya Penyusutan (Sunk Cost) adalah Biaya – biaya yg telah dikeluarkan tetapi tidak relevan lagi untuk ikut dipertimbangkan berkaitan dgn keputusan manajerial yg akan diambil

Kurva 2.12 Hubungan antara Biaya Total, Biaya Variabel dan Biaya Tetap

  1. Biaya tetap rata-rata (AFC) adalah perbandingan antara total biaya tetap (TFC) dengan jumlah produksi yang dihasilkan (Q). AFC = FC/Q
  2. Biaya variabel rata-rata (AVC) adalah perbandingan antara total biaya variabel (TVC) dengan jumlah produksi yang dihasilkan (Q). AVC= VC(Q)/Q
  3. Biaya total rata-rata (ATC) adalah perbandingan antara biaya total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang dengan jumlah produksi yang dihasilkan (Q). ATC = AVC + AFC atau ATC = TC(Q)/Q.
  4. Biaya Marjinal. peningkatan atau penurunan total biaya suatu perusahaan akibat penambahan atau pengurangan satu unit MC = ΔTC/ΔQ

Kurva 2.13 Hubungan antara Biaya Rata-Rata dan Biaya Marjinal

  1. Pendugaan Fungsi Biaya

Bentuk fungsi antara lain adalah :

  1. Fungsi Kubik (efektif untuk Fungsi biaya jangka pendek)
  2. Fungsi Cobb-Douglas (efektif untuk. Fungsi biaya jangka panjang)

Fungsi Kubik adalah sebuah fungsi dari output; menyediakan aproksimasi yang wajar untuk hampir setiap fungsi biaya.

C(Q) = f + aQ + bQ2 + cQ3

Biaya Marginal untuk Dihafalkan :

MC(Q) = a + 2bQ + 3cQ2

Kalkulus :

dC/dQ = a + 2bQ + 3cQ2

 

Sebagai contoh dibawah ini :

Biaya Total: C(Q) = 10 + Q + Q2

Fungsi biaya variabel: VC(Q) = Q + Q2

Biaya variabel untuk memproduksi 2 unit: VC(2) = 2 + (2)2 = 6

Biaya tetap: FC = 10

Fungsi biaya marginal: MC(Q) = 1 + 2Q

Biaya marginal untuk memproduksi 2 unit: MC(2) = 1 + 2(2) = 5

  1. Biaya Jangka Panjang
  1. Long Run Average Cost Curve

Kurva yang mendefinisikan minimal biaya rata-rata memproduksi tingkat alternatif output, memungkinkan untuk seleksi yang optimal dari kedua faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel.

Kurva 2.14 Long Run Average Cost

Dalam jangka panjang pengusaha dapat menambah atau mengurangi jumlah pabrik sesuai dengan tingkat produksi yang direncanakan.Kemampuan tersebut memungkinkan perusahaan beroperasi dengan biaya rata-rata yang minimum pada berbagai tingkat produksi.Kurva yang menunjukkan titik-titik biaya rata-rata minimum pada berbagai tingkat produksi disebut kurva amplop. Kurva ini merupakan kurva biaya rata-rata jangka panjang atau long run average cost (LAC).

  1. Skala Ekonomi

Economies of scale, Ada ketika biaya rata-rata longrun menurun karena output yang meningkat. Diseconomies of scale, Ada ketika biaya rata-rata longrun naik karena output yang meningkat. Constant Return to Scale, Ada ketika biaya rata-rata longrun tetap konstan sebagai output yang meningkat.

Kurva 2.15 Skala Ekonomi

  1. Fungsi Biaya Multi-Produk

C(Q1,Q2) : Biaya untuk menghasilkan dua output secara bersama

Bentuk umum fungsi :

C(Q1,Q2) = f + aQ1Q2 + bQ12 + cQ22

  1. Lingkup Ekonomi

C(Q1,0) + C(0,Q2) > C(Q1,Q2)

Adalah lebih murah untuk menghasilkan dua output secara bersama-sama daripada secara terpisah

Contoh :

Adalah lebih murah bagi Time-Warner untuk memproduksi layanan koneksi internet dan layanan Instant Messaging secara bersama-sama daripada secara terpisah.

  1. Komplementaritas Biaya

Biaya marginal dari produksi barang 1 menurun karena banyak dari barang 2 diproduksi :

ΔMC1(Q1,Q2)/ΔQ2< 0

Contoh :

Sapi bersembunyi dan menyerang

  1. Fungsi Kuadrat Biaya Multi-Produk

C(Q1,Q2) = f + aQ1Q2 + (Q1)2 + (Q2)2

MC1(Q1,Q2) = aQ2 + 2Q1

MC2(Q1,Q2) = aQ1 + 2Q2

Komplementaritas biaya :  a< 0

Lingkup ekonomi :    f > aQ1Q2

C(Q1,0) + C(0,Q2) = f + (Q1)2 + f + (Q2)2

C(Q1,Q2) = f + aQ1Q2 + (Q1)2 + (Q2)2

f >aQ1Q2 : Produksi bersama lebih murah

aQ1Q2> 0 : Produksi bersama lebih murah

Contoh numerik :

C(Q1,Q2) = 90 – 2Q1Q2 + (Q1)2 + (Q2)2

Komplementaritas biaya?

Ya, ketika a = -2 < 0

MC1(Q1,Q2) = -2Q2 + 2Q1

Lingkup Ekonomi?

Ya, ketika 90 > -2Q1Q2

Kesimpulan

Faktor produksi merupakan sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada  perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yangkemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources).

Fungsi produksi menggambarkan berapa jumlah produksi maksimum yang mampudiproduksi oleh produsen pada setiap kombinasi input atau faktor produksi yang ada.Isoquant adalah kurva yang menunjukkan semua kombinasi input yang dibutuhkan dalammenghasilkan suatu produksi oleh produsen. Garis biaya sama adalah kurva yangmenggambarkan gabungan faktor-faktor produksi yang dapat digunakan dengan sejumlah biaya tertentu. Untuk membuat garis biaya sama, diperlukan data tentang harga faktor-faktor  produksi yang digunakan dan jumlah uang yang tersedia untuk membayar faktor-faktor  produksi.

Fungsi biaya merupakan dasar untuk membantu menentukan perilaku memaksimalkan keuntungan.

Untuk memaksimalkan keuntungan (meminimalkan biaya) manajer harus menggunakan input sedemikian rupa sehingga nilai marginal dari tiap input mencerminkan harga yang harus dibayar perusahaan untuk menggunakan input.

ORGANISASI PERUSAHAAN

Di era globalisasi ini, lingkungan bisnis semakin diselimuti oleh ketidakpastian dan gejolak perubahan lingkungan bisnis yang dinamik.Informasi mengenai produk pun semakin mudah diperoleh konsumen. Hal ini memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dalam hal peningkatan efisiensi di setiap lini bisnis mereka, termaasuk dalam hal proses pembelian komponen karena hal tersebut berkaitan erat dengan biaya produksi dan keputusan penetapan harga barang.

Setiap perusahaan berharap untuk dapat memproduksi output sebanyak-banyaknya dengan biaya produksi sekecil-kecilnya. Namun, untuk mencapai objektif tersebut bukanlah hal yang mudah.Masih banyak perusahaan-perusahaan yang berkutat dengan masalah biaya produksi yang terlalu tinggi sehingga mengakibatkan kecilnya keuntungan yang didapat atau kesulitan dalam berkompetisi di pasar.

Kondisi ini membuat para manajer mulai focus pada fleksibilitas sebagai cara baru untuk mencapai keuntungan kompetitif (Gerwin, 1993; Jordan dan Graves, 1995). Dalam hal ini majaer berharap pemasok material dapat lebih fleksibel dan akomodatif terhadap kuantitas pesanan perusahaannya.

Semakin besarnya suatu perusahaan, masalah barupun muncul.Kita dapat menemukan adanya pemisahaan antara kepemilikan dan pengelolaan di mana pemilik merupakan stockholder jauh (tidak secara langsung mengatur dan mengontrol perusahaannya), sedangkan kegiatan harian perusahaan lebih diambil alih oleh seorang manajer (Baye, 2009).Keadaan seperti ini membuat pemilik tidak dapat dengan mudah mengetahui kondisi yang sebenarnya mengenai penurunan keuntungan perusahaannya; apakah karena penurunan permintaan dari pasar atau karena kesalahan manajer dalam mengelola perusahaan tersebut.

Suatu perusahaan wajib memiliki sumber daya manusia yang tidak hanya memiliki pengetahuan dan skill yang bagus, melainkan juga komitmen dan kesetiaan yang tinggi kepada perusahaan agar mereka dapat bekerja dengan kemampuan terbaiknya demi terwujudnya tujuan bersama perusahaan.

1.2 Permasalahan

Peranan manajer adalah untuk mencari metode yang sesuai untuk memperoleh material (input) yang digunakan untuk produksi barang yang diharapkan dapat meminimalisasi biaya produksi. Namun, terkadang manajer menghadapi masalah untuk menentukan cara optimal untuk pembelian material. Selain itu, suatu perusahan juga menghadapi permasalahan terkait tenaga kerja yang kurang memiliki komitment untuk bekerja demi tujuan perusahaan.

2.1 Metode-Metode dalam Pembelian Material (Inputs)

Proses pembelian material merupakan salah satu aktifitas penting dalam suatu supply chain dan dapat memberikan pengaruh yang cukup besar pada kinerja suatu perusahaan (Lambert, et al. 1998). Christopher (1992) menambahkan bahwa kegiatan pembelian material yang tepat diharapkan dapat mengurangi biaya produksi, menjaga level stok diposisi yang aman (tidak berlebihan/kekurangan), mempengaruhi kualitas produk akhir yang diproduksi sehingga perusahaan dapat secara fleksible masuk ke pasar. Dalam hal ini, manajer dapat menggunakan beberapa pendekatan untuk memperoleh material yang dibutuhkan pada proses produksi perusahaannya seperti:

2.1.1 Spot Exchange

Manajer dapat memperoleh material dengan menggunakan spot exchange. Baye (2009) menjelaskan bahwa metode ini terjadi ketika pembeli dan penjual material bertemu dan melakukan transaksi pertukaran (jual-beli) tanpa adanya ikatan kontrak formal. Dengan metode spot exchange, pembeli dan penjual tidak perlu saling tahu dan mengenal satu sama lain.

Contoh: Seorang tukang jahit membeli kain di sebuah toko kain dan kemudian membayar kain-kain tersebut sesuai total harganya.

Keuntungan dari metode spot exchange adalah karena tidak diperlukannya ikatan kontrak formal, manajer dapat dengan mudah dan fleksibel mengubah kuantitas dan jenis-jenis input yang dibeli berdasarkan kebutuhan pasar.

Namun, kelemahannya adalah manajer mungkin saja mendapatkan harga yang lebih mahal (tidak mendapatkan potongan harga) karena tidak adanya hubungan kedekatan kerja sama antara manajer sebagai pembeli dan pemasok. Selain itu, kualitas material pun dapat mengalami perubahan karena pemasok yang berbeda-beda.

Metode ini dapat digunakan oleh mereka yang memiliki spesialisasi dalam memproduksi input menjadi output, di mana input biasanya sudah terstandarisasi.

Table 1: Keuntungan dan Kelemahan Metode Spot Exchange

Keuntungan Kelemahan
·       Fleksibilitas dalam hal kuantitas dan jenis-jenis material yang dibutuhkan ·       Kemungkinan mendapatkan material dengan harga yang lebih mahal (tidak mendapatkan diskon) dari penjual
·       Dapat menyesuaikan dengan kondisi pasar ·       Kualitas material tidak konsisten

Source: Baye (2009)

2.1.2 Mendapatkan Material dengan Ikatan Kontrak

Berbeda dengan spot exchange, di metode berikut ini manajer memperoleh material (input) yang dibutuhkan dengan menggunakan kontrak yang disepakati oleh pembeli dan pemasok, dimana bersifat formal dan legal. Dalam sebuah kontrak terdapat istilah yang mana kedua belah pihak setuju untuk bekerja sama pada suatu periode tertentu. Kontrak biasanya mencakup jenis produk/jasa yang ditawarkan, harga dari setiap produk/jasa tersebut, dan sebagainya sesuai dengan apa yang disetujui oleh kedua belah pihak pembeli dan penjual (Baye, 2009)

Contoh: Misalnya penjahit tersebut memilih untuk membuat proses pembeliannya lebih formal dengan toko kain A dengan menandatangani kontrak kerja sama. Di dalam kontrak tersebut, dapat dijelaskan mengenai harga-harga setiap jenis kain, kuantitas yang dibutuhkan, dan periode kontrak yang diinginkan, misalnya 2 tahun.

Dengan menggunakan kontrak, perusahaan (pembeli) dapat lebih menspesialisasikan/ memfokuskan kegiatannya yang memberikan “added value”, karena untuk hal material telah diambil alih oleh perusahaan lain (pemasok).

Sedangkan kelemahan metode ini adalah mahal untuk membuat sebuah kontrak karena membutuhkan biaya legal (notaris) dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menuliskan spesifikasi dan tanggung jawab kedua belah pihak secara detail. Selain itu, metode ini juga kurang fleksibel dan sangat susah untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi di masa depan, di luar apa yang tertuang pada kontrak.

Metode ini cocok digunakan jika untuk membuat kontrak dan menjelaskan spesifikasi produk/jasa yang dibutuhkan relative mudah.

Table 2: Keuntungan dan Kelemahan Pembelian Material dengan Kontrak

Keuntungan Kelemahan
·       Perusahaan (pembeli) dapat lebih focus/menspesialisakan kegiatannya pada kegiatan-kegiatan yang memberikan “added-value” ·       Mahal

·       Memakan waktu yang cukup lama untuk membuat sebuah kontrak

·       Kurang fleksibel untuk menghadapi kemungkina-kemungkinan di masa datang

Source: Baye (2009)

2.1.3 Memproduksi Input secara Internal (Vertical Integration)

Manajer juga dapat memilih untuk membuat sendiri material (input) yang dibutuhkan untuk produksi dalam perusahaannya secara internal. Contoh: Penjahit tersebut memutuskan untuk memproduksi kain sendiri yang dia gunakan sebagai bahan baku untuk membuat baju. Oleh karena itu, ia mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan kain. Dalam hal ini, ketika sesorang/sebuah perusahaan memilih untuk memproduksi material secara internal, tanpa adanya supplier perusahaan lain maka ia melakukan yang disebut “vertical integration”

Keuntungan dari metode ini adalah perusahaan tidak perlu lagi bergantung pada perusahaan lain  untuk memproduksi dan mempersiapkan material yang dibutuhkan. Methewson dan Winter (1983) berpendapat bahwa dengan vertical integration, perusahaan akan memiliki control penuh terhadap kualitas dan harga dari material-material tersebut. Selain itu, vertical integration juga akan mengurangi resiko-resiko yang berkaitan dengan supply seperti kemungkinan keterlambatan/kekurangan material, kehilangan intellectual property, alasan keamanan dan kesehatan, dll yang dapat berdampak negative pada reputasi perusahaan (Bowersox, et. al, 2012)

Kendatipun demikian, karena kegiatan produksi material menjadi bagian dari perusahaan, mereka tidak dapat menspesialisasikan kegiatannya. Selain itu, tanggung jawab baru untuk mengatur produksi material dan produk akhir menyebabkan bertambahnya biaya-biaya birokrasi karena perusahaan yang semakin besar (Baye, 2009)

Lebih lanjut, keputusan melakukan vertical integration sesuai jika aktifitas supply chain tersebut merupakan daya saing utama (core competencies) perusahaan di mana memiliki added value yang tinggi bagi keuntungan dan kinerja perusahaan.

Table 3: Keuntungan dan Kelemahan Produksi Material Secara Internal (Vertical Integration)

Keuntungan Kelemahan
·       Tidak perlu bergantung dengan perusahaan lain tentang material

·       Kontrol penuh terhadap kualitas dan harga material

·       Meminimalisasi resiko-resiko terkait supply

·       Tidak dapat melakukan spesialisasi

·       Biaya-biaya terkait birokrasi bertambah

·       Kompleksitas bertambah

Source: Mathewson dan Winter (1983); Baye (2009); Bowersox, et. al (2012)

 

2.2 Biaya Transaksi dan Jenis-Jenis Investasi Khusus

2.2.1 Biaya Transaksi

Selain harga yang harus dibayarkan untuk mendapatkan material, dalam proses pembelian material manajer juga terbebankan biaya-biaya lain diluar biaya yang harus dibayarkan ke supplier material, yaitu biaya transaksi. Dalam hal ini, biaya-biaya transaksi termasuk:

  1. Biaya untuk mencari supplier yang bersedia dan mampu menjual material yang diharapkan
  2. Biaya untuk bernegosiasi tentang harga, misalnya biaya kesempatan, biaya legal, dll
  3. Investasi dan pengeluaran lainya yang dibutuhkan untuk memfasilitasi terjadinya transaksi. (Khalifa, 2007; Baye, 2009)

Contoh: supplier menjual semen dengan harga Rp 65,000,00 per sack kepada manajer sebuah perusahaan property, tetapi harga tersebut tidak termasuk mengantar ke lokasi kita. Itu berarti, manajer terbeban biaya transaksi yaitu biaya pengantaran dari lokasi supplier ke lokasi proyek (bensin, mobil, pegawai pengantar, dll).

Baye (2009) mengungkapkan bahwa biaya-biaya transaksi akan mempengaruhi level optimal pembelian material (input). Lebih lanjut, tidak semua biaya transaksi penting terlihat dengan jelas.  Hal ini terjadi berhubungan dengan adanya hubungan kerjasama antara pembeli dan penjual yang disebut investasi khusus (specialized investment). Investasi khusus sendiri dapat berbentuk a) penspesifikasian lokasi pabrik (site specificity), b) penspesifikasian asset fisik (physical asset specificity), c) asset yang didedikasikan (dedicated asset), d) tenaga kerja (human capital).

2.2.1 Investasi Khusus (Specialized Investment)

  1. Penspesifikasian Lokasi Pabrik (Site Specificity)

Hal ini terjadi ketika penjual dan pembeli mendisain atau membuat lokasi mereka berdekatan satu sama lain (Baye, 2009). Contoh: Perusahaan pembangkit listrik tenaga batu bara biasanya akan berada berdekatan dengan lokasi perusahaan batu bara dengan tujuan untuk meringankan biaya transportasi, mengingat biaya transportasi batu bara yang cukup tinggi. Investasi pembangunan kedua lokasi ini merupakan investasi khusus yang mungkin tidak akan terlalu bernilai lagi ketika mereka sudah tidak bekerja sama.

  1. Penspesifikasian Aset Fisik (Physical Asset Specificity)

Hal ini terjadi ketika mesin-mesin dan alat-alat yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu  material (input) didisain hanya untuk memenuhi kebutuhan pembeli tertentu dimana tidak dapat secara langsung juga digunakan untuk memproduksi input bagi pembeli lain (Baye, 2009).

  1. Aset yang Didedikasikan (Dedicated Asset)

Investasi umum yang dilakukan oleh penjual dengan tujuan untuk dapat bertransaksi dengan pembeli tertentu (Baye, 2009).Contoh: Sebuah perusahaan F&B menambah fasilitas ruang pendingin dengan spesifikasi tertentu untuk memenuhi pesanan dari pembeli-pembeli dari Jepang yang sangat ketat tentang kualitas.

  1. Tenaga Kerja (Human Capital)

Pegawai harus mempelajari skill dan kemampuan spesifik untuk dapat bekerja di sebuah perusahaan tertentu.Namun, ketika skill/kemampuan tersebut tidak dapat dengan mudah digunakan untuk bekerja di perusahaan lain, maka kemampuan tersebut merupakan investasi khusus (Baye, 2009).Contoh: Sebuah perusahaan X bergerak di bidang bisnis dimana mereka banyak bernegosiasi dengan rekan bisnis dari Rusia, sehingga negotiator perusahaan X diwajibkan untuk bisa berbahasa Russia dengan lancar. Padahal, perusahaan-perusahaan lain sangat jarang yang memiliki kerja sama dengan Russia.

2.2.3 Implikasi dari Investasi Khusus

Bowersox, et. al (2012) mengungkapkan bahwa implikasi dengan adanya investasi khusus yang dilakukan suatu perusahaan lebih mengarah pada meningkatnya biaya-biaya transaksi karena investasi khusus dapat mengarah pada “costly bargaining”, underinvestment, dan “hold up”  atau opportunism problem.

  1. Costly Bargaining

Beberapa perusahaan bekerja sama dan membuat investasi khusus karena beranggapan bahwa tidak semua supplier mampu menyediakan material (input) yang dibutuhkan/diinginkan. Hal ini berarti material tersebut bukanlah material yang cukup banyak beredar di pasar, sehingga tidak memiliki harga pasar (market price).Dengan kondisi ini, kedua belah pihak penjual dan pembeli saling harus bernegosiasi tentang harga.Untuk memfasilitasi negosiasi, kedua belah pihak membayar jasa negotiator handal untuk mendapatkan harga yang menguntungkan.

  1. Underinvestment

Underinvestment terjadi ketika level investasi khusus yang dilakukan adalah dibawah rata-rata level optimal. Hal ini biasanya disebabkan oleh persepsi supplier/pihak yang berinvestasi bahwa investasi yang dilakukannya tidak akan bertahan lama untuk pembeli tertentu.

Contoh: Dell melakukan investasi khusus dengan menambah assembly line untuk merakit computer dengan spesifikasi khusus untuk memenuhi kebutuhan pemerintahan Amerika. Dell dapat saja menyiapkan peralatan murah karena Dell menganggap bahwa kerjasamanya dengan pihak pemerintahan Amerika tidak akan lama, dan ketika kerja sama berakhir, invetasi mesinnya tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembeli lain. Underinvestment seperti ini akan menambah biaya transaksi karena pemerintahan Amerika sebagai pembeli mungkin mendapatkan set computer dengan kualitas kurang baik (inferior).

  1. ‘Hold Up’ Problem (Opportunism)

Hal ini terjadi ketika investasi khusus harus dibuat untuk memperoleh material (input), pembeli atau penjual justru mencoba untuk mengambil kesempatan singkat yang ada dari investasi.

Contoh: Audi, perusahaan pembuatan mobil mewah membutuhkan material khusus untuk pembuatan mesin mobil rancangan terbarunya. Untuk itu, supplier A harus melakukan investasi khusus (physical specificity) dengan menyiapkan mesin dengan spesifikasi khusus untuk dapat memenuhi kebutuhan Audi. Dalam hal ini, Audi dan supplier A bisa menghadapi hold up problem; yaitu jika supplier A tidak menjual lagi material yang dibutuhkan oleh Audi, maka produksi mesin mobil tersebut menjadi tidak efektif bagi Audi. Begitu juga jika Audi tidak membeli material tersebut, maka investasi yang dilakukan supplier A akan sia-sia,

2.3 Cara Optimal untuk Memperoleh Material (Input)

Setelah mengetahui metode-metode untuk memperoleh material dan juga investasi-investasi khusus yang mungkin berada di dalamnya, para manajer harus menganalisis manakah dari metode-metode tersebut yang lebih sesuai untuk digunakan oleh organisasi mereka untuk memperoleh material yang dibutuhkan dengan tujuan  mencapai efesiensi biaya.

  1. Spot Exchange

Metode spot exchange cocok digunakan jika biaya transaksi tidak ada (tidak dibutuhkannya investasi khusus) dan ada banyak penjual dan pembeli material tersebut, sehingga jika penjual mencoba untuk menjual dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar, pembeli dapat membeli material dari penjual lainnya.

Gambar 1: Ilustrasi Spot Exchange

Source: Khalifa (2007)

  1. Kontrak

Mengingat masalah “hold up”/opportunism dan kebutuhan untuk selalu bernegosiasi tentang harga material, maka penjual dan pembeli dapat bekerjasama dengan menggunakan kontrak karena di dalam kontrak akan tertera harga material sebelum pihak-pihak ini melakukan investasi khusus, sehingga akan mengurangi kemungkinan masalah hold up terjadi. Kontrak juga memiliki jangka waktu kerjasama yang jelas (misalnya 3 tahun), sehingga pihak-pihak terkait terikat dapat mengetahui periode kerjasama dan bertanggung jawab untuk memberikan yang terbaik selama periode kerjasama tersebut.

Menurut Baye (2009), jangka waktu kontrak yang optimal merefleksikan trade-off yang ekonomis antara marginal cost (MC) dan marginal benefit (MB) memperpanjang kontrak tersebut. Semakin panjang jangka waktu suatu kontrak, maka marginal cost (MC) akan meningkat, mengingat lebih banyak waktu dan uang yang harus dibayar untuk menuliskan kontrak yang memiliki periode waktu lama; karena semakin lama periode suatu kontrak, semakin banyak kemungkinan-kemungkinan yang harus dipertimbangkan dan dituliskan di dalam kontrak.

 

Gambar 2: Optimal contract length

Source: Khalifa (2007)

Jangka waktu kontrak optimal (L) adalah ketika marginal cost (MC) dan marginal benefit (MB) adalah sama.

Lebih lanjut, jangka waktu optimal suatu kontrak akan lebih panjang jika level investasi khusus yang dilakukan bertambah. Hal ini karena perusahaan telah mengeluarkan banyak biaya untuk melakukan investasi khusus, dan jika kontrak berakhir mereka harus membayar biaya transaksi yang lebih tinggi (memperbarui kontrak).

Selain itu, jika material (input) lebih terstandarisasi dan lingkungan bisnis ke depannya terlihat lebih jelas, maka marginal cost (MC) akan menurun dan jangka waktu optimal kontrak (L) bisa lebih panjang

 

Gambar 3: Pengaruh Lingkungan Kontrak terhadap Jangka Waktu Kontrak

Source: Baye (2009)

  1. Vertical Integration

Ketika investasi khusus menyebabkan munculnya biaya-biaya transaksi yang disebabkan oleh “opportunism”, underinvestment dan costly bargaining cost; ketika material/produk yang dibutuhkan sanagtlah kompleks; ketika lingkungan kontrak penuh ketidakpastian; atau ketika menulis sebuah kontrak menjadi sangat mahal/susah untuk dilakukan, maka pilihan untuk membuat material secara internal adalah yang paling sesuai. Namun, karena kompleksitas yang harus dihadapi jika melakukan vertical integration, metode ini sebaiknya digunakan sebagai pilihan terakhir.

2.3.1 Economic Trade-Off dari Spot Exchange, Contract dan Vertical Integration

Baye (2009) menyimpulkan bahwa trade-off yang ekonomis dari ketiga metode tersebut bergantung pada karakteristik material (input) dan kebutuhan kita pada investasi khusus untuk memfasilitasi kegiatan supply chain.

 

Gambar 4: Cara optimal untuk Memperoleh Material (Input)

Source: Khalifa (2007)

2.4 Principal-Agent Problem

Masalah ini muncul ketika satu pihak (agent) setuju untuk melakukan suatu pekerjaan yang diminta oleh pihak lainnya (principal) dengan harapan insentif.Perjanjian seperti ini membuat agent terkadang harus terbeban biaya yang cukup tinggi, menyebabkan masalah terkait moral dan kepentingan (conflict of interest) terjadi.Karena alasan tersebut, agent melakukan kegiatan pribadinya dan mengabaikan kepentingan principal (The Economic Times, 2013).

Lebih lanjut, akar masalah agent-principal berada pada perbedaan sudut pandang antara bawahan (agent) dan atasan (principal) tentang hak dan kewajiban mereka masing-masing.Oleh karena itu, isu ini menjadi tugas para atasan untuk bagaimana mengkompensasi para bawahannya agar mereka termotivasi untuk bekerja pada kemampuan terbaiknya untuk mencapai tujuan atasan (principal).

2.4.1 Antara Pemilik Perusahaan dan Manajer

Masalah yang sering terjadi di perusahaan-perusahaan besar adalah pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Ketika pemisahaan kepemilikan terjadi, berarti pemilik tidak selalu berada di tempat memonitor kerja para manajernya, sehingga manajer tidak benar-benar melakukan pekerjaan yang sebenarnya harus ia lakukan.

Manajer ingin mendapatkan penghasilan dan bersenang-senang. Ketika pemilik perusahaaan tidak memonitor kegiatannya, manajer cendrung menggunakan waktu kerjanya untuk mencari kesenangan seperti bermain computer games atau menggunakan alasan perjalanan bisnis hanya untuk bertamasya. Sebagai akibatnya, goal dan objektif perusahaan/pemilik tidak dapat tercapai. Itulah sebabnya mengapa pemilik perusahaan tidak dapat menilai mengapa keuntungan perusahaannya menurun, mengingat ia tidak mengetahui kegiatan harian manajer-manajernya.

Kebanyakan perusahaan menggunakan gaji tetap sebagai bentuk kompensasi kepada seorang manajer.Namun perlu diperhatikan bahwa gaji merupakan pengeluaran tetap yang harus dikeluarkan perusahaan tanpa memperhatikan apakah si manajer benar-benar melakukan pekerjaannya atau tidak; atau perusahaan menghasilkan profit atau tidak.

Di satu sisi tujuan gaji tetap adalah untuk memberikan perasaan “safe” pada manajer dan menarik bakat-bakat terbaik.Namun, gaji bisa berdampak negative bagi perusahaan karena tidak mampu meberikan dorongan kuat bagi manajer untuk melakukan pekerjaannya (Baye, 2009).

Oleh karena itu, untuk mendorong para manajer benar-benar melakukan tugasnya demi kepentingan perusahaan, pemilik harus tahu cara terbaik mengkompensasi mereka (push their button).

  1. Incentive Contracts (Stock Option)

Salah satu cara untuk mendorong manajer bekerja lebih keras adalah pilihan stock options dan bonus-bonus pencapaian lainnya yang berhubungan langsung dengan pertumbuhan keuntungan. Dalam artian, jika suatu perusahaan menghasilkan profit Rp 1 milyar, maka manajer mendapatkan pembagian dividen, misalnya 10% dari laba bersih perusahaan. Hal ini mengimplikasikan jika manajer mampu meningkatkan laba perusahaan, maka insentif yang ia terima akan semakin besar. Perusahaan-perusahaan besar seperti Google, Microsoft, Walt Disney dll menggunakan system ini untuk memberikan ‘financial reward” kepada manajernya.

  1. Reputasi

Era globalisasi telah membuat setiap orang di dunia semakin memiliki mobilitas, begitu pula dengan para manajer. Ketika seorang manajer mampu menunjukkan kemampuan manajerial yang handal, perusahaan-perusahaan akan berusaha mendapatkan jasanya. Dengan alasan tersebut, demi membangun reputasi yang baik di mata perusahaan-perusahaan lain, para manajer harus menunjukkan kinerja yang bagus ketika memimpin suatu perusahaan. Ketika ia berhasil membawa sebuah perusahaan mencapai kesuksesan, manajer dapat dengan mudah diterima di perusahaan lain. Sebaliknya, kegagalan dalam memimpin perusahaan tertentu dapat berdampak pada karir manajer tersebut.

Contoh: Kasus jatuhnya market share dan penjualan nokia beberapa tahun terakhir membuat para analyst mengkritik strategi mantan CEO Nokia, Stephen Elop yang lebih memilih untuk meluncurkah smartphone berbasis windows OS daripada android yang sedang ramai di industry dan menjadi preferensi konsumen, sehingga menyebabkan Nokia terpuruk dan harus diakusisi oleh Microsoft. Kegagalan Elop memimpin Nokia berdampak negative pada reputasinya sebagai seorang manajement level atas (Sandeen, 2013).

  1. Take Over

Cara lain untuk memaksa manajer berusaha keras memaksimalkan laba perusahaan adalah dengan kemungkinan take over. Jika seorang manajer gagal memimpin suatu perusahaan hingga menyebabkan perusahaan tersebut terpuruk, maka kemungkinan terbesar adalah perusahaan akan di take over oleh perusahaan lain, di mana pemilik yang baru bisa saja mengubah jajaran manajemen.

2.4.2Antara Manajer dan Karyawan

Tidak jauh berbeda dengan agent-principal problem yang terjadi antara pemilik perusahaan dan manajer, hubungan antara manajer dan karyawan juga dapat menimbulkan agent-principal problem. Manajer tidak dapat benar-benar mengawasi setiap karyawan di kantor untuk memastikan mereka melakukan tugasnya, sehingga ada saja karyawan-karyawan yang justru menghabiskan sebagian waktu kerjanya untuk bergosip, minum the atau bermain computer games. Oleh karena itu, manajer juga harus melakukan sesuatu untuk mendorong para karyawan menggunakan jam kerja untuk melakukan tugas-tugasnya.

  1. Pembagian Laba

Pembagian laba merupakan salah satu mekanisme untuk membuat karyawan mau melakukan usaha lebih demi perusahaan, karena karyawan akan mendapatkan kompensasi lebih jika perusahaan mampu memperoleh laba lebih.

  1. Pembagian Pendapatan

Pembagian pendapatan memiliki mekanisme yang hamper sama seperti pembagian laba. Yang membedakan hanyalah, pada pembagian pendapatan, karyawan mendapatkan komisi dari persentase penjualan.Marketing asuransi, mobil dan property merupakan sedikit contoh industry yang menggunakan pembagian pendapatan.

  1. Piece Rates

Mekanisme ini juga dapat digunakan untuk mendorong karyawan bekerja sebaik mungkin karena karyawan dibayar berdasarkan output (hasil akhir) yang dihasilkannya. Metode ini biasa digunakan oleh perusahaan-perusahaan manufaktur kepada pekerja langsungnya.Masalah yang mungkin muncul dari metode ini adalah manajer harus melakukan “quality control”.

 

3.1 Kesimpulan Dan Saran

Dari penjabaran pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pembelian material (input) berkaitan dan akan mempengaruhi biaya produksi suatuperusahaan, dan jika perusahaan mengalami peningkatan biaya, berarti mereka harus membuat keputusan antara menaikkan harga barang akhir atau menurunkan keuntungan. Oleh karena itu, tugas manajer adalah mencari strategi untuk memperoleh material dengan biaya seminimal mungkin.

Dalam hal ini, secara umum terdapat 3 metode yang dapat digunakan manajer untuk memperoleh material (input) yaitu spot exchange, kerjasama melalui kontrak, dan vertical integration. Pada dasarnya, ketiga metode tersebut memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masig. Menurut Baye (2009), bagaimana manajer memilih metode yang lebih tepat bergantung pada karakteristik material yang dibutuhkan untuk produksi dan level pentingnya investasi khusus untuk memfasilitasi terjadinya transaksi.

Lebih lanjut, di dalam sebuah perusahaan terdapat isu yang disebut agent-principal problems. Hal ini muncul karena perbedaan sudut pandang antara atasan (principal) dan bawahan (agent) mengenai tanggung jawab dan hak mereka satu sama lain. Oleh karena itu, kompensasi yang tepat diharapkan dapat menumbuhkan motivasi dan komitmen manajer/karyawan kepada perusahaan dan mereka dapat melalukan pekerjaan dengan kemampuan terbaiknya demi tercapainya kepentingan bersama perusahaan.

Pada dasarnya, ada banyak cara yang dapat dilakukan principal untuk memotivasi dan meningkatkan komitmen kerja manajer dan karyawan. Pemilik perusahaan dapat menggunakan stock option sebagai salah satu cara untuk mendorong manajer melakukan usaha terbaik demi memaksimalkan laba perusahaan karena jika laba perusahaan meningkat, ia juga akan mendapatkan dividen lebih. Selain itu, faktor eksternal seperti pembangunan reputasi diri dan alasan take over juga dapat menjadi cambuk bagi manajer untuk meningkatkan usahanya. Lebih lanjut, bagi manajer yang memiliki masalah produktifitas dengan karyawannya, ia dapat menggunakan metode seperti profit sharing, revenue sharing, dan piece rates.Semua metode di atas meruapakan salah satu solusi untuk meminimalisasi agent-principal problem.Tentang metode mana yang sebaiknya digunakan oleh principal, tergantung pada karakteristik pekerjaan dan di industri perusahaan bergerak.

TEORI PERILAKU INDIVIDU

Bab ini mengembangkan alat yang membantu seorang manajer memahami perilaku individu, seperti para konsumen dan pekerja dan dampak insentif alternative pada keputusan mereka. Ini tidaklah sesederhana yang mungkin anda pikirkan. Manusia menggunakan proses pemikiran rumit untuk membuat keputusan, dan otak manusia mampu memproses informasi dengan jumlah banyak.

Selain kerumitan proses berpikir manusia, para manajer memerlukan model yang menjelaskan bagaimana individu berperilaku di pasar dan di lingkungan kerja. Tentu saja, usaha untuk memodelkan perilaku individu tidak dapat menangkap perilaku dunia nyata. Model perilaku kami akan menjadi abstraksi cara individu benar-benar membuat keputusan, kami harus memulainya dengan model sederhana yang berfokus pada kepentingannya selain menghuni pada fitur-fitur perilaku yang akan sedikit bekerja untuk meningkatkan pemahaman kita.

  • Pengertian Perilaku

Seorang konsumen adalah individu yang membeli b arang dan jasa dari perusahaan demi tujuan konsumsi. Dalam mengkarakterisasikan perilaku konsumen, ada dua factor penting tapi berbeda untuk dipertimbangkan: peluang konsumen dan pilihan konsumen. Peluang konsumen merepresentasikan barang dan jasa yang memungkinkan dibeli konsumen. Pilihan konsumen menentukan barang mana yang akan dikonsumsi.

Dalam ekonomi global saat ini yang secara harafiah jutaan barang dan jasa ditawarkan. Akan tetapi, untuk berfokus pada aspec penting perilaku individu dan menjaga agar barang-barang tersebut dapat diatur, kami mengasumsikan bahwa hanya dua barang yang ada dalam ekonomi.

Asumsikan seorang konsumen mampu memesan pilihannya demi alternative atau kombinasi barang dari yang terbaik sampai yang terburuk. Kami akan menjadikan > mendenotasikan susunan ini dan menulis A>B kapanpun konsumen memilih kelompok A sampai kelompok B. jika konsumen memandang dua kelompok itu sama-sama memuaskan, kami akan mengatakan bahwa dia adalah berbeda antara kelompok A dan B dan penggunaan A-B. Jika A>B, kemudian memberikan pilihan antara kelompok A dan B tidak akan peduli dengan kelompok mana yang dia dapat. Susunan pilihan diasumsikan memuaskan empat property dasar: kelengkapan, lebih banyak lebih baik, tingkat marginal substitusi berkurang, dan transitivity.

 

  • Batasan-batasan Individu

Dalam membuat keputusan, individu menghadapi batasan-batasan. Ada batasan hokum, waktu, fisik dan tentu saja batasan anggaran. Untuk mempertahankan focus kami pada kepentingan ekonomi manajerial tanpa menyelidiki dua isu diluar cakupan materi ini, kami akan menguji harga peran dan permainan pendapatan dalam membatasi perilaku konsumen.

 

Batasan Anggaran

Batasan anggaran membatasi perilaku konsumen dengan memaksa konsumen memilih kelompok barang yang tidak dapat dibeli. Jika konsumen hanya memiliki 30 dollar di sakunya saat sampai pada antrian keluar di supermarket, nilai total barang yang ditunjukkan konsumen kepada kasir tidak dapat melebihi 30 dolalr.

Untuk mendemonstrasikan bagaimana adanya batasan anggaran membatasi pilihan konsumen, kami memerlukan beberapa gagasan cepat. M merepresentasikan pendapatan konsumen. Dengan menggunakan M, kami memperoleh generalitas dalam teori tersebut valid bagi konsumen dengan pendapata berapapun. Px Py merepresentasikan harga barang X dan Y secara berturut-turut. Dengan gagasan ini, maka jika diekspresikan secara matematis:

Px X +Py y ≤M

Dengan kata lain, anggaran menentukan kombinasi barang X dan Y yang dapat dibeli bagi para konsumen. Hubungan ini disebut aliran anggaran:

Batasan Anggaran konsumen digrafikkan dalam bagan 4-3. Area yang dinaungi merepresentasikan anggaran konsumen atau peluang. Secara khusus, kombinasi barang X dan Y dalam area yang ditandai, seperti poin G, merepresentasikan kombinasi X dan Y yang dapat dibeli. Pada poin diatas area yang ditandai, seperti poin H, merepresentasikan kelompok barang yang tidak dapat dibeli.

Batasan anggaran dalam bagan 4-3 adalah aliran anggaran. Jika konsumen menghabiskan semua pendapatan mereka pada barang X, pengeluaran barang X akan sama dengan pendapatan konsumen:

P x X =M

Dengan memanipulasi persamaan ini, kita melihat kuantitas barang X maksimal yang dapat dibeli untuk dikonsumsi:

Lereng aliran anggaran diberikan dengan –Px/Py dan merepresentasikan tingkat pasar barang pengganti antara barang X dan Y. untuk lebih memahami tingkat barang pengganti pasar antara barang X dan Y, pertimbangkan bagan 4-4, yang menunjukkan aliran anggara untuk seorang konsumen yang memiliki pendapatan 10 dollar dan menghadapi harga 1 dollar  untuk barang X dan harga 2 dollar untuk barang Y.

Bagan 4-4

 

Perubahan Pendapatan

Susunan peluang konsumen tergantung pada harga pasar dan pendapatan konsumen. Seperti perubahan parameter ini, jadi apakan peluang konsumen. Anggaplah bahwa pendapatan awal konsumen dalam bagan 4-5 adalah M0. Apa yang terjadi jika M0 meningkat menjadi M1 sedangkan harga tidak berubah? Dibawah asumsi bahwa harga tetapi tidak berubah, peningkatan pendapatan tidak akan mempengaruhi lereng aliran anggaran. Akan tetapi, potongan vertical dan horizontal antara aliran anggaran meningkat seiring dengan pendapatan konsumen yang meningkat, karena lebih dari masing-masing barang dapat dibeli dengan pendapatan lebih tinggi.

Perubahan Harga

Sekarang anggaplah bahwa pendapatan konsumen tetap pada M, tapi harga barang X menurun sampai  selanjutnya, anggaplah harga barang  Y tetap tidak berubah. Karena lereng aliran anggaran diberikan dengan  penurunan harga barang X merubah lereng tersebut, yang menjadikannya lebih baik dari sebelumnya.

Demonstrasi Masalah 4-1

          Seorang konsumen memiliki pendapatan awal 100 dollar dan mengadapi harga Px = 1 dollar dan Py = 5 dollar. Graffikkan aliran anggarannya, dan tunjukkan bagaimana ini berubah saat harga barang X meningkat menjadi

Jawaban:

Awalnya, jika konsumen menghabiskan seluruh pendapatannya pada barang X, dia akan membeli M/P = 100/1 =100 imot X. ini adalah perpotongan horizontal aliran anggaran awal dalam bagan 4-7. Jka konsumen menghabiskan seluruh pendapatan pada barang Y, dia dapat membeli M/Py=100/5= 20 unit Y. ini adalah perpotongan vertical aliran anggaran awal. Lereng aliran produknya adalah

Saat harga barang X meningkat sampai 5, jumlah maksimal X yang dapat dibeli konsumen dikurangi menjadi M/Px=100/5 =20 unit X. Ini adalah perpotongan horizontal aliran anggaran baru dalam bagan 4-7. Jika konsumen menghabiskan seluruh pendapatannya pada barang U, dia dapat membeli M/Px=100/5 =20 unit Y. sehingga, perpotongan vertical aliran anggaran tetap tidak berubah: perubahan lereng

Bagan 4-7

 

  • Keseimbangan/Kesetimbangan Konsumen

Tujuan konsumen untuk memilih kelompok konsumsi yang memaksimalkan utilitas atau kepuasannya. Jika tidak ada kelangkaan, lebih banyak property lebih baik, akan mengimplikasikan bahwa konsumen akan ingin mengkonsumsi kelompok yang membatasi jumlah barang tak terbatas. Akan tetapi, implikasi kelangkaan adalah bahwa konsumen harus memilih kelompok yang mendasari susunan anggarannya, yaitu anggaran yang dapat diperoleh. Istilah kesetimbangan mengacu pada fakta bahwa konsumen tidak memiliki insentif untuk berubah pada kelompok yang dapat diperoleh sekali poin ini dicapai. Kelompok konsumsi kesetimbangan adalah kelompok yang dapat diperoleh yang menghasilkan kepuasan terbesar bagi konsumen.

Pertimbangkan kelompok seperti A pada bagan 4-8. Kombinasi barang X dan Y mendasari aliran anggaran, sehingga biaya kelompok A sepenuhnya menghabiskan pendapatan konsumen. Dengan jelas, jika konsumen mengkonsumsi kelompok B dari pada A, dia akan lebihbaik berhenti sejak kurva persamaan melalui B mendasari diatas satu-satunya melalui A. pendeknya, jika ini tidak efisien bagi konsumen untuk membeli kelompok A karena kelompok B keduanya dapat dicapai dan menghasilkan tingkat kesejahteraan lebih tinggi.

  • Statis Komparatif

Perubahan harga dan perilaku konsumen

Perubahan harga barang akan mengarahkan pada perubahan dalam kelompok konsumsi kesetimbangan. Dari perspektif manajerial, kunci untuk dicatat adalah bahwa perubahan harga mempengaruhi tingkat pasar dimana konsumen dapat menggantikan antara berbagai barang. Sehingga perubahan harga akan merubah perilaku konsumen. Perubahan harga mungkin terjadi karena strategi pemberian harga baru dalam perusahaan anda.

 

Perubahan Pendapatan dan Perilaku Konsumen

Perubahan pendapatan juga akan mengarahkan pada perubahan dalam pola konsumsi konsumen. Karena perubahan pendapatan dapat memperluas atau mengontrak batasan anggaran konsumen, dan konsumen menemukannya optimal untuk memilih kelompok kesetimbangan baru.

Barang Pengganti dan Efek Pendapatan

 

Kita dapat menggabungkan analisis perubahan harga dan perubahan pendapatan untuk memperoleh pemahaman lebih baik mengenai efek peurbahan harga pada perilaku konsumen. Anggaplah bahwa barang X meningkat sehingga aliran anggaran berputar seperti arah jarum jam dan menjadi aliran anggaran yang menghubungkan poin F dan H pada bagan 4-13. Ada dua hal yang perlu diingat mengenai perubahan ini, pertama, karena anggaran tersebut lebih kecil karena peningkatan harga, konsumen akan lebih buruk setelah peningkatan harga. Pendapatan nyata lebih rendah akan dicapai, seirig dengan kurva persamaan yang dapat dicapai setelah peningkatan harga. Kedua, peningkatan harga barang X mengarah pada aliran anggaran dengan lereng lebih landai, yang menggambarkan tingkat pasar lebih tinggi mengenai barang pengganti antara kedua barang

Bagan 4-13.

Effek barang pengganti adalah gerakan sepanjang kurva persamaan yang menghasilkan dari perubahan harga relative barang, yang mempertahankan batasan pendapatan nyata. Efek pendapatan adalah gerakan dari satu kurva persamaan ke kurva lain yang menghasilkan perubahan pada pendapatan nyata yang disebabkan oleh perubahan harga.

 

  • Penerapan Analisis Kurva Persamaan

Pilihan-pilihan oleh konsumen

Teknik penjualan sangat popular di restoran pizza adalah menawarkan “beli satu pizzabesar, mendapat satu pizza besar (membatasi satu pizza gratis bagi konsumen). Skema pemasaran  “beli satu dapat satu gratis” cukup mudah untuk dianalisa dengan kerangka kami. Penurunan harga menurunkan harga setiap unit yang dibeli. Tipe promo pizza tersebut menguragi hanya harga unit kedua yang dibeli.

Cash Gifts, In-Kind Gifts, and Gift Certificates

Cash gift (hadiah tunai) umumnya lebih dipilih dari pada in-kind gift dengan nilai sama, kecuali jika  in-kind gift pastinya adalah apa yang akan dibeli konsumen secara pribadi. Satu cara usaha took untuk mengurangi jumlah hadiah yang dikembalikan adalah untuk menjual gift certificate atau sertifikat hadiah. Dengan menerima gift certificate, seseorang tidak dapat membeli lebih banyak barang Y sebelum dia menerima sertifikat tersebut. Secara grafis, efek menerima gift certificate di took X digambarkan pada bagan 4-16.

Bagan 4-16

Efek  gift certificate pada perilaku konsumen itu beragam, antara hal lain, apakah barang X normal atau barang bermutu rendah.

Pilihan-pilihan oleh Para Karyawan dan Manajer

          Sampai sekarang, analisis kami mengenai kurva persamaan telah berfokus pada keputusan para konsumen mengenai barang dan jasa. Para manajer dan para karyawan juga adalah individu dan memiliki pilihan antara alternative yang mereka hadapi.

 

Model Sederhana Pilihan Waktu Luang Pendapatan

Sebagian besar para pekerja memandang waktu luang dan pendapatan sebagai barang dan barang pengganti antara mereka pada tingkat berkurang sepanjang kurva persamaan. Perilaku karyawan berusaha mencapai kurva persamaan sampai dia mencapai garis singgung terhadap peluang pada poin E dalam bagan 4-18.

Bagan 4-18

 

 

Keputusan para Manajer

William Baumol telah menyangkal bahwa banyak manajer memperoleh kepuasan dari hasil dan keuntungan mendasari perusahaan mereka. Menurutnya, keuntungan dan penjualan lebih tinggi mengarahkan pada perusahaan lebih besar dan perusahaan lebih besar menyediakan lebih banyak “tambahan” seperti kantor yang luas, klub kesehatan eksekutif, jet korporat dan lainnya.

Anggaplah bahwa pilihan manajer adalah bahwa dia memandang “keuntungan” dan “hasil/output” perusahaan sebagai “barang-barang” sehingga lebih banyak masing-masing yang dipilih dari pada yang kurang. Kami tidak sedang menyarankan bahwa ini optimal bagi anda, sebagai seorang manajer, untuk memiliki tipe pilihan ini, melainkanbanyak contoh dimana pilihan anda sangat diluruskan.

 

  • Hubungan Antara Analisis Kurva Persamaan dan Kurva Permintaan Permintaan individu

Untuk melihat dari mana kurva barang normal berasal, perhatikan bagan 4-20. Konsumen awalnya adalah kesetimbangan pada poin A< dimana pendapatan itu pasti pada M dan harga  dan . Tapi saat harga barang X jatuh pada tingikat lebih rendah, ini diindikasikan dengan peluang  yang memperluas dan konsumen mencapai kesetimbangan barang baru pada point B.

Bagan 4-20

Hubungan antara harga barang X dan kuantitas yangdikonsumsi mengenai barang X digrafiikkan pada bagan 4-20(b) dan kurva permintaan konsumen individu untuk barang X. kurva permintaan konsumen untuk barang X mengindikasikan bahwa, memperhatikan hal lain yang konstan, saat harga barang X adalah  , konsumen akan membeli unit X0dari X, saat harga barang X adalah  , konsumen akan membeli unit X1 dari X.

Permintaan Pasar

          Anda biasanya akan tertarik dalam menentukan total permintaan oleh semua konsumen untuk produk perusahaan anda. Informasi dirangkum dalam kurva permintaan pasar. Kurva permintaan pasar adalah ringkasan kurva permintaan individu dan mengindikasikan kuantitas total semua konsumenn di pasar yang akan membeli dengan masing-masing harga yang memungkinkan.

BAB III

PENUTUP

 

  • Kesimpulan

          Dalam bab ini, kami memperikan model dasar perilaku individu yang memudahkan pada manajer memahami pengaruh berbagai keputusan manajerial apda tindakan konsumen dan pekerja.

Setelah membaca dan bekerja melalui masalah demonstrasi dalam bab ini, anda harus memahami apa itu batasan anggaran dan bagaimana batasan tersebut berubah saat harga atau pendapatan berubah. Anda juga harus memahami bahwa ada perubahan pada harga dan barang, para konsumen merubah perilaku mereka karena ada perubahan dalam rasio harga. Model perilaku konsumen juga mengartikulasikan asumsi yang mendasari kurva permintaan.

Dalam kesetimbangan, para konsumen menyesuaikan perilaku pembelian mereka sehingga rasio harga yang mereka beli setara dengan tingkat marginal subsitusi. Informasi ini membantu seorang manajer untuk menentukan kapan menggunakan strategi pemberian harga “beli satu gratis satu” selain penawaran setengah harga.

Manajer efektif juga menggunakan teori perilaku konsumen untuk mengarahkan perilaku karyawan. Dalam bab ini, kami menguji keuntungan pada perusahaan yang membayar upah lembur. Kesimpulannya, ingatlah bahwa model-model perilaku individu yang dikembangkan dalam bab ini adalah alat dasar untuk menganalisa perilaku konsumen dan karyawan anda. Dengan menggunakan waktu untuk mengenal model-model dan bekerja melalui demonstrasi dan masalah akhir bab, anda akan lebih baik dipersenjatai untuk membuat keputusan yang akan memaksimalkan nilai perusahaan anda.

  • Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah in. Maka ini masih jauh dari kesempurnaan penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penuis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah ini di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

MENGELOLA DI TENGAH PERSAINGAN DANMONOPOLI PASAR YANG KOMPETITIF

Baru-baru ini, Mc Donald meluncurkan rencana untuk menggelar McCaf baris premium kopi yang mencakup cappuccino, latte dan es moka. Sekitar 3.000 Restoran 14.000 telah menambahkan baris baru Mc Caf minuman, tetapi hari penurunan ekonomi telah membuatnya menjadi sulit bagi franchisee tersisa untuk dana aman untuk biaya renovasi dan lainnya yang berhubungan dengan peluncuran kopi spesial.

Resesi meninggalkan beberapa analis mempertanyakan apakah itu waktu yang tepat untuk McDonald untuk menggelar lini baru minuman khusus.Terlepas dari itu, mengapa Anda berpikir McDonald memulai program? Jika ekonomi rebound dan sisa McDonald Restoran meluncurkan baris baru minuman McCaf, Apakah Anda pikir akan memiliki dampak yang berkelanjutan di perusahaan intinya? Jelaskan.

Pendahuluan

Dalam bab sebelumnya, kami memeriksa sifat industri dan melihat bahwa industri berbeda mereka mendasari struktur, perilaku, dan pertunjukan. Dalam bab ini, kita ciri harga optimal, output, dan iklan keputusan manajer yang beroperasi dalam lingkungan kompetisi :

(1) Sempurna

(2) Monopoli dan Persaingan

(3) Monopoli.

Karena ini awal, kami analisis keputusan output manajer yang beroperasi di industri, logis untuk memulai dengan kasus yang paling sederhana: sebuah situasi di mana keputusan manajerial memiliki ada dampak yang terasa pada harga pasar. Dengan demikian, dalam bagian pertama bab ini kita akan menganalisis hasil keputusan manajer yang beroperasi di sempurna kompetitif

 

Kompetisi Pasar

Kita mulai analisis kami dengan memeriksa keputusan output manajer yang beroperasi di pasar yang sangat kompetitif. Kondisi kunci untuk persaingan sempurna adalah sebagai berikut:

  1. Ada banyak pembeli dan penjual di pasar, yang masing-masing adalah relatif terhadap pasar.
  2. Setiap perusahaan di pasar menghasilkan produk (identik) yang homogen.
  3. Pembeli dan penjual memiliki informasi yang sempurna.
  4. Tidak dikenakan biaya transaksi.
  5. Ada gratis masuk ke dalam dan keluar dari pasar.

Diambil bersama-sama, empat asumsi menyiratkan bahwa perusahaan tidak dapat mempengaruhi harga produk.Fakta bahwa ada banyak perusahaan kecil, masing-masing yang menjual produk yang identik, berarti bahwa konsumen melihat produk yang semua perusahaan di pasar sebagai pengganti sempurna.

Karena ada informasi yang sempurna, konsumen tahu kualitas dan harga masing-masing perusahaan untuk produk.Tidak dikenakan biaya transaksi (seperti biaya perjalanan ke toko) jika satu perusahaan dituntut dengan harga sedikit lebih tinggi daripada perusahaan-perusahaan lainnya, kontra pasar jika mereka mempertahankan kerugian. Seperti yang kita akan menunjukkan kemudian dalam bab ini, asumsi ini menyiratkan bahwa dalam jangka panjang, perusahaan-perusahaan yang beroperasi di pasar yang sangat kompetitif memperoleh keuntungan ekonomi nol.

Salah satu contoh klasik dari pasar yang sangat kompetitif adalah pertanian. Ada banyak petani dan peternak, dan masing-masing begitu kecil relatif terhadap pasar bahwa ia telah ada dampak yang terasa pada harga jagung, gandum, daging babi atau daging sapi. Produk pertanian cenderung homogen; ada sedikit perbedaan antara jagung yang dihasilkan oleh petani Jones dan jagung yang dihasilkan oleh petani Smith.

Pasar mailorder ritel untuk perangkat lunak komputer dan cip memori komputer juga berada dekat dengan pasar persaingan sempurna. Sebuah cepat melihat bagian belakang majalah komputer mengungkapkan bahwa ada ratusan mail order pengecer produk komputer, setiap menjual merek identik paket perangkat lunak dan cip memori dan pengisian harga yang sama untuk produk tertentu. Ada alasannya sehingga variasi harga kecil adalah bahwa jika satu perusahaan mail order dikenakan biaya harga yang lebih tinggi daripada pesaing, konsumen akan membeli dari pengecer lain.

Permintaan Pada Pasar Dan Tingkat Perusahaan

Tidak beroperasi perusahaan yang satu di pasar yang sangat kompetitif diberikannya pengaruh pada harga, Harga ditentukan oleh interaksi dari semua pembeli dan penjual di pasar. Manajer perusahaan harus mengisi ini harga atau konsumen akan membeli dari sebuah firma pengisian harga yang lebih rendah. Sebelum kita ciri memaksimalkan laba output keputusan manajer yang beroperasi di pasar yang sangat kompetitif, penting untuk menjelaskan lebih tepatnya hubungan antara permintaan pasar untuk produk dan permintaan untuk produk yang diproduksi oleh perusahaan sempurna kompetitif individu.

Dalam pasar yang kompetitif, harga ditentukan oleh perpotongan kurva pasokan dan permintaan pasar.Karena kurva pasokan dan permintaan pasar tergantung pada semua pembeli dan penjual, harga pasar adalah di luar kendali perusahaan sangat kompetitif. Dengan kata lain, karena perusahaan individu relatif terhadap pasar, memiliki pengaruh tidak mencolok pada harga pasar.

Gambar 8-1 menggambarkan perbedaan antara kurva permintaan pasar dan kurva permintaan yang menghadapi sebuah perusahaan sangat kompetitif. Panel kiri menggambarkan pasar, dimana harga keseimbanganPe ,ditentukan oleh perpotongan kurva pasokan dan permintaan pasar. Dari masing-masing perusahaan sudut pandang, perusahaan dapat menjual sebanyak itu keinginan dengan harga Pe ,dengan demikian, kurva permintaan yang dihadapi perusahaan sempurna kompetitif individu diberikan oleh garis horizontal di panel kanan, berlabel D f .Fakta bahwa kurva permintaan individu firma sempurna elastis mencerminkan fakta bahwa jika perusahaan dikenai biaya harga yang bahkan sedikit di atas harga pasar, mereka akan menjual apa-apa. Jadi, di pasar yang sangat kompetitif, kurva permintaan untuk masing-masing perusahaan untuk produk adalah hanya harga pasar.

Sejak kurva permintaan untuk individu dengan sempurna kompetitif perusahaan untuk produk sempurna elastis, keputusan harga perusahaan individu sepele biaya harga yang setiap perusahaan lain dalam industri biaya. Semua yang tersisa adalah untuk menentukan berapa banyak output harus diproduksi untuk memaksimalkan keuntungan.

Gambar 8-1 Permintaan di pasar dan perusahaan tingkat di bawah persaingan sempurna

Keputusan Jangka Pendek     

Mengingat bahwa jangka pendek adalah periode waktu di mana ada beberapa faktor yang tetap produksi.Misalnya, sebuah bangunan Disewa dengan biaya sebesar $10.000 untuk jangka waktu satu tahun.Dalam jangka pendek (selama satu tahun) biaya-biaya tersebut diperbaiki, dan mereka dibayar terlepas dari apakah perusahaan menghasilkan nol atau satu juta unit output.Dalam waktu singkat berjalan (setelah sewa terserah), biaya ini adalah berlainan; perusahaan dapat memutuskan apakah atau tidak untuk memperbaharui sewa. Untuk memaksimalkan keuntungan dalam jangka pendek, manajer harus mengambil sebagai diberikan masukan tetap (dan dengan demikian biaya tetap) dan menentukan berapa banyak output untuk menghasilkan mengingat input variabel yang berada dalam kontrol nya. Subseksi berikut mencirikan memaksimalkan laba output keputusan manajer sebuah perusahaan sangat kompetitif.

Memaksimalkan keuntungan di bawah persaingan sempurna, permintaan untuk masing-masing perusahaan produk adalah harga pasar dari output, yang kita menunjukkan P. Jika kita membiarkan Q mewakili output dari perusahaan, total pendapatan untuk perusahaan memproduksi unit Q adalah R = PQ. Karena setiap unit output dapat dijual pada harga pasar P, setiap unit menambah persis P dolar pendapatan. Sebagai menggambarkan gambar 8-2 ada hubungan linier pendapatan dan output dari sebuah perusahaan yang kompetitif. Pendapatan marjinal adalah perubahan pendapatan yang berkaitan dengan unit terakhir output.Geometris, ini adalah lereng kurva pendapatan.Dinyatakan dalam istilah ekonomi, pendapatan marjinal untuk sebuah perusahaan yang kompetitif adalah harga pasar.

Pendapatan marjinal adalah turunan dari fungsi pendapatan. Jika pendapatan fungsi output

R_R(Q)

Maka

Gambar 8-2 Pendapatan, biaya, dan keuntungan untuk perusahaan yang sangat kompetitif

 

Meminimalkan kerugian

Di bagian sebelumnya, kami menunjukkan tingkat optimal output untuk memaksimalkan keuntungan. Dalam beberapa kasus, kerugian jangka pendek tak terelakkan.Sini kami menganalisis prosedur untuk meminimalkan kerugian dalam jangka pendek.Jika kerugian yang berkelanjutan dalam jangka panjang, hal terbaik bagi perusahaan untuk melakukan adalah keluar industri.

 

Kerugian Operasi Jangka Pendek

Pertimbangkan pertama situasi dimana terdapat beberapa tetap biaya produksi. Misalnya harga pasar  Pe, terletak di bawah kurva biaya total rata-rata tetapi di atas kurva biaya variabel rata-rata, seperti pada gambar 8-4. Dalam hal ini, jika perusahaan menghasilkan output Q *, dimana Pe =  MC, kerugian daerah teduh akan menghasilkan. Namun, karena harga melebihi biaya variabel rata-rata, setiap unit yang terjual menghasilkan pendapatan lebih besar daripada biaya per unit input variabel. Dengan demikian, perusahaan harus terus menghasilkan dalam jangka pendek, meskipun itu adalah menimbulkan kerugian. Ditunjukkan dengan cara berlainan, perhatikan bahwa perusahaan pada gambar 8-4 tetap memiliki biaya yang harus dibayar bahkan jika perusahaan memutuskan untuk menutup operasinya.

Gambar 8-4 Minimalisasi Kerugian

Jangka pendek perusahaan dan industri pasokan kurva

Sekarang bahwa Anda memahami bagaimana sempurna kompetitif perusahaan menentukan output mereka, kita akan memeriksa bagaimana untuk mendapatkan perusahaan dan industri pasokan jangka pendek kurva. Ingat bahwa perusahaan sempurna kompetitif memaksimalkan laba menghasilkan output pada harga yang sama dengan biaya marjinal. Sebagai contoh, ketika harga yang diberikan olehP0  seperti pada gambar 8-6, perusahaan menghasilkan Q0  unit output (titik dimana P = MC di kisaran meningkatkan biaya marjinal). Ketika harga P1 , perusahaan memproduksi Q1 unit output. Untuk harga antara P0 dan P1, output ditentukan oleh persimpangan harga dan biaya marjinal.

Ketika harga jatuh dibawah kurva AVC, namun, perusahaan menghasilkan unit nol, karena tidak menutupi biaya variabel produksi. Dengan demikian, untuk menentukan berapa banyak perusahaan yang sempurna bersaing akan menghasilkan harga masing-masing, kita hanya menentukan output di mana biaya marjinal sama dengan harga itu. Untuk memastikan bahwa perusahaan akan menghasilkan tingkat output yang positif, harga harus di atas kurva biaya variabel rata-rata.

 

Keputusan Jangka Panjang

Salah satu penting asumsi yang mendasari teori kompetisi yang sempurna adalah bahwa bebas masuk dan keluar. Jika perusahaan yang mendapatkan keuntungan ekonomi short-run, dalam jangka panjang perusahaan tambahan akan masuk ke industri dalam upaya untuk menuai keuntungan. beberapa dari mereka Semakin banyak perusahaan yang masuk industri, pasokan industri kurva bergeser ke kanan. Ini adalah apa yang digambarkan dalam angka 8-8 sebagai beralih dari S0 untuk S1, yang menurunkan keseimbangan harga pasaran dari P0 untuk P1. Ini bergeser turun permintaan kurva bagi sebuah individu perusahaan s produk, yang pada gilirannya menurunkan keuntungannya.

Gambar 8-8 Masuk dan keluar : pasar dan permintaan perusahaan

Jika perusahaan-perusahaan dalam industri kompetitif mempertahankan kerugian jangka pendek, dalam jangka panjang mereka akan keluar industri karena mereka tidak menutupi biaya kesempatan mereka. Sebagai perusahaan keluar industri, pasar pasokan curve penurunan dari S0  pada gambar 8-8 ke S2, sehingga meningkatkan harga pasar dari P0 ke P2 . Ini, pada gilirannya, bergeser atas kurva permintaan untuk masing-masing perusahaan produk, yang meningkatkan keuntungan perusahaan-perusahaan yang tersisa di industri.

Proses yang baru saja dijelaskan terus sampai akhirnya harga pasar adalah sedemikian rupa sehingga semua perusahaan di pasar memperoleh keuntungan ekonomi nol. Ini adalah kasus di gambar 8-9. Harga Pe , setiap perusahaan menerima hanya cukup untuk menutupi biaya rata-rata produksi (AC digunakan karena dalam jangka panjang tidak ada perbedaan antara biaya tetap dan variabel), dan keuntungan ekonomi adalah nol.

Gambar 8-9 keseimbangan kompetitif jangka panjang

Jika keuntungan ekonomi yang positif, akan terjadi dan harga pasar akan jatuh sampai kurva permintaan untuk masing-masing perusahaan produk hanya bersinggungan dengan kurva AC. Jika keuntungan ekonomi yang negatif, keluar akan terjadi, meningkatkan harga pasar sampai kurva permintaan bersinggungan dengan kurva AC.

 

Jangka panjang kompetitif keseimbangan

Dalam jangka panjang, sempurna kompetitif perusahaan menghasilkan tingkat output seperti yang

  1. P = MC
  2. P = minimum of AC

Ini jangka panjang sifat sempurna kompetitif pasar memiliki dua implikasi penting kesejahteraan. Pertama, perhatikan bahwa harga pasar sama dengan biaya marjinal dari produksi. Harga pasar mencerminkan nilainya terhadap masyarakat dari unit tambahan output.Penilaian ini didasarkan pada preferensi semua konsumen di pasar. Biaya marjinal mencerminkan biaya kepada masyarakat memproduksi unit lain output. Biaya-biaya tersebut mewakili sumber daya yang harus diambil dari beberapa sektor lain ekonomi untuk menghasilkan lebih banyak output dalam industri ini.

Untuk melihat mengapa hal ini penting, dari perspektif sosial, harga sama dengan biaya marjinal, misalkan melebihi harga biaya marjinal dalam kesetimbangan. Ini menyiratkan bahwa masyarakat akan menghargai unit lain output lebih dari biaya untuk menghasilkan unit lain output. Jika industri menghasilkan output sedemikian rupa sehingga biaya harga yang melebihi marjinal, maka akan tidak efisien; kesejahteraan sosial akan ditingkatkan dengan memperluas output. Karena dalam industri kompetitif harga sama dengan biaya marjinal, industri menghasilkan tingkat sosial efisien output.

Hal kedua yang perlu diperhatikan tentang keseimbangan kompetitif jangka panjang adalah harga yang sama dengan titik minimum pada kurva biaya rata-rata. Ini berarti tidak hanya bahwa perusahaan mendapatkan nol keuntungan ekonomi (yaitu hanya meliputi biaya kesempatan mereka) tetapi juga bahwa skala ekonomi semua telah habis. Tidak ada cara untuk menghasilkan output dengan rata-rata lebih rendah biaya produksi.

Hal ini penting untuk mengingat perbedaan kita dibuat dalam Bab 1 dan 5 antara keuntungan ekonomi dan akuntansi keuntungan.Kenyataan bahwa sebuah perusahaan dalam industri sempurna kompetitif memperoleh keuntungan ekonomi nol dalam jangka panjang tidak berarti bahwa keuntungan akuntansi adalah nol; Sebaliknya, keuntungan ekonomi nol menyiratkan bahwa keuntungan akuntansi hanya cukup tinggi untuk mengimbangi biaya apapun implisit produksi.Perusahaan mendapatkan lagi, dan tidak kurang, dari itu bisa mendapatkan dengan menggunakan sumber daya dalam beberapa kapasitas.Inilah sebabnya mengapa perusahaan terus menghasilkan dalam jangka panjang bahkan meskipun mereka keuntungan ekonomi nol.

 

Kekuatan Monopoli

Dalam menentukan apakah pasar ini ditandai oleh monopoli, hal ini penting untuk menentukan pasar yang bersangkutan untuk produk.Misalnya, beberapa perusahaan publik, seperti listrik atau air perusahaan, adalah lokal monopoli dalam bahwa hanya ada satu utilitas menawarkan pelayanan kepada lingkungan yang diberikan. Meskipun mungkin ada yang mirip perusahaan melayani kota, lain mereka tidak langsung bersaing dengan satu sama lain untuk pelanggan. Yang pengganti electric services dalam satu kota miskin dan, pendek dari pindah ke sebuah kota yang berbeda, konsumen harus membayar harga untuk daerah layanan atau pergi tanpa listrik. Hal ini dalam pengertian ini yang sebuah perusahaan fasilitas dapat monopoli dalam pasar lokal untuk utilitas layanan.

Ketika orang berpikir dari monopoli, satu biasanya membayangkan sebuah perusahaan sangat besar. Ini tidak perlu menjadi kasus, namun pertimbangan yang relevan adalah apakah ada perusahaan lain yang menjual dekat pengganti yang baik di pasar. Misalnya, sebuah stasiun gas yang terletak di sebuah kota kecil yang beberapa ratus mil dari Stasiun gas lain adalah sebuah monopoli di kota ini. Di sebuah kota besar biasanya ada banyak pompa bensin, dan pasar untuk bensin tidak ditandai dengan monopoli.

Kenyataan bahwa sebuah perusahaan penjual tunggal yang baik di pasar jelas memberi kekuatan pasar bahwa perusahaan lebih besar daripada itu akan jika itu bertanding melawan perusahaan lain bagi konsumen. Karena ada hanya satu produsen di pasar, kurva permintaan pasar merupakan kurva permintaan untuk monopoli produk.Ini adalah berbeda dengan kasus persaingan sempurna, dimana kurva permintaan untuk sebuah perusahaan individu sangat elastis. Sebuah monopoli tidak memiliki kekuasaan tak terbatas, namun

Gambar 8-10 Monopoli Pada Permintaan

Sumber Kekuatan Dari Monopoli

Edisi berikutnya kami akan alamat adalah bagaimana sebuah perusahaan memperoleh kekuatan monopoli, itu adalah, mengapa sebuah monopoli telah ada pesaing. Ada empat sumber utama kekuatan monopoli.Satu atau lebih dari sumber-sumber ini menciptakan hambatan masuk yang mencegah perusahaan lainnya untuk memasuki pasar untuk bersaing dengan monopoli.

Skala sumber pertama kekuatan monopoli yang kita akan membahas ekonomi teknologi di alam. Pertama, bagaimanapun, hal ini berguna untuk mengingat beberapa terminologi yang penting.Skala ekonomi ada setiap kali biaya rata-rata jangka panjang penurunan sebagai peningkatan output.Diseconomies skala ada setiap kali biaya rata-rata jangka panjang meningkat sebagai peningkatan output.Untuk banyak teknologi, ada berbagai skala ekonomi yang ada dan berbagai yang diseconomies ada. Sebagai contoh, dalam gambar 8-11 ada skala untuk output tingkat di bawah Q * (karena ATC menurun dalam kisaran ini) ekonomi dan diseconomies skala untuk tingkat output di atas * T (karena ATC meningkat dalam kisaran ini).

Perhatikan pada gambar 8-11 bahwa jika pasar yang terdiri dari perusahaan yang menghasilkan unit QM, konsumen akan bersedia membayar harga PM per unit untuk unit QM. Sejak PM ATC(QM) perusahaan menjual barang dengan harga yang lebih tinggi daripada rata-rata biaya produksi dan dengan demikian memperoleh keuntungan positif. sekarang misalnya lain perusahaan memasuki pasar dan dua perusahaan berakhir berbagi pasar (setiap perusahaan yang memproduksi QM/2). Jumlah total yang dihasilkan akan sama, dan dengan demikian harga akan tetap di PM. Tetapi dengan dua perusahaan, masing-masing menghasilkan hanya QM/2 unit, masing-masing perusahaan

Gambar 8-11 Skala Ekonomi dan Harga Minimum

memiliki biaya total rata-rata ATC(QM/2) lebih tinggi total biaya rata-rata daripada ketika perusahaan memproduksi semua output. Juga perhatikan di gambar 8-11 bahwa setiap perusahaan biaya rata-rata lebih besar daripada PM memiliki biaya total rata-rata ATC(QM/2) lebih tinggi total biaya rata-rata daripada ketika perusahaan memproduksi semua output. Juga perhatikan di gambar 8-11 bahwa setiap perusahaan biaya rata-rata lebih besar daripada PM yang merupakan harga konsumen bersedia membayar untuk total QM unit diproduksi di pasar.

Memiliki dua perusahaan dalam industri menyebabkan kerugian, tetapi perusahaan dapat memperoleh keuntungan positif karena memiliki volume yang lebih tinggi dan menikmati mengurangi biaya rata-rata karena skala ekonomi

 

Paten dan lain hambatan legal

Sumber-sumber kekuatan monopoli yang baru saja dijelaskan teknologi di alam.Dalam beberapa kasus, pemerintah dapat memberikan seorang individu atau sebuah perusahaan hak monopoli. Misalnya, kota dapat mencegah perusahaan utilitas lain bersaing dengan perusahaan utilitas lokal. Contoh lain adalah kekuatan monopoli yang potensial yang dihasilkan oleh sistem paten.

Sistem paten penemu produk baru memberikan hak eksklusif untuk menjual produk untuk jangka waktu (Lihat di dalam bisnis 8-2) yang diberikan.Alasan di balik pemberian kekuatan monopoli untuk penemu baru didasarkan pada argumen berikut Penemuan mengambil banyak tahun dan uang dalam jumlah yang cukup untuk mengembangkan.Setelah penemuan menjadi informasi publik, dengan ketiadaan dari paten sistem, perusahaan lain bisa menghasilkan produk dan bersaing dengan individu atau perusahaan yang mengembangkan. Sejak perusahaan ini tidak perlu mengeluarkan sumber daya mengembangkan produk, mereka akan membuat keuntungan yang lebih tinggi dari yang asli pengembang. Dengan ketiadaan dari paten sistem, akan ada pengurangan incentive pada bagian dari firma untuk mengembangkan teknologi baru dan produk

Penting untuk menekankan bahwa paten jarang menyebabkan mutlak Monopoli karena pesaing sering cepat mengembangkan produk serupa atau teknologi untuk mendapatkan bagian dari tindakan. Selain itu, beberapa perusahaan mengambil berbeda R & D jalan mungkin masing-masing mendapatkan paten untuk sebuah produk yang merupakan pengganti yang dekat untuk produk dipatenkan lain. Misalnya, dua obat kolesterol terlaris Merck Zocor dan Pfizer Lipitor tetap pesaing meskipun keduanya memiliki paten.Untuk alasan ini, manajer menikmati perlindungan paten tidak berarti kebal dari tekanan kompetitif.

 

 

 

Gambar 8-12 Elastisitas permintaan dan total pendapatan

Memaksimalkan keuntungan

Sekarang anda tahu bahwa kekuatan monopoli dan faktor-faktor yang menyebabkan kekuatan monopoli, kita akan melihat bagaimana manajer monopoli dapat mengeksploitasi kekuatan ini untuk memaksimalkan keuntungan. Secara khusus, dalam bagian ini kita menganggap bahwa manajer yang bertanggung jawab atas perusahaan yang monopoli. Tujuan kami adalah untuk menandai harga dan output keputusan yang memaksimalkan monopoli keuntungan.

Pendapatan marginal

Misalkan wajah monopoli kurva permintaan untuk produk seperti yang ada di gambar 8-2(a). Dalam bab 3, kita belajar bahwa kurva permintaan linier elastis pada harga tinggi dan elastis di harga rendah. Jika monopoli menghasilkan nol unit output, pendapatannya adalah nol. Seperti yang Keluaran meningkat di atas nol, permintaan elastis dan peningkatan output (yang berarti harga yang lebih rendah) mengarah ke peningkatan total pendapatan, seperti ditunjukkan pada gambar 8-2(b). Ini mengikuti dari total pendapatan tes. Keluaran meningkat melampaui Q0 ke wilayah inelastis permintaan, kenaikan lebih lanjut dalam output benar-benar menurunkan total pendapatan, sampai di titik D harga nol dan pendapatan yang lagi nol. Ini digambarkan dalam gambar 8-2(b). Dengan demikian total pendapatan yang maksimal pada output dari Q0 di gambar 8-2(b). Ini sesuai dengan harga P0 dalam gambar 8-2(a), di mana permintaan sangat elastis seragam.

Garis label MR dalam gambar 8-12(a) adalah jadwal pendapatan marjinal monopoli. Ingat bahwa pendapatan marjinal adalah perubahan dalam total pendapatan yang berkaitan dengan unit terakhir dari output; geometris, Itu adalah kemiringan dari total pendapatan kurva. Seperti gambar 8-12 menunjukkan, pendapatan marjinal jadwal untuk monopoli terletak di bawah permintaan kurva; bahkan, untuk cara permintaan kurva, Pendapatan marjinal jadwal terletak persis di tengah jalan antara permintaan kurva dan sumbu vertikal. Ini berarti bahwa untuk monopoli, penerimaan marjinal kurang dari harga yang dikenakan bagi kepentingan.

Ada dua cara untuk memahami mengapa jadwal pendapatan marjinal terletak di bawah kurva permintaan monopoli. Mempertimbangkan pertama penjelasan geometris. Pendapatan marjinal adalah lereng kurva total pendapatan [R(Q)] di gambar 8-2(b). Seperti yang Keluaran meningkat dari nol sampai Q0, lereng kurva total pendapatan turun hingga menjadi nol pada Q0. Selama rentang ini, pendapatan marjinal menurun hingga mencapai nol ketika Keluaran Q0. Seperti output mengembang luar q0, dari total pendapatan kemiringan kurva menjadi negatif dan mendapatkan semakin negatif seperti output terus memperluas. Ini berarti yang marjinal pendapatan adalah negatif untuk output lebih dari Q0.

Formula: Monopoli pendapatan marjinal. Pendapatan marjinal monopoli diberikan oleh rumus

Di mana E adalah elastisitas permintaan untuk monopoli produk dan P adalah harga yang dikenakan untuk produk

Yang monopoli penerimaan

Mengambil turunan yang berkaitan dengan Q menghasilkan

Di mana e adalah elastisitas permintaan. Sejak dr / dq mr ini berarti bahwa

Contoh Kasus 8-3

Menunjukkan bahwa jika permintaan sangat elastis (mengatakan, E 2), pendapatan marjinal positif tapi kurang dari harga. Menunjukkan bahwa jika permintaan elastis seragam (E 1), pendapatan marjinal adalah nol. Akhirnya, menunjukkan bahwa jika permintaan inelastis (katakanlah, E 0,5), pendapatan marjinal negatif

Jawab :

Pengaturan E 2 dalam hasil formula pendapatan marjinal

Jadi MR 0.5P.Dengan demikian, ketika permintaan elastis, pendapatan marjinal positif tapi kurang dari harga (dalam contoh ini, pendapatan marjinal adalah setengah dari harga).

Pengaturan E 1 dalam hasil formula pendapatan marjinal

Jadi mr 0. Dengan demikian, ketika permintaan adalah kesatuan elastis, pendapatan marjinal adalah nol. Akhirnya, pengaturan e 0,5 di marjinal formula menghasilkan pendapatan

Jadi MR P. Dengan demikian, ketika permintaan tidak elastis, pendapatan marjinal negatif dan kurang dari harga (dalam contoh ini, pendapatan marjinal adalah negatif dari harga).

 

Output keputusan

Pendapatan adalah salah satu penentu keuntungan; bayarang adalah sejumlah. Sejak pendapatan monopoli menerima dari menjual Q unit adalah R ( q ) q p ( q ), keuntungan dari monopoli dengan biaya fungsi c ( q ) adalah

Khas pendapatan dan biaya fungsi digambarkan di gambar 8-13(a). Jarak vertikal antara fungsi pendapatan dan biaya di panel (a) mencerminkan keuntungan untuk monopoli alternatif tingkat output Tingkat keluaran di bawah titik A dan di atas titik B menyiratkan kerugian, karena kurva biaya terletak di atas kurva pendapatan. Untuk tingkat output antara poin dan B, fungsi pendapatan terletak di atas fungsi biaya, dan keuntungan positif untuk tingkat keluaran tersebut

Gambar 8-13 (b) menggambarkan fungsi keuntungan, yang adalah perbedaan antara R dan C panel (). Sebagai menunjukkan angka 8-13 (a), keuntungan terbesar pada output dari QM, dimana jarak vertikal antara fungsi pendapatan dan biaya adalah yang terbesar. Ini sesuai dengan titik keuntungan maksimum dalam panel (b). Sebuah properti yang sangat penting dari memaksimalkan laba tingkat output (QM) adalah bahwa lereng fungsi pendapatan di panel sama dengan lereng fungsi biaya. Dalam istilah ekonomi, pendapatan marjinal sama dengan biaya marjinal di output dari QM.

8-13 Biaya, pendapatan, dan keuntungan di bawah monopoli

Intuisi ekonomi di balik aturan ini penting adalah sebagai berikut. Jika pendapatan marjinal lebih besar daripada biaya marjinal, peningkatan output akan meningkatkan pendapatan lebih dari itu akan meningkatkan biaya. Dengan demikian, seorang manajer memaksimalkan keuntungan-monopoli harus terus memperluas output ketika MR  MC. Di sisi lain, jika biaya marjinal melebihi pendapatan marjinal, pengurangan dalam output akan mengurangi biaya dengan lebih dari ini akan mengurangi pendapatan. Memaksimalkan laba manager jadi termotivasi untuk menghasilkan mana pendapatan marjinal sama dengan biaya marjinal.

Karakterisasi alternatif memaksimalkan laba output keputusan monopoli disajikan dalam gambar 8-14. Kurva pendapatan marjinal bersimpangan kurva biaya marjinal ketika QM unit yang diproduksi, sehingga memaksimalkan laba tingkat output QM. Maksimum harga per unit yang konsumen bersedia membayar untuk QM unit adalah

Gambar 8-14 Keuntungan maksimal di bawah monopoli

PM, sehingga harga memaksimalkan keuntungan-keuntungan PM. monopoli yang diberikan oleh teduh persegi dalam angka, yang digunakan sebagai dasar (QM) kali ketinggian [PM ATC(QM)].

 

Hambatan Dari Entri Implikasi

Analisis kami monopoli mengungkapkan bahwa sebuah monopoli mungkin mendapatkan keuntungan ekonomi yang positif. Jika sebuah monopoli adalah mendapatkan keuntungan ekonomi yang positif, adanya hambatan masuk mencegah perusahaan lain dari memasuki pasar untuk menuai sebagian dari keuntungan mereka. Dengan demikian, keuntungan monopoli, jika ada, akan terus dari waktu ke waktu selama Firma ini memiliki kekuasaan monopoli. Penting untuk dicatat, bagaimanapun, bahwa kehadiran kekuatan monopoli tidak berarti keuntungan positif; itu tergantung sepenuhnya pada mana kurva permintaan terletak dalam kaitannya dengan kurva biaya total rata-rata. Sebagai contoh, monopoli yang digambarkan dalam gambar 8-15 memperoleh keuntungan ekonomi nol, karena harga optimal persis sama dengan rata-rata total biaya produksi. Selain itu, dalam jangka pendek monopoli mungkin bahkan pengalaman kerugian.

Gambar 8-15 Sebuah monopoli yang memperoleh keuntungan nol

Kekuatan monopoli monopoli menikmati sering menyiratkan beberapa biaya sosial kepada masyarakat.Mempertimbangkan, misalnya, monopoli permintaan, pendapatan marjinal, dan marjinal biaya kurva digambarkan di gambar 8-16.Untuk kesederhanaan, kurva ini digambarkan sebagai fungsi linear output, dan posisi kurva biaya rata-rata ditekan untuk sekarang. Memaksimalkan laba monopoli menghasilkan QM unit output dan biaya harga PM.

Gambar 8-16 Kerugian dalam kehilangan monopoli

Hal pertama yang harus diperhatikan tentang monopoli adalah harga itu melebihi biaya marjinal dari produksi: PM  MC. Mencerminkan harga di pasar yang nilainya terhadap masyarakat dari unit lain output. Biaya marjinal mencerminkan biaya untuk masyarakat dari sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan unit tambahan output. Karena harga melebihi biaya marjinal, monopoli menghasilkan output kurang daripada yang diharapkan sosial. Akibatnya, masyarakat akan bersedia membayar lebih untuk satu unit lain output dari biaya untuk menghasilkan unit. Namun monopoli menolak untuk melakukannya karena ini akan mengurangi keuntungan perusahaan. Hal ini karena pendapatan marjinal untuk sebuah monopoli terletak di bawah kurva permintaan, dan dengan demikian MR  MC pada tingkat output.

Sebaliknya, mengingat kondisi permintaan dan biaya yang sama, sebuah perusahaan dalam industri sempurna kompetitif akan terus menghasilkan output sampai ke titik di mana harga sama dengan biaya marjinal; Hal ini terkait dengan industri output dan harga QC dan PC di bawah persaingan sempurna. Dengan demikian, yang monopoli menghasilkan output kurang dan biaya harga lebih tinggi dari yang sangat kompetitif akan industri. Yang teduh daerah digambar 8-16 mewakili deadweight hilangnya monopoli, yang, kerugian untuk kesejahteraan masyarakat karena adanya monopoli menghasilkan output di bawah tingkat yang kompetitif. Untuk melihat ini, ingat dari bab 2 bahwa perbedaan vertikal antara permintaan dan biaya marjinal (kompetitif supply) kuantitas masing-masing mewakili perubahan dalam kesejahteraan sosial yang terkait dengan setiap unit inkremental output. Menjumlahkan jarak vertikal untuk semua unit antara monopoli (QM) dan kompetitif (QC) output menghasilkan segitiga teduh di gambar 8-16 dan dengan demikian mewakili kehilangan kesejahteraan masyarakat (dalam dolar) karena monopoli pasar.

 

Persaingan Monopoli

Struktur pasar yang terletak antara ekstrem monopoli dan persaingan sempurna adalah kompetisi monopoli.Struktur pasar ini memamerkan beberapa karakteristik yang hadir dalam persaingan sempurna dan monopoli.

Syarat-syarat untuk kompetisi monopoli

Industri adalah monopolistically kompetitif apabila:

  1. Ada banyak pembeli dan penjual.
  2. Setiap perusahaan dalam industri menghasilkan dibedakan produk.
  3. Ada bebas masuk ke dalam dan keluar dari industri.

Ada banyak industri di mana perusahaan memproduksi produk yang dekat pengganti, dan pasar untuk hamburger adalah contoh utama. Banyak restoran makanan cepat saji menghasilkan hamburger, tetapi hamburger yang dihasilkan oleh satu perusahaan berbeda dari orang-orang yang diproduksi oleh perusahaan lain. Selain itu, hal ini relatif mudah untuk perusahaan-perusahaan baru untuk memasuki pasar untuk hamburger.

Perbedaan utama antara model kompetisi monopoli dan persaingan sempurna adalah bahwa dalam pasar persaingan monopoli, setiap perusahaan memproduksi produk yang sedikit berbeda dari produk perusahaan lain, Produk yang dekat, tetapi tidak sempurna, pengganti.

 

Maksimalisasi Laba

Penentuan memaksimalkan keuntungan-harga dan Keluaran di bawah kompetisi monopoli tepatnya adalah sama untuk sebuah perusahaan yang beroperasi di bawah monopoli. Untuk melihat ini, pertimbangkan kurva permintaan untuk sebuah perusahaan monopolistically kompetitif yang disajikan dalam gambar 8-17. Sejak permintaan kurva lereng ke bawah, pendapatan marjinal, kurva terletak di bawah ini sama seperti di bawah monopoli. Untuk memaksimalkan keuntungan, yang monopolistically kompetitif di mana marjinal perusahaan menghasilkan pendapatan sama dengan biaya marjinal. Output ini diberikan oleh Q* di gambar 8-17 .Harga tersebut merupakan harga maksimal profit-maximizing konsumen bersedia membayar untuk Q* unit dari firma keluaran, yaitu.Perusahaan keuntungan yang diberikan oleh kawasan teduh.

Gambar 8-17 Keuntungan maksimal di bawah kompetisi monopoli

Sekarang Anda memahami bahwa prinsip-prinsip dasar maksimalisasi keuntungan yang sama di bawah kompetisi monopoli dan monopoli, sangat penting untuk menyorot satu perbedaan penting dalam penafsiran analisis kami. Permintaan dan kurva pendapatan marjinal digunakan untuk menentukan monopolistically kompetitif perusahaan memaksimalkan laba output dan harga didasarkan bukan pada permintaan pasar untuk produk tetapi pada permintaan individu firma produk.

Kurva permintaan yang menghadapi sebuah monopoli, sebaliknya, adalah kurva permintaan pasar.Dibedakan produk, gagasan tentang kurva permintaan industri atau pasar ini tidak didefinisikan dengan baik. Untuk menemukan permintaan pasar, salah satu harus menambahkan hingga jumlah total yang dibeli dari semua perusahaan di pasar harga masing-masing. Tapi di monopoli kompetitif pasar, setiap perusahaan memproduksi produk yang berbeda dari produk perusahaan lainnya. Menambahkan produk berbeda akan seperti menambahkan apel dan jeruk.

DAFTAR PUSTAKA

Baye, M. R., 2009. Managerial Economics and Business Strategy, 6th ed. McGraw- Hill: Singapore

Bowersox D. J., et. al., 2008. Supply Chain Logistics Management, 4th ed. Mc-Graw-Hill: USA

Gerwin, D. (1993) “Manufacturing flexibility: A strategic perspective.”Management Science, Vol. 39, No. 4, pp.395-410

Mathewson, G.F. and Winter, R.A. (1986), “The economics of vertical restraints in distribution”, in Stiglitz, J.E. and Mathewson, G.F. (Eds), New Developments in the Analysis of MarketStructure, MIT Press, Cambridge, MA.

Economic Times, 2013.Definition of Principal-Agent Problem.[Online]. Available at: http://economictimes.indiatimes.com/definition/principle-agent-problem Diakses pada 24 Desember 2013

Khalifa, S., 2007. The Organization of The Firm. [Online]. Available at:http://business.fullerton.edu/economics/skhalifa/Lecture6.pdfDiakses pada 24 Desember 2013

Sandeen, P., 2013. Why Nokia’s Marketing Strategy Failed. [Online]. Available at: http://www.petersandeen.com/nokia-marketing-strategy-fails/Diakses pada 24 Desember 2013

Strachman, J., Mehringer, T., 2013.Methods of Procuring Inputs.[Online].MBAecon. Available at: http://mbaecon.wikispaces.com/Methods+of+Procuring+Inputs Diakses pada 24 Desember 2013

Salvator, Dominic, 2005.Managerial Economics (Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global).Edisi kelima.Terjemahan Ichsan Setyo Budi. Salemba Empat. Jakarta

Baye, Michael R. 2006. Managerial Economics and Business Strategy Fifth Edition. McGraw-Hill Companies, Inc. : USA.

Henry Faizal Noor, Ekonomi Manajerial, Penerbit Rajagrafindo Persada, 2007

Michael R. Baye, Managerial Economics and Business Strategy, 5e. ©The McGraw-Hill Companies, Inc., 2006

Dominick Salvatore, Managerial Economic dalam Perekonomian Global Edisi Keempat Jilid II, Penerbit Erlangga, 2003

James L.Pappas / Mark Hirschey, Ekonomi Manajerial Edisi Keenam Jilid II, Penerbit Binarupa Aksara, 1995

Manajemen

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

BAB I

PENDAHULUAN

 

Pengertian Anggaran Perusahaan

Anggaran perusahaan merupakan perencanaan secara formal dan menyeluruh  menyangkut semua kegiatan yang ada di dalam perusahaan untuk jangka waktu tertentu  yang dinyatakan dalam unit moneterr.Dari definisi tersebut terlihat bahwa  ada 4 hal yang tercakup dalam pengertian anggaran, yaitu

  • Perencanaan secara formal
  • Mencakup seluruh kegiatan perusahaan
  • Jangka waktunya tertentu
  • Diujudkan dalam unit
  • Perencanaan secara formal

Anggaran perusahaan merupakan suatu perencanaan secara formal, dengan demikian didalam penentuan tentang  segala sesuatu yang akan dilaksanakan harus dilakukan secara formal, yang dihasilkan melalui pertemuan resmi yang dilakukan dalam perusahaan dan dinyatakan dalam bentuk tertulis.

Semua pimpinan unit kegiatan harus mempersiapkan perencanaan yang menyangkut kegiatan yang ada dalam unit kegiatannya dengan melibatkan semua karyawan yang ada dalam kendalinya, sehingga apa yang tertulis benar-benar menunjukan apa yang dikehendaki oleh semua yang ada dalam unit kegiatan tersebut.

  • Mencakup seluruh kegiatan perusahaan

Dilihat dari aliran bahan baku sampai menjadi barang siap jual, maka ada tiga kegiatan utama dalam perusahaan; (1) kegiatan sebelum produksi (2) kegiatan selama produksi dan (3) kegiatan setelah produksi.

Kegiatan sebelum produksi mencakup kegiatan persiapan mesin, persiapan bahan baku (termasuk pembelian dan penyimpanannya). Kegiatan selama produksi mencakup semua kegiatan untuk menambah kegunaan yang dilakukan dalam perusahaan tersebut, yang dilakukan missal dengan  cara form utility, time utility, placea utility dls. Kegiatan setelah produksi mencakup kegiatan-kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan penjualan produk perusahaan berikut dengan kegiatan purna jualnya.

  • Jangka waktunya tertentu

Anggaran perusahaan dibuat tidak untuk waktu yang tidak terbatas, melainkan hanya untuk jangka waktu tertentu saja, bisa jangka pendek atau jangka panjang. Periodisasi jangka pendek umumnya adalah satu tahun, sedang jangka panjang adalah lebih dari satu tahun.

  • Diujudkan dalam unit moneter

Anggaran perusahaan yang disusun haruslah menyangkut semua kegiatan yang ada dalam perusahaan. Masing-masing kegiatan tersebut biasanya mempunyai satuan kegiatan sendiri-sendiri. Agar ada kesamaan dalam pengukuran, maka cara yang paling mudah dalah dengan menggunaan satuan uang (unit moneter), karena satuan uang dapat digunakan disemua unit kegiatan perusahaan. Dengan satuan pengukuran yang sama maka kita dapat membandingkan kegiatan yang satu dengan yang lainnya dengan lebih mudah.

Manfaat Penggunaan Aggaran

  • Terdapat perencanaan yang terpadu.

Dengan mempergunakan anggaran, maka perusahaan akan dapat membuat perencanaan dari seluruh kegiatan secara terpadu. Hal ini dimungkinkan karena anggaran dibuat menyangkut seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan. Semua bagian mengusulkan anggarannya masing-masing kemudian disinkronkan dengan anggaran-anggaran dari bagian yang lain. Dengan demikian terdapat perencanaan yang terpadu dari seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan.

  • Terdapatnya pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan.

Dalam hal ini anggaran dijadikan pedoman dari seluruh kegiatan yang ada, sehingga kita dapat mengukur suatu kegiatan apakah sudah baik atau belum. Sebagai contoh dalam anggaran ditetapkan jumlah penjualan pada suatu daerah pemasaran adalah 1000 unit, kalau menejer penjualan daerah tersebut hanya mampu melakukan penjualan sebesar 900 unit, maka dia belum mencapai target yang ditetapkan dalam anggaran.

  • Terdapat alat koordinasi dalam perusahaan.

Pembuatan anggaran adalam mencakup seluruh kegiatan, sehingga dalam penyusunannya akan melibatkan semua bagian. Dengan demikian pelaksanaan kegiatan perusahaan yang mendasarkan pada anggaran sebagai pedoman, berarti seluruh kegiatan perusahaan berada dalam koordinasi yang baik. Koordinasi yang baik ini  terjadi jika jenis anggaran yang disusun perusahaan adalah anggaran yang komprehensif, jika anggaran yang dibuat adalah anggaran partial, maka ceritanya sedikit agak berbeda.

  • Terdapat alat evaluasi perusahaan.

Dengan anggaran, maka kita dapat melaksanakan evaluasi, yaitu dengan melihat penyimpangan yang terjadi antara kegiatan yang dilakukan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Agar anggaran sebagai alat evaluasai dapat berjalan dengan baik, maka anggaran yang biasanya dibuat secara tahunan harus dipecah kedalam bulanan. Harapannya adalah jika ada penyimpangan pada bulan tertentu, maka kita bisa langsung mengevaluasinya pada bulan selanjutnya dalam tahun yang sama. Jika anggaran tetap dalam tahunan, maka begitu terjadi penyimpangan kita tak akan punya kesempatan untuk memperbaikinya pada tahun tersebut, tapi dapat dilakukan pada tahun sesudahnya

Penggolongan Aggaran

Kalau kita perhatikan dengan seksama, maka anggaran itu ternyata banyak sekali macamnya. Hal ini kadang membuat kita bingung dalam memahaminya karena sering terjadi kerancuan antara anggaran yang satu dengan lainnya. Agar kita bisa lebih mudah   dalam memahami, maka anggaran digolong-golongkan sebagai berikut:

Gambar 1.1. Penggolongan Anggaran

Berdasarkan pada isi anggaran, maka anggaran dikelompokan menjadi dua yaitu Anggaran R/L dan Anggaran Neraca. Anggran R/L terdiri dari beberapa anggaran yaitu anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja, anggaran overhead pabrik, anggaran administrasi & umum, dan anggaran biaya penjualan. Sementara itu anggaran neraca terdiri dari: anggaran kas, anggaran persediaan, anggaran persediaan, anggaran aktiva tetap, anggaran hutang  dan semua pos yang ada di neraca lainnya.

Berdasarkan jangka waktunya, maka anggaran  terdiri dari anggaran jangka panjang (strategical budget), dan anggaran jangka pendek (tactical budget). Anggaran jangka panjang adalah anggaran yang berisikan hal-hal yang bersifat umum seperti kebijakan dan perkembangan perusahaan dalam jangka panjang. Anggaran jangka pendek adalah merupakan anggaran operasional, sehingga harus disusun secara rinci agar dapat digunakan sebagai pedoman operasional. Dengan adanya anggaran jangka pendek, maka segala kegiatan yang ada diperusahaan harus berpedoman kepada anggaran tersebut.

Anggaran jangka pendek (tactical budget) dibedakan lagi menjadi anggaran periodic (periodical budget) dan anggaran kontinue (continual budget). Anggaran periodic adalah anggaran jangka pendek yang disusun untuk jangka waktu tertentu yang umumnya adalah satu tahun atau satu periode akuntansi. Anggaran periodic ini disusun pada akhir suatu periode dan dipakai/ dilaksanakan pada periode selanjutnya.

Anggaran kontinue adalah anggaran jangka pendek yang disusun untuk jangka waktu yang sangat pendek, bisa tiga, empat atau lima bulanan. Kalau perusahaan menerapkan anggaran kontinue, maka satu bulan setelah anggaran  dilaksanakan, segera akan disusun kembali anggaran kontinue baru untuk periode selanjutnya, meski anggaran kontinue yang pertama belum selesai dilaksanakan.

Penerapan anggaran kontinue ini cocok bila perusahaan dihadapkan pada ketidak pastian,  missal harga yang berfluktuasi dan sulit diprediksi. Dengan penerapan anggaran kontinue, maka perusahaan mendapatkan keuntungan karena selalu mengikuti keadaan yang terkini. Untuk mempermudah dalam pemahaman anggaran periodic dan anggaran kontinue, maka kedua anggaran tersebut digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.2. Anggaran Periodik dan Anggaran Kontinyu

Anggaran Periodik

Januari                                                                                                              Desember

Anggaran kontinyu

1

2

3

4                                                                                                                                                            Dan seterusnya

Berdasarkan fleksibelitasnya, maka anggaran dibedakan menjadi anggaran tetap (fixed budget) dan anggaran variable  (variable budget). Anggaran tetap adalah anggaran yang disusun atas dasar satu tingkat kapasitas saja, biasanya mendasarkan pada jumlah yang akan dijual yang yercantuk dalam anggaran penjualan. Jadi kalau ditetapkan bahwa anggaran penjualan adalah 2.000.000 unit, maka anggaran-anggaran lainnya pun seperti anggaran produksi, anggaran bahan baku dan lain lain akan berpedoman pada kapasitas 2.000.000 unit

Anggaran variable adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval kapasitas yang memungkinkan dapat dipergunakan dalam perusahaan. Untuk perusahaan yang sama, bisa saja perusahaan beroperasi pada kapasitas 500.000, 1.000.000, 1.500.000 atau 2.000.000 unit tergantung pada kapasitas yang dibutuhkan perusahaan pada saat itu. Dengan anggaran variable ini perusahaan dapat memperkirakan besarnya pendapatan atau biaya jika terjadi perubahan pada penjualan atau produksi.

Berdasarkan kelengkapannya, anggaran dibedakan menjadi anggaran komprehensif dan anggaran parsial. Anggaran komprehensif adalah anggaran yang disusun secara lengkap menyangkut seluruh bagian yang ada pada perusahaan. Tak ada satu bagianpun yang dapat terlepas dalam penyusunan anggaran ini. Semuanya akan terlibat dalam penyusunan maupun dalam pelaksanaannya. Anggaran inilah  merupakan jenis anggaran yang seharusnya dibuat oleh perusahaan, semua kegunaan dan manfaat anggaran ada dalam anggaran jenis komprehenshif.

Anggaran parsial adalah anggaran yang disusun sebagian saja, hanya melingkupi bidang tertentu dan ruang lingkup yang terbatas. Memang angaran yang ideal adalah anggaran komprehensif, namun biasanya karena keterbatasan tenaga, biaya dan waktu, maka disusunlah anggaran parsial dengan segala keterbatasannya. Tetapi hal itu masih lebih baik dari pada tidak mempunyai anggaran sama sekali. Dikemudian hari  secara bertahap harus disusun anggaran-anggaran lain sehingga nantinya menjadi lengkap. Kalau perusahaan karena keterbatasannya terpaksa harus puas dengan hanya membuat anggaran parsial, maka harus dipikirkan jenis anggaran apa yang paling dibutuhkan. Untuk tahu anggaran yang paling dibutuhkan adalah dengan melihat permasalahan yang sedang dihadapi perusahaan,

Penyusunan Anggaran Perusahaan

Dari gambar diatas terlihat bahwa anggaran yang dipakai dalam perusahaan adalah sangat banyak jenisnya. Pertanyaan yang timbul adalah bahwa kalau perusahaan mau memulai menyusun anggaran, maka akan dimulai dari anggaran yang mana ?. Pertanyaan ini penting untuk dijawab karena pada kenyataannya antara anggaran yang satu dengan yang lainnya adalah saling berhubungan atau terkait satu dengan yang lainnya. Dengan demikian perlu diketahui bagaimana memulai penyusunan  anggaran  berdasarkan urut-urutan yang benar.

Pada umumnya perusahaan dalam menjalankan operasinya akan berhadapan dengan dua permasalahan utama , pertama adalah permasalahan yang berhubungan dengan penjualan, dan kedua adalah permasalahan yang berhubungan dengan produksi.

Pada jaman dahulu permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan masalah produksi, karena pada saat itu jumlah barang masih sedikit. Asal kita bisa membuat suatu barang, maka akan segera dibeli oleh pembeli. Pada saat itu sama sekali tidak ada kesulitan dalam menjual barang, sehingga kalau pada saat itu kita akan menyusun anggaran, maka akan kita mulai dari penyusunan anggaran produksi.

Semakin berkembangnya jaman, maka jumlah perusahaan menjadi semakin banyak dan teknologi juga berkembang semakin pesat. Dengan semakin banyaknya perusahaan, maka mulai timbul adanya persaingan diantara perusahaan yang sejenis, sehingga mulai dirasakan adanya kesulitan dalam menjual hasil produksinya. Karena kesulitan umum yang dihadapi perusahaan saat ini adalah masalah penjualan, maka  pada saat  ini kalau kita mau menyusun anggaran haruslah dimulai dari anggaran penjualan.

Anggaran penjualan tidak mungkin dapat langsung  disusun kalau kita tidak mempunyai data penjualan dimasa yang akan datang, maka sebelum kita menyusun anggaran penjualan terlebih dahulu harus melakukan peramalan penjualan. Secara skematis penyusunan anggaran dapat dilihat pada gambar 1.3.

Gambar 1.3 Urut-urutan Penyusunan Anggaran

Dari gambar tersebut kegiatan pertama adalah pengumplan data untuk kepentingan peramalan. Peramalan dilakukan dengan menggunakan regresi atau trend, tergantung pada jenis permintaan dari produk kita. Jika permintannya murni, maka kita gunakan trend dan jika permintaannya turunan, maka kita gunakan regresi.

Dari hasil peramalan dapat kita susun anggaran penjualan, dan dari anggaran penjualan dengan memperhatikan kebijakan penentuan persediaan akhir, maka dapat kita susun anggaran produksi. Dari anggaran produksi dapat disusun anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja dan anggaran biaya overhead, serta anggaran administrasi dan anggaran biaya penjualan.

Dengan dibuatnya anggaran-anggaran tersebut dimuka, maka dapat dibuat proyeksi laporan rugi-laba perusahaan, dan dengan memperhatikan neraca perusahaan tahun terakhi, maka dapat disusun proyeksi neraca perusahaan.

Urut-urutan penyusunan anggaran seperti tercantum dalam gambar 1.3 tersebut dengan catatan adalah bahwa anggaran yang kita susun adalah anggatan tetap (fixed budget). Jika anggaran yang dipakai adalah anggaran variabel (variable budget), maka urut-urutan tersebut tidak bisa dijadikan pedoman.

BAB  II

PERAMALAN PENJUALAN PRODUK PERUSAHAAN

 

2.1 Metode Peramalan Penjualan

Metode yang digunakan dalam meramalkan produk perusahaan ada bermacam-macam cara. Meskipun demikian secara umum peramalan produk perusahaan dapat digolongkan dalam dua kelompok, yakni metode  Top-down forecasting dan metode Bottom-up forecasting.

Metode top-down forecasting adalah merupakan metode penyusunan peramalan penjualan produk perusahan dengan cara melihat keadaan umum perekonomian negara atau keadaan perekonomian secara umum, kemudian baru menelaah keadaan yang lebih sempit atau khusus. Dengan melihat keadaan perekonomian pada umumnya, perusahaan akan mengadakan peramalan tentang peramalan permintaan produk secara keseluruhan dan kemudian baru memperhitungkan  penjualan produk yang memungkinkan dapat diraih oleh perusahaan. Dengan kata lain setelah melihat peramalan produk keseluruhan perusahaan baru menghitung berapa porsi yang dapat diraihnya.

Metode peramalan yang lainnya adalah  bottom-up forecasting. Dengan metode ini perusahaan yang akan meramalkan terhadap permintaan produknya, terlebih dahulu dia akan meramalkannya  masing-masing produk perusahaan secara individual. Dari data semua peramalan produk secara individual yang terkumpul kemudian disusunlah peramalan produk perusahaan. Data penjualan masing-masing produk dikumpulkan dari para distributor, para agen, para penyalur, para grosir, toko pengecer dan lain sebagainya. Berdasarkan data tersebut perusahaan akan menyusun peramalan penjualan produk untuk periode yang akan dating.

Langkah-langkah yang ditempuh perusahan dalam melakukan peramalan bisa bervariasi dari perusahaan satu ke perusahaan lainnya, tergantung pada jenis produk dan jenis industri yang dimasukinya. Beberapa langkah umum yang akan dilaksanakan  apabila perusahaan akan melakukan penyusunan peramalan penjualan produk adalah sbb:

  • Penentuan kebijakan umum.
  • Pengumpulan data.
  • Pemilihan dan penerapan model
  • Revisi dan evaluasi

2.2 Pendekatan dalam Peramalan

Pada dasarnya terdapat dua pendekaatan utama dalam peramalan dengan menggunakan metode kwantitatif.

Pertama

Adalah pendekatan time series, yaitu model yang tidak memperhatikan hubungan sebab akibat atau dengan kata lain hasil peramalan hanya memperhatikan kecenderungan dari data masa lalu yang tersedia. Pendekatan ini memerlukan data yang cukup banyak, dan karena banyaknya variabel  yang secara implisit tidak diperhatikan, tentu saja tingkat akurasinya tidak diharap berlebihan, terkecuali pada masa yang lalu tidak terjadi perubahan yang ekstrim dan dimasa yang akan datang juga diharapkan tidak terjadi perubahan yang mendasar dibandingkan dengan keadaan di masa lalu.

Dalam pendekatan ini akan dibahas mengenai teknik peramalan dengan menggunakan “metode trend” baik linier (lurus), non linier (lengkung  atau lengkung) maupun setengah rata-rata , juga logaritma. Secara skematis pendekatan yang pertama ini gigambarkan sebagai berikut:

System

Gambar 2.1  Pendekatan time series

Kedua

Adalah pendekatan yang memperhatikan hubungan sebab akibat (couse effects method) atau pend katan yang menjelaskan terjadinya suatu keadaan oleh karena sebab-sebab tertentu. Memang tidak semua variabel penjelas/penyebab mampu dirangkum secara keseluruhan, melainkan hanya beberapa diantaranya yang secara teoritis dinyatakan sebagai variabel penjelas utama yang tercakup dalam model persamaan.dengan kata lain hubungan yang terjadi bukan hubungan deterministik , melainkan hubungan stokastik.

Secara skematis pendekatan ini digambarkan sebagai berikut :

System

Gambar 2.2  Pendekatan cause and effect method

2.3 Kendala Pemilihan Teknik Peramalan

Setelah diketahui konsep pengukuran dan peramalan permintaan, demikian pula pendekatan dalam peramalan, langkah selanjut yang dikerjakan adalah melakukan dengan berbagai teknik yang tersedia. Tentu saja tidak semua teknik tepat untuk segala keadaan, karena itu perlu diketahui kendala yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan teknik-teknik tersebut.

Beberapa kendala yang perlu diperhatikan adalah :

  • Waktu yang hendak diliput, yaitu rentang waktu masa yang akan datang dari jangkauan peramalan. Dalam pembahasan ini tentu saja jangka waktu peramalan penjualan yang diperlukan dalam anggaran minimal satu atau dua tahun kedepan.
  • Tingkah laku data, meliputi jumlah, ketepatan dan tingkah laku data di masa lalu. Apakah tingkah laku data menunjukan hubungan persamaan yang linier, kwadrat ataukah yang lain, akan mempengaruhi pemilihan teknik peramalan,
  • Tipe model, yakni apakah model yang digunakan adalah model time series, kausalitas ataukah model lain yang lebih kompleks akan mempengaruhi pemilihan teknk peramalan.
  • Dana yang tersedia, ketersediaan  dana sangat mempengaruhi apakah akan memilih teknik yang sederhana ataukah teknik yang lebih kompleks
  • Tingkat ketepatan yang diinginkan, ini terkait dengan kebutuhan manajemen dalam tingkat kecermatan dan ketelitian peramalan yang diinginkan. Semakin tinggi tingkat ketelitian yang diinginkan, maka perlu teknih yang lebih komplek dan juga butuh biaya lebih tinggi.
  • Kemudahan dalam penerapan, dalam hal ini tergantung pada kemampuan manajemen, data, serta dana yang tersedia.

Dari keenam kendala tersebut diatas, dalam kenyataanya yamg paling sering dihadapi adalah keterbatasan dana dan data yang tersedia. Waktu yang tersedia juga sering merupakan kendala, disamping juga siklus kehidupan produk yang sedang dijalani oleh sebuah produk tertentu. Jika produk masih dalah tahap pertumbuhan persamaan garis masih mungkin digunakan, tapi kalau produk usianya sudah pada tahap kejenuhan, maka persamaan logaritma mungkin lebih tepaat digunakan.

2.4 Peramalan Penjualan dengan Trend

Model peramalan penjualan yang dapat dipergunakan oleh  perusahaan sangat beraneka macam, namun yang paling sering dipergunakan adalah metode kwadrat terkecil atau sering disebut dengan trend. Metode ini sering dipilih karena perhitungan cukup mudah dan hasilnya cukup dapat dipercaya. Memang ada metode lain yang dianggap lebih akurat karena mempertimbangkan beberapa variable sekaligus, namun memerlukan perhitungan-perhitungan yang rumit serta butuh data dalam jenis dan jumlah yang banyak sehingga sering susah untuk dilaksanakan di perusahaan.

Dengan mempergunakan model metode kwadrat terkecil maka kita dapat melaksanakan peramalan melalui dua cara:

  • Trend linier (yang dapat digambarkan sebagai garis lurus).
  • Trend lengkung (yang dapat digambarkan sebagai garis lengkung).

Trend mana yang akan dipergunakan, tergantung pada bentuk mana yang paling sesuai dengan  kondisi perusahaan. Kadang untuk jenis produk perusahaan cocok menggunakan trend lurus, namun perusahaan lain mungkin lebih cocok menggunakan trend lengkung. Untuk mengetahui trend mana yang cocok adalah dengan memperhatikan standar deviasi antara hasil peramalan dengan data realita. Trend dengan standar deviasi yang terkecil adalah trend yang lebih baik.

Adapun bentuk umum dari trend garis lurus dan trend garis lengkung yang sering dipergunakan adalah sebagaiberikut:

  • Y = a  +  b X                                untuk trend garis lurus
  • Y = a  +  b  X  +  c  X2               untuk trend garis lengkung

Dimana :

Y = variable yang akan diramalkan, dalam hal ini adalah peramalan produk perusahaan.

a   =  konstanta, yang akan menunjukan besarnya harga Y apabila X adalah = 0

b   = variable per X, yaitu menunjukan besarnya perubahan nilai Y dari setiap perubahan satu unit X

c   =  variabelitas per X2

Dalam mempergunakan trend garis lurus Y = a + bX,  besarnya a dan b dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut :

 å Y                                    åXY

a   =                             ;       b  =                

                              n                                        å X2

Dengan syarat åX = 0

Sedang jika menggunakan trend lengkung Y = a + b X + c X2 , dimana besarnya a, b, dan c dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

 

 

  åY           =    n a        +  c å X2

  åXY        =    b å X2

  åX2Y       =    a å X2  +  c å X4

Dengan syarat   å X = 0

Berikut ini akan disajikan contoh penggunaan dari trend garis lurus dan trend lengkung. Perlu diingat bahwa penggunaan trend untuk peramalan harus memenuhi syarat, yaitu data historis yang dikumpulkan paling tidak selama 10 tahun, dan dalam kurun waktu tersebut tidak terdapat kondisi yang ekstrim (tidak normal).jika ternyata ada data yang ekstrim, maka data tersebut harus dianalisa terlebih dahulu penyebabnya. Data yang ekstrim itu harus didrop dulu sebelum perhitungan dimulai.

Dalam contoh berikut, untuk memudahkan dalam perhitungan, data historis yang dikumpulkan hanya 5 tahun saja. Ini hanya sekedar tujuan praktis agar mudah dalam pemahaman.

Contoh kasus di  Perusahaan Sepatu Asli

 

Perusahaan sepatu ASLI mempoduksi dua macam sepatu yakni sepatu jenis sport dan sepatu jenis pantofel. Perusahaan ingin mengetahui perkiraan besarnya penjualan pada tahun 1998 dan 1999. Adapun penjualan perusahaan selama 5 tahun terakhir yang dimiliki perusahaan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 PERUSAHAAN SEPATU ASLI

Data Penjualan Tahun 1997 s/d 2006

No. TAHUN PRODUK
SEPATU SPORT SEPATU PANTOFEL
1 1997 10.000    Pasang 15.000 Pasang
2 1998 10.100    Pasang 16.000 Pasang
3 1999 10.200    Pasang 17.000 Pasang
4 2000 10.350    Pasang 17.500 Pasang
5 2001 10.500    Pasang 18.000 Pasang
6 2002 10.600    Pasang 19.000 Pasang
7 2003 10.600    Pasang 20.000 Pasang
8 2004 10.900    Pasang 20.500 Pasang
9 2005 11.500    Pasang 21.000 Pasang
10 2006 12.500    Pasang 22.000 Pasang

Dari data tersebut perusahaan ingin menyusun peramalan penjualan untuk tahun 2007 dan tahun 2008. Dalam hal ini karena perusahaan belum menentukan model yang akan dipakai, maka kedua model tersebut akan dicoba untuk diterapkan dan kemudian setelah mengetahui hasil dari kedua model tersebut, maka akan dipilih salah satu model yang memberikan akurasi yang tertinggi.

Untuk memudahkan dalam penghitungan kedua model yang akan dipakai, maka terlebih dahulu dibuat tabel persiapan peramalan baik untuk produk sepatu jenis sport, maupun jenis pantofel.

 

 

 

 

 

  • Peramalan Produk Sepatu Jenis Sport
Tabel 2.2.  PERUSAHAAN SEPATU  ASLI
Tabel Persiapan Peramalan Penjualan Untuk Produk Sepatu Jenis Sport
NO Y X XY X2 X2 Y X4
1 10.000 -9 -90.000 81 810.000 6.561
2 10.100 -7 -70.700 49 494.900 2.401
3 10.200 -5 -51.000 25 255.000 625
4 10.350 -3 -31.050 9 93.150 81
5 10.500 -1 -10.500 1 10.500 1
6 10.600 1 10.600 1 10.600 1
7 10.600 3 31.800 9 95.400 81
8 10.900 5 54. 500 25 272.500 625
9 11.500 7 80.500 49 563.500 2.401
10 12.500 9 112.500 81 1.012.500 6.561
Jumlah
107.250 0 36.650 330 3.618.050 19.338

Trend garis lurus  Y = a + b X

å Y             107.250

              a  =                   =                              =      10.725

n                    10

åXY             36.650

  b =                    =                           =    111,06

X2                        330

Jadi persamaan trend garis lurus untuk produk sepatu jenis sport adalah :

Y  =  10.725 +  111,06 X

Peramalan penjualan produk sepatu jenis sport dengan trend garis lurus:

2007 = 10.725 + 111,06 (11)  =   11.946,66  pasang selanjutnya dibulatkan menjadi  11.900 pasang

2008 = 10.725 + 111,06 (13)  =   12.168,78  pasang selanjutnya dibulatkan menjadi 12.200 pasang

Trend lengkung  Y = a + bX + cX2

åXY  = B å X2

åY  = n a  +  å X2

 

åX2Y  =  aX2 + c åX2

36.650  =  330 b          b= 20,15

107.250 = 10 a + 330 c

3.618.050 = 330 a + 19.338 c

Selanjutnya :

107.250 = 10 a + 330 c             x 33            3.539.250 = 330 a + 10.890 c

3.618.050 = 330 a + 19.338 c   x 1              3.618.050 = 330 a + 19.338 c

-78.880     = –  8.448 c

c = 9,34

107.250 = 10 a + 330 c

107.250 = 10 a + 330 (9,34)

107.250 = 10 a + 3.082,2

107.250 – 3.082,2 = 10 a

104.167,8 = 10 a                   a = 10.416,78

Jadi persamaan trend lengkung untuk produk sepatu jenis sport adalah :

Y =  10.416,78  +  20,15 X  +  9,34 X2

 

Peramalan penjualan produk sepatu jenis sport dengan trend lengkung:

2007= 10.416,78  +  20,15 (11)  +  9,34 (11)2= 11.768,57 pasang yang selanjutnya dibulatkan menjadi 11.800 pasang.

2008= 10.416,78  +  20,15 (13)  +  9,34 (13)2 = 12.257,19 pasang yang selanjutnya dibulatkan menjadi 12.300 pasang.

Peramalan Produk Sepatu Jenis Pantofel

 

Tabel 2.2.PERUSAHAAN SEPATU  ASLI
Tabel Persiapan Peramalan Penjualan Untuk Produk Sepatu Jenis Pantofel
NO Y X XY X2 X2 Y X4
1 15.000 -9 -135,000 81 1.215.000 6.561
2 16.000 -7 -112,000 49 784.000 2.401
3 17.000 -5 -85,000 25 425.000 625
4 17.500 -3 -52,500 9 157.500 81
5 18.000 -1 -18,000 1 18.000 1
6 19.000 1 19,000 1 19.000 1
7 20.000 3 60,000 9 180.000 81
8 20.500 5 102,500 25 512.500 625
9 21.000 7 147,000 49 1.029.000 2.401
10 22.000 9 198,000 81 1.782.000 6.561
Jml 186.000 0 124.000 330 6.122.000 19.338

Trend garis lurus  Y = a + b X

å Y             186.000

a  =                   =                    =  18.600

n                    10

åXY             124.000

  b =                    =                       = 375,76

X2                            330

Jadi persamaan trend garis lurus untuk produk sepatu jenis pantofel adalah :

Y  =  18.600 +   375,7   X

Peramalan penjualan produk sepatu jenis pantofel dengan trend garis lurus:

2007= 18.600+375,76 (11)  =  22.733,36  pasang, selanjutnya dibulatkan menjadi 22.700 pasang.

2008= 18.600+375,76 (13)  =  23.485,88  pasang, selanjtnya dibulaatkan menjadi 23.500 pasang.

Trend Lengkung  Y = a + bX + cX2

åXY  = B å X2

åY  = n a  +  å X2

 

åX2Y  =  aX2 + c åX2

124.000  =  330 b          b= 375,76

186.000 = 10 a + 330 c

6.122.000 = 330 a + 19.338 c

Selanjutnya :

186.000 = 10 a + 330          x 33                6.138.000 = 330 a + 10.890 c

6.122.000 = 330 a + 19.338 c x 1              6.122.000 = 330 a + 19.338 c

16000  = –  8.448 c

c = -1,89

186.000  = 10 a + 330 c

186.000  = 10 a + 330 (-1,89)

186.000  = 10 a – 623,7

186.000  +  623,7 = 10 a

106.623,7 = 10 a                   a = 18.662,37

Jadi persamaan trend lengkung untuk produk sepatu jenis pantofel adalah :

Y = 18.662,37+ 375,76 X  – 1,89X2

 

Peramalan penjualan produk sepatu jenis pantofel dengan trend lengkung:

2007 = 18.662,37+ 375,76 (11)  – 1,89 (11)2= 22.567,04 pasang, selanjutnya dibulatkan menjadi 22.600 pasang.

2008 = 18.662,37+ 375,76 (13)  – 1,89 (13)2= 23.227,84 pasang, selanjutnya dibulatkan menjadi 23.200 pasang.

 

Dari hasil-hasil peramalan yang telah kita lakukan, maka untuk lebih mudah dalam pengamatan, maka sebaiknya kita kumpulkan hasil peramalan tersebut, sehingga kita dapat membandingkan dengan lebih mudah. Untuk keperluan tersebut berikut ini akan disajikan  table rekapitulasi hasil-hasil peramalan.

Tabel 2.3 PERUSAHAAN SEPATU  ASLI

Rekapitulasi Hasil-Hasil Peramalan Produk sepatu Jenis Sport dan Pantofel Tahun 2007 dan 2008

 

No Produk Tahun 2007 Tahun 2008
Lurus Lengkung Lurus Lengkung
1 Sport 11.947 11.769 12.169 12.257
2 Pantofel 22.733 22.670 23.486 23.228

2.5. Pengujian model yang dipakai

Dari table rekapitulasi hasil-hasil peramalan pada perusahaan sepaatu Asli, terlihat bahwa penggunaan model peramalan yang berbeda akan menghasilkan angka peramalan yang berbeda pula, meski data yang dipergunakan dalam perhitungan peramalan adalah sama. Dalam hal ini kita harus mampu menetapkan peramalan mana yang akan dipakai, dengan kata lain kita harus mampu memilih model peramalan mana yang paling tepat, sehingga akan menghasilkan angka peramalan yang tepat pula.

Pemilihan alat peramalan yang akan kita pergunakan adalah sangat penting, karena hasil peramalan yang didapatkan akan dipergunakan untuk acuan dari anggaran-anggaran yang lain (simak kembali skema urut-urutan penyusunan anggaran di bab I ). Kesalahan dalam penentuan model peramalan akan berdampak pada tidak tepatnya hasil peramalan, sehingga akan berdampak pada ketidaktepatan anggaran-anggaran yang akan kita susun.

Cara yang sering dipergunakan untuk menentukan apakah suatu model peramalan itu baik atau tidak adalah dengan membandingkan hasil peramalan pada suatu tahun, dengan data riil yang ada. Kemudian kita tentukan batas toleransi penyimpangan antara hasil peramalan dengan data riil. Jika penyimpangan masih berada dalam batas toleransi yang kita tetapkan, maka model tersebut dianggap cukup baik.

Kelemahan dari cara ini adalah dalam penetapan batas toleransi sering masih sangat subyektif. Kelemahan lainnya adalah jika penyimpangan peramalan dari data riil  untuk kedua model tersebut, ternyata masih sama-sama dalam batas toleransi. Dengan demikian kita akan kesulitan dalam menetapkan model mana yang akan kita pakai.

Dengan milihat adanya kesulitan-kesulitan dalam menetapkan model yang akan dipilih, maka dicarilah cara lain yang lebih obyektif dan lebih mudah dalam pengambilan keputusan, yaitu dengan menggunakan standar deviasi (selanjutnya disingkat dengan SD). Masing masing model akan dihitung standar diviasinya. Model dengan standar diviasi yang paling kecil adalah merupakan model yang paling sahih (akurat).

Besarnya standar deviasi dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

SD =      å (X –Y)2

N                        

 

Dimana :  X  = Data penjualan riil

Y  = Hasil peramala

N  = Banyaknya data.

Agar lebih jelasnya, kita akan menguji dua model yang telah kita pakai untuk meramalkan produk sepatu sport dan sepatu pantofel milik perusahaan sepatu ASLI  yang sudah kita lakukan, dan kemudian kita akan memilih model mana yang sebenarnya paling sahih, dengan menggunakan standar deviasi. Untuk keperluan tersebut kita mulai dengan penyimakan peramalan penjualan yang telah dilakukan oleh perusahaan sepatu Asli.

  • Pengujian Model Peramalan Produk Sepatu Sport dengan Trend Garis Lurus

Tabel 2.4.PERUSAHAAN SEPATU ASLI

Data penjualan Produk Sepatu Jenis Sport menurut model Trend Lurus dengan persamaan  Y  =  10.725 +  111,06 X

No Tahun X A bX Y
1 1997 -9 10.725 -999,54 9.725,46
2 1998 -7 10.725 -777,42 9.947,58
3 1999 -5 10.725 -555,30 10.169,70
4 2000 -3 10.725 -333,18 10.391,82
5 2001 -1 10.725 -111,06 10.613,94
6 2002 1 10.725 111,06 10.836,06
7 2003 3 10.725 333,18 11.058,18
8 2004 5 10.725 555,30 11.280,30
9 2005 7 10.725 777,42 11.502,42
10 2006 9 10.725 999,54 11.724,54

Tabel 2.5. PERUSAHAAN SEPATU ASLI

Perhitungan Standar Deviasi  Trend Garis Lurus Produk sepatu jenis Sport.

No Tahun RiiL ( X) Peramalan (Y) (X -Y) (X-Y)2
1 1997 10.000 9.725,46 274,54 75.372,21
2 1998 10.100 9.947,58 152,42 23.231,86
3 1999 10.200 10.169,70 30,30 918,09
4 2000 10.350 10.391,82 -41,82 1.748,912
5 2001 10.500 10.613,94 -113,94 12.982,32
6 2002 10.600 10.836,06 -236,06 55.724,32
7 2003 10.600 11.058,18 -458,18 2.09.928,91
8 2004 10.900 11.280,30 -380,30 144.628,09
9 2005 11.500 11.502,42 -2,42 5,86
10 2006 12.500 11.724,54 775,46 601.338,21
  Jmlh       1.125.878,80

SD =      å (X –Y)2

N

SD =      1125878,8      =   335,54

10

 

  • Pengujian Model Peramalan Produk Sepatu Sport dengan Trend Garis Lengkung

Tabel 2.6. PERUSAHAAN SEPATU ASLI

Data penjualan Produk Sepatu Jenis Sport menurut model Trend Lurus dengan persamaan  Y =  10.416,78  +  20,15 X  +  9,34 X2

No Tahun X a b X c X Y
1 1997 -9 10.416,78 -181,35 -84,06 10.151,37
2 1998 -7 10.416,78 -141,05 -65,38 10.210,35
3 1999 -5 10.416,78 -100,75 -46,70 10.269,33
4 2000 -3 10.416,78 -60,45 -28,02 10.328,31
5 2001 -1 10.416,78 -20,15 -9,34 10.387,29
6 2002 1 10.416,78 20,15 9,34 10.446,27
7 2003 3 10.416,78 60,45 28,02 10.505,25
8 2004 5 10.416,78 100,75 46,70 10.564,23
9 2005 7 10.416,78 141,05 65,38 10.623,21
10 2006 9 10.416,78 181,35 84,06 10.682,19

 

 


Tabel 2.7 PERUSAHAAN SEPATU ASLI

Perhitungan Standar Deviasi Trend Garis Lengkung Produk Sepatu Sport

No Tahun RiiL

( X)

Peramalan (Y) (X -Y) (X-Y)2
1 1997 10000 10151.37 -151.37 22912.88
2 1998 10100 10210.35 -110.35 12177.12
3 1999 10200 10269.33 -69.33 4806.65
4 2000 10350 10328.31 21.69 470.46
5 2001 10500 10387.29 112.71 12703.54
6 2002 10600 10446.27 153.73 23632.91
7 2003 10600 10505.25 94.75 8977.56
8 2004 10900 10564.23 335.77 112741.49
9 2005 11500 10623.21 876.79 768760.70
10 2006 12500 10682.19 1817.81 3304433.20
  Jumlah       4271616.52

SD =      å (X –Y)2

N

SD =     4.271.616, 52   =   653,58

10

 


 

  • Pengujian Model Peramalan Produk Sepatu Pantofel dengan Trend Garis Lurus

Tabel 2.8.PERUSAHAAN SEPATU ASLI

Data penjualan Produk Sepatu Jenis Pantofel menurut model Trend Lurus dengan persamaan  Y  =  18.600 +   375,7   X

No Tahun X a bX Y
1 1997 -9 18600 -3381.30 15218.70
2 1998 -7 18600 -2629.90 15970.10
3 1999 -5 18600 -1878.50 16721.50
4 2000 -3 18600 -1127.10 17472.90
5 2001 -1 18600 -375.70 18224.30
6 2002 1 18600 375.70 18975.70
7 2003 3 18600 1127.10 19727.10
8 2004 5 18600 1878.50 20478.50
9 2005 7 18600 2629.90 21229.90
10 2006 9 18600 3381.30 21981.30
PERHITUNGAN STANDAR DEVIASI TREND LENGKUNG PANTOFEL
No Tahun RiiL ( X) Peramalan (Y) (X -Y) (X-Y)2
1 1997 15000 15518.44 -518.44 268780.03
2 1998 16000 16265.98 -265.98 70745.36
3 1999 17000 17013.52 -13.52 182.7904
4 2000 17500 17761.06 -261.06 68152.324
5 2001 18000 18508.6 -508.6 258673.96
6 2002 19000 19256.14 -256.14 65607.7
7 2003 20000 20003.68 -3.68 13.5424
8 2004 20500 20751.22 -251.22 63111.488
9 2005 21000 21498.76 -498.76 248761.54
10 2006 22000 22246.3 -246.3 60663.69
  Jumlah   0   1104692.4
PERHITUNGAN STANDAR DEVIASI PERAMALAN SEPATU PANTOFEL
DENGAN TREND LENGKUNG
No Tahun Riil ( X) Peramalan (Y) ( X-Y ) ( X- Y )2
1 1993 10,000 10,001.42 -1.42 2.02
2 1994 10,100 10,094.29 5.71 32.60
3 1995 10,200 10,208.58 -8.58 73.62
4 1996 10,350 10,344.29 5.71 32.60
5 1997 10,500 10,501.42 -1.42 2.02
    Jumlah 142.86
    Standar Deviasi 5.35

Standar deviasi peramalan sepatu pantofel dengan menggunakan trend lengkung adalah sebesar 5,35.

  • Pengujian model peramalan produk sepatu pantofel dengan trend garis lurus

Hasil peramalan produk sepatu pantofel dengan mempergunakan persamaan trend garis lurus  Y = 16.700 + 750 X

No Tahun X A b X Y
1 1993 -2 16,700 -1,500 15,200
2 1994 -1 16,700 -750 15,950
3 1995 0 16,700 0 16,700
4 1996 1 16,700 750 17,450
5 1997 2 16,700 1,500 18,200
PERHITUNGAN STANDAR DEVIASI PERAMALAN SEPATU PANTOFEL
DENGAN TREND GARIS LURUS
No Tahun Riil ( X) Peramalan (Y) ( X-Y ) ( X- Y )2
1 1993 15,000 15,200 -200 40,000
2 1994 16,000 15,950 50 2,500
3 1995 17,000 16,700 300 90,000
4 1996 17,500 17,450 50 2,500
5 1997 18,000 18,200 -200 40,000
    Jumlah 175,000
    Standar Deviasi 187.08

Jadi standar deviasi peramalan produk sepatu pantofel dengan menggunakan trend garis lurus adalah sebesar 187,08

  • Pengujian model peramalan produk sepatu pantofel dengan trend lengkung.

Hasil peramalan produk sepatu pantofel dengan menggunakan persamaan trend lengkung    Y =  16.914,28  +  750 X  –  107,14 X2

No Tahun X X2 A b X c X2 Y
1 1993 -2 4 16,914.28 -1,500.00 428.56 14,985.72
2 1994 -1 1 16,914.28 -750.00 107.14 16,057.14
3 1995 0 0 16,914.28 0.00 0.00 16,914.28
4 1996 1 1 16,914.28 750.00 107.14 17,557.14
5 1997 2 4 16,914.28 1,500.00 428.56 17,985.72

 

PERHITUNGAN STANDAR DEVIASI PERAMALAN SEPATU PANTOFEL

DENGAN MENGGUNAKAN TREND LENGKUNG

No Tahun Riil ( X) Peramalan (Y) ( X-Y ) ( X- Y )2
1 1993 15,000 14,985.72 14.28 203.92
2 1994 16,000 16,057.14 -57.14 3,264.98
3 1995 17,000 16,914.28 85.72 7,347.92
4 1996 17,500 17,557.14 -57.14 3,264.98
5 1997 18,000 17,985.72 14.28 203.92
    Jumlah 14,285.74
Standar Deviasi 53.45

Jadi standar deviasi peramalan produk sepatu pantofel dengan menggunakan trend lengkung adalah sebesar 53,45

Setelah perhitungan- perhitungan standar deviasi dari peramalan produk sepatu sport dan sepatu pantofel yang telah kita lakukan baik dengan mempergunakan trend garis lurus maupun trend lengkung, maka kita dapat membuat table ringkasan hasil hasil perhitungan tersebut sebagai berikut:

RINGKASAN PERHITUNGAN STANDAR DEVIASI

UNTUK PERAMALAN TAHUN 1993 – 1997

No Produk Trend Grs. Lurus Trend Lengkung
1 Sepatu Sport 18,71 5,35
2 Sepatu Pantofel 187,08 53,45

Dari table ringkasan perhitungan standar deviasi diatas, kita dapat dengan mudah untuk membandingkan keakuratan penggunaan kedua metode trend, dengan melihat standar deviasinya. Metode trend dengan standar diviasi yang lebih kecil adalah metode yang dianggap lebih baik. Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa:

  • Peramalan produk sepatu sport adalah dengan menggunakan trend lengkung.
  • Peramalan produk sepatu pantofel juga menggunakan trend lengkung.

Dengan demikian peramalan penjualan perusahaan sepatu ASLI untuk produk sepatu jenis sport dan jenis pantofel adalah sebagai berikut :

PERUSAHAAN SEPATU ASLI

Peramalan Penjualan Produk Sepatu Jenis Sport dan Jenis pantofel

Untuk Tahun 1998 dan 1999

No Produk Trend Grs. Lurus Trend Lengkung
1 Sepatu Sport 10.680 10.880
2 Sepatu Pantofel 18.200 18.200

Selanjutnya atas dasar peramalan penjualan ini anggaran penjualan perusahaan sepatu ASLI akan disusun.

Latihan  Soal

  1. Data penjualan buku dari toko buku SADAR PINTER selama delapan tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Tahun Penjualan Tahun Penjualan
1996 35.000 2000 60.000
1997 45.000 2001 65.000
1998 50.000 2002 70.000
1999 60.000 2003 75.000

Berdasarkan data diatas, saudara diminta untuk :

  1. Tentukan persamaan garis trend dengan trend garis lurus maupun trend kuadratik.
  2. Tentukan persamaan trend mana yang saudara anggap paling tepat dengan mempergunakan standar deviasi.
  3. Tentukan ramalan penjualan tahun 2004.
  1. Surya Indah Kencana menentukan target penjualannya berdasarkan perkembangan industri, yaitu dengan cara memperhatikan market share perusahaannya dari tahun ke tahun. Data permintaan industri dan data penjualan perusahaan selama tujuh tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Tahun Permintaan Industri

(dalam Ton)

Penjualan Perusahaan

(dalam Ton)

1997 12.000 1.200
1998 11.000 990
1999 13.000 1.600
2000 14.000 1.750
2001 13.000 1.430
2002 15.000 1.800
2003 16.000 2.080

Berdasarkan data diatas Saudara diminta untuk :

  1. Menentukan permintaan industri tahun 2004 dengan menggunakan trend garis lurus.
  2. Tentukan target penjualan perusahaan tahun 2004, jika perusahaan merasa sudah cukup puas dengan rata-rata market share tiga tahun terakhir.

B A B  III. ANGGARAN PENJUALAN

Oleh : Sugeng Rianto, SE

  • Pengertian Umum

 

Dari uraian di bab 1 diketahui bahwa permasalahan yang paling serius dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah permasalahan penjualan. Hal ini membawa dampak bahwa kunci sukses perusahaan adalah pada pemasaran. Perusahaan yang tidak mampu memasarkan produknya maka tidak bisa disebut perusahaan yang sukses. Dari penjualan inilah akan mengalir dana masuk (cash in flows) yang nantinya dapat dipergunakan untuk membiayai operasi perusahaan.

Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan akan didapat jika perusahaan mampu menjual produknya dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga pokok produksinya. Masalah utama yang dihadapi pada waktu akan menjual suatu produk pada umunya adalah :

  1. Produk apa yang akan kita jual
  2. Biaya-biaya yang harus dikeluarkan jika kita akan menjual produk tersebut.
  3. Berapa harga produk tersebut, agar kita bisa memperoleh keuntungan dan juga masih dalam jangkauan daya beli konsumen.

Karena anggaran sebenarnya adalah perencanaan, maka anggaran penjualan akan disusun dalam jangka panjang dan jangka pendek. Anggaran penjualan jangka panjang adalah anggaran penjualan yang disusun secara garis besarnya saja, yang menggambarkan perkembangan penjualan yang ingin dicapai perusahaan dalam jangka panjang.

Anggaran penjualan jangka pendek adalah merupakan penterjemahan anggaran penjualan jangka panjang kedalam periode jangka pendek, yang selanjutnya akan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan jangka pendek. Karena akan dijadikan pedoman, maka anggaran penjualan jangka pendek ini harus disusun secara lebih rinci, sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda dari bagi pegawai perusahaan yang akan menjalankannya. Pembahasan selanjutnya pengertian anggaran penjualan adalah merupakan anggaran jangka pendek.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran penjualan jangka pendek adalah :

  • Rincian penjualan dan jenis produk perusahaan

Anggaran penjualan hendaknya menyebutkan dengan jelas jenis produk yang akan dijual serta jumlah unit dari masing-masing jenis produk tersebut. Memang nantinya seluruh jumlah penjualan akan digabungkan, namun untuk keperluan pengawasan, maka jumlah unit penjualan masing-masing jenis produk sangat diperlukan.

  • Rincian daerah pemasaran

Karena pada umumnya daerah pemasaran penjualan perusahaan adalah luas, maka diperlukan pemisahan untuk masing-masing daerah pemasaran agar dapat diketahui kemanasaja produk perusahaan dipasarkan. Hal ini penting bagi perusahaan guna melakukan pengawasan dalam distribusi produknya. Ketidakmampuan perusahaan dalam mengawasi distribusi produknya sangat berdampak negatif terhadap perusahaan. Dasar dari perincian daerah pemasaran bisa berbeda-beda untuk beberapa perusahaan, namun yang sering dipergunalan adalah letak geografis. Adapula yang merincinya berdasarlan pada kota tujuan atau kelompok kota tujuan penjualan.

  • Diskriminasi harga.

Beberapa perusahaan dalam menetapkan harga produknya  adalah sama untuk beberapa daerah pemasaran, seperti coca cola, indomie dsb. Namun beberapa perusahaan lainnya menetapkan harga yang berbeda-beda untuk produknya dibeberapa daerah atau kota, contoh harga mobil atau sepeda motor baru  untuk kota di Jawa Tengah lebih mahal disbanding dengan di Jakarta. Untuk perusahaan yang menetapkan harga berbeda-beda, maka harga dibeberapa daerah harus ditetapkan dengan jelas sehingga mudah untuk diawasi.

  • Potongan harga

Guna mendorong omzet penjualan, perusahaan sering memberikan potongan harga, bagi pembeli maupun distributor yang mau membeli dalam jumlah yang ditetapkan perusahaan. Untuk memudahkan dalam pengawasan, maka didalam anggaran yang disusun harus menyebutkan seberapa besar potongan yang akan diberikan berkaitan dengan adanya pembelian dengan persyaratan khusus tersebut. Jika pemberian potongan oleh perusahaan itu sudah merupakan hal yang rutin berkaitan dengan waktu pembayaran, maka sebaikkya perusahaan menyusun anggaran potongan pembelian, yang terpisah dengan anggaran penjualan.

  • Rincian penjualan.

Karena anggaran penjualan adalah merupakan anggaran periodik, maka sering disusun hanya untuk satu tahun. Untuk keperluan pengawasan, koordinasi dan perencanaan, selayaknya anggaran penjualan juga dirinci dalam penjualan bulanan.

3.2  Dasar Penyusunan Anggaran Penjualan

Sebagaimana sudah kita ketahui pada bab sebelumnya bahwa dasar penyusunan anggaran penjualan adalah hasil peramalan penjualan. Oleh sebab itu peramalan penjualan sangatlah penting. Kesalahan dalam peramalan penjualan akan berdampak pada kesalahan pada penyusunan anggaran penjualan. Meskipun dasar penyusunan anggaran penjualan adalah peramalan penjualan, namun hal lain yang harus dipertimbangkan adalah:

  • Kemampuan perusahaan seperti :
  1. Kemampuan finansial perusahaan.

Kemampuan finansial perusahaan dimaksudkan adalah kemampuan perusahaan dalam penyediaan dana untuk mendukung tercapainya target perusahaan sesuai dengan hasil peramalan. Karena dasar peramalan adalah hasil-hasil penjualan dimasa lalu, bisa jadi hasil peramalan penjualan meningkat dengan pesat. Hal ini tentunya membawa konsekwensi dalam penyediaan dana guna mendukung perencanaan tersebut. Kata kuncinya adalah “ Apakah perusahaan punya dana untuk keperluan itu ?”. Jika ternyata kurang, apakah perusahaan mampu mencarikan pinjaman dari kreditur ?. Jika dana tidak mencukupi dan tidak ada peluang untuk memperoleh pinjaman kredit, sebaiknya peramalan penjualan yang sudah ditetapkan direvisi kembali.

  1. Kemampuan ekonomis perusahaan

Kemampuan ekonomis perusahaan yang dimaksudkan adalah apakah dengan menggunakan target yang ditetapkan perusahaan berdasarkan peramalan, perusahaan masih beroperasi pada skala yang ekonomis. Pertanyaan ini penting untuk diketahui jawabnya karena tidak selalu penambahan penjualan akan berdampak pada penambahan keuntungan perusahaan. Pada awalnya penambahan penjualan memang berdampak pada penambahan keuntungan, tapi setelah lewat pada tahap tertentu, maka penambahan penjualan justru akan menurunkan keuntungan perusahaan. Ingat hukum ekonomi law of deminishing returnya David Ricardo.

  1. Kemampuan teknis perusahaan

Kemampuan teknis dimasudkan adalah kemampuan perusahaan dari aspek teknis, atau sering disebut dengan kapasitas yang tersedia (terpasang). Berdasarkan hasil peramalan penjualan, perusahaan harus memperhatikan apakah kapasitas terpasang perusahaan masih mendukung target penjualan perusahaan. Apabila kapasitas terpasang perusahaan ternyata tidak cukup untuk mendukung target penjualan berdasarkan peramalan, maka kita hanya akan membatasi pada kapasitas yang kita miliki.

  • Kebijakan khusus atas hasil peramalan seperti:
  1. Pembulatan angka peramalan.

Hasil peramalan sering tidak menghasilkan angka yang bulat, sehingga kita harus mengetahui pembulatan yang dilakukan perusahaan, apakah akan dibulatkan dalam satuan, ratusan atau bahkan dalam ribuan.

  1. Penambahan penjualan atas dasar pertimbangan khusus.

Pertimbangan khusus ini misalkan karena pertimbangan hari raya, tahun ajaran baru sekolah dan sebagainya, yang secara empirik terbukti bahwa pada saat seperti itu penjualan akan mengalami lonjakan. Atas dasar ini bisa jadi target yang sudah ditetapkan berdasarkan peramalan bisa direvisi atau dirubah.

Untuk lebih memperjelas mengenai anggaran penjualan, berikut ini akan disajikan kembali hasil peramalan dai perusahaan sepatu ASLI, dan kemudian dirubah menjadi anggaran penjualan untuk tahun 1998.

PERUSAHAAN SEPATU ASLI

Peramalan Penjualan Produk Sepatu Jenis Sport dan Jenis pantofel

Untuk Tahun 1998 dan 1999

No Produk 1998 1999
1 Sepatu Sport 10.680 10.880
2 Sepatu Pantofel 18.200 18.200

Daerah pemasaran perusahaan sepatu ASLI adalah kota Tegal dan Semarang. Target penjualan perusahaan adalah 10.680 pasang untuk sepatu sport, dimana akan dipasarkan di kota Tegal 5.000 pasang dan di kota Semarang 5.680 pasang.

Untuk sepatu pantofel, target penjualan perusahaan adalah 18.200 pasang, dimana 8.200 pasang direncanakan dipasarkan di kota Tegal dan sisanya 10.000 pasang akan dipasarkan dikota Semarang. Dengan pertimbangan adanya perbedaan daya beli masyarakat di kedua kota tersebut, maka perusahaan menetapkan harga yang berbeda. Di Tegal harga sepatu sport Rp.3000,- dan sepatu pantofel Rp.4.000,-. Di Semarang sepatu sport harganya Rp3.300 dan sepatu pantofel Rp.4.700.  Tidak ada potongan harga baik di Tegal maupun di Semarang.

Dari data tersebut dapat disusun anggaran penjualan perusahaan sepatu ASLI tahun 1998 sebagai berikut:

PERUSAHAAN SEPATU ASLI

ANGGARAN PENJUALAN TAHUN 1998

No Produk Total Tegal Semarang
unit Rp.(000) Unit @ Rp(000) Unit @ Rp(000)
1 Sport 10.680 33.774 5.000 3.000 15.000 5.680 3.300 18.744
2 Pantofel 18.200 79.800 8.200 4.000 32.000 10.000 4.700 47.000
Jumlah 113.544 47.800 65.744

Dari anggaran penjualan perusahaan sepatu ASLI tahun 1998 diatas, kita dapat melihat adanya rincian jumlah dan jenis produk perusahaan; rincian tentang daerah pemasaran; dan diskriminasi harga. Sedangkan potongan penjualan dan rincian penjualan bulan tidak ada. Untuk potongan penjualan tidak muncul karena memang perusahaan tidak memberikan potongan penjualan.

Setelah memperhatikan tentang kemampuan perusahaan dan juga dengan memperhatikan kebijakan khusus, terutama memperhatikan adanya hari raya dan tahun ajaran baru, maka anggaran penjualan dirinci dalam periode yang lebih pendek (bulanan dan triwulanan) sebagai berikut:

  • Perincian anggaran penjualan perusahaan sepatu ASLI untuk produk sepatu sport, per daerah pemasaran.

Perusahaa Sepatu ASLI

Rincian Anggaran Penjualan Sepatu Sport

Daerah Pemasaran Kota Tegal Tahun 1998

No. Periode Jumlah Unit Harga perunit Jumlah
1 Januari 405 3.000 1.215.000
2 Februari 420 3.000 1.260.000
3 Maret 420 3.000 1.260.000
4 Triwulan II 1.250 3.000 3.750.000
5 Triwulan III 1.245 3.000 3.735.000
6 Triwulan IV 1.260 3.000 3.780.000
Jumlah 5.000 15.000.000

Perusahaa Sepatu ASLI

Rincian Anggaran Penjualan Sepatu Sport

Daerah Pemasaran Kota Semarang Tahun 1998

No. Periode Jumlah Unit Harga perunit Jumlah
1 Januari 480 3.300 1.584.000
2 Februari 470 3.300 1.551.000
3 Maret 470 3.300 1.551.000
4 Triwulan II 1.420 3.300 4.686.000
5 Triwulan III 1.300 3.300 4.290.000
6 Triwulan IV 1.540 3.300 5.082.000
Jumlah 5.680 18.774.000
  • Perincian anggaran penjualan perusahaan sepatu ASLI untuk produk sepatu Pantofel, per daerah pemasaran.

Perusahaa Sepatu ASLI

Rincian Anggaran Penjualan Sepatu Pantofel

Daerah Pemasaran Kota Tegal Tahun 1998

No. Periode Jumlah Unit Harga perunit Jumlah
1 Januari 680 4.000 2.720.000
2 Februari 700 4.000 2.800.000
3 Maret 690 4.000 2.760.000
4 Triwulan II 2.050 4.000 8.200.000
5 Triwulan III 2.020 4.000 8.080.000
6 Triwulan IV 2.060 4.000 8.240.000
Jumlah 8.200 32.800.000

.

Perusahaa Sepatu ASLI

Rincian Anggaran Penjualan Sepatu Pantofel

Daerah Pemasaran Kota Semarang Tahun 1998

No. Periode Jumlah Unit Harga perunit Jumlah
1 Januari 850 4.700 3.995.000
2 Februari 800 4.700 3.760.000
3 Maret 830 4.700 3.901.000
4 Triwulan II 2.500 4.700 11.750.000
5 Triwulan III 2.400 4.700 11.280.000
6 Triwulan IV 2.620 4.700 12.314.000
Jumlah 10.000 47.000.000
  • Perincian anggaran penjualan perusahaan sepatu ASLI  Per Jenis Produk
Perusahaan Sepatu ASLI

Perincian Anggaran Penjualan Sepatu Sport

Tahun 1998

Perusahaan Sepatu ASLI

Perincian Anggaran Penjualan Sepatu Sport

Tahun 1998

No Periode Unit Jumlah No Periode Unit Jumlah
1 Januari 885 2,799,000 1 Januari 1,530 6,715,000
2 februari 890 2,811,000 2 februari 1,500 6,560,000
3 Maret 890 2,811,000 3 Maret 1,520 6,661,000
4 Triwulan II 2,670 8,436,000 4 Triwulan II 4,550 19,950,000
5 Triwulan III 2,545 8,025,000 5 Triwulan III 4,420 19,360,000
6 Triwulan IV 2,800 8,862,000 6 Triwulan IV 4,680 20,554,000
Jumlah 33,744,000 Jumlah 79,800,000

SOAL-SOAL LATIHAN

  1. Perusahaan Murni mempunyai data sebagai berikut :
  1. Data penjualan
  • = 258.000 Ton
  • = 258.000 Ton
  • = 290.000 Ton
  • = 346.000 Ton
  • = 312.000 Ton
  1. Tahun 2001 perusahaa merencanakan akan menjual produknya di tiga daerah yaitu Tegal, Pekalongan dan Salatiga, dengan distribusi untuk masing-masing daerah adalah Tegal 50%, Pekalongan 40% dan Salatiga 10%.
  2. Tingkat harga untuk tahun 2001 direncanakan naik sebesar 10 % dari tingkat harga rata-rata tiga tahun terakhir.
  3. Tidak ada diskriminasi harga.
  4. Data harga per unit adalah sebagai berikut:
  • = Rp. 20,-
  • = Rp. 21,-
  • = Rp. 23,-
  • = Rp. 23,-
  • = Rp. 25,-

Apabila volume penjualan per bulan adalah sama atau relatif sama buatlah budget penjualan, dengan menggunakan metode trend garis lurus.

  1. Dalam menyusun rencana penjualan, perusahaan Sedap Malam selalu memperhatikan posisinya dalam persaingan dengan perusahaan sejenis.Perusahaan selalu memperhatikan posisinya di pasar. Data yang tersedia dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
  2. Jumlah penjualan industri dan penjualan perusahaan selama enam tahun terakhir:
Tahun Penjualan Industri Penjualan Perusahaan
1997 25.000.000 2.550.000
1998 26.500.000 2.915.000
1999 27.500.000 3.025.000
2000 26.500.000 3.180.000
2001 28.000.000 3.360.000
2002 29.500.000 3.687.000
  1. Perusahaan mengamati dengan cermat market share yang dicapainya dari waktu ke waktu. Untuk tahun 2003 dan 2004 perusahaan cukup puas dengan market share tahun 2002.

Pertanyaan :

Buatlah perkiraan penjualan perusahaan tahun 2003 dengan menggunakan trend garis lurus.

  1. Sebuah perusahaan memproduksi dan menjual dua macam barang yakn i barang A dan barang B. Data volume penjualan selama lima tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Tahun Penjualan barang A Penjualan barang B
1998 258.000 720.000
1999 258.000 752.000
2000 290.000 880.000
2001 346.000 796.000
2002 312.000 1.034.000

Buatlah budget penjualan tahun 2003, per produk yang dijual dan per daerah penjualan, apabila diketahui harga jual produk disemua daerah adalah barang A Rp.10,- dan barang B Rp20,-. Distribusi per daerah penjualan adalah sbb:

Daerah pemasaran Barang A Barang B
Demak 40 % 50 %
Kudus 60 % 50 %

BAB IV  ANGGARAN PRODUKSI

Oleh : Sugeng Rianto, SE

4.1 Pengertian Umum

Bagi perusahaan yang bergerak dalam struktur pasar penjual, maka kegiatan produksi adalah merupakan kegiatan yang paling penting. Namun karena sekarang umumnya perusahaan bergerak dalam struktur pasar pembeli, maka kegiatan produksi merupakan kegiatan yang menunjang kegiatan penjualan. Jadi jika kegiatan produksi tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan, maka kegiatan penjualan juga akan terhambat.

Pengertian anggaran produksi secara luas adalah penjabaran dari rencana penjualan menjadi rencana produksi. Dengan demikian kegiatan produksi bukanlah rencana yang terpisah dengan penjualan, melainkan merupakan aktifitas penunjang yang akan dilakukan perusahaan. Rencana produksi ini menyangkut perencanaan jumlah yang akan diproduksi, rencana persediaan, material dan tenaga kerja serta kapasitas produksi.

Pengertian anggaran produksi secara sempit sering juga disebut dengan anggaran jumlah yang akan diproduksi perusahaan agar sesuai dengan volume penjualan yang telah direncanakan.

Untuk menentukan jumlah unit produk yang akan dijual bisa kita gunakan beberbagai macam cara peramalan seperti pada bab II serta berbagai kebijakan perusahaan. Sedangkan untuk mengetahu jumlah produksi digunakan rumus sbb:

Tingkat penjualan ( dari anggaran penjualan)             xxx

Tingkat persediaan akhir                                                         xxx +

Jumlah                                                                                     xxx

Tingkat persediaan awal                                                         xxx

Tingkat produksi                                                                     xxx

Dalam bentuk singkat jumlah yang akan diproduksi dapat pula dihitung dengan rumus sbb:

åPRODUKSI =   åPENJUALAN + åPERSED AKHIR –åPERSED AWAL

 

  • Kebijakan Persediaan Akhir Produk

Dengan melihat bagaimana cara menentukan besarnya jumlah yang akan diproduksi, maka nampak bagaimana pentingnya bagaimana menetapkan besarnya persediaan akhir. Dari persediaan akhir ini nantinya dapat diketahui pula jumlah persediaan awal pada periode selanjutnya, sehingga jumlah yang akan diproduksi dapat dihitung.

Cara yang sering digunakan untuk menghitung besarnya persediaan akhir adalah dengan melihat tingkat perputaran persediaan akhir produk (inventory turn over) pada waktu yang lalu. Atas dasar asset turn over tersebut perusahaan dapat menentukan besarnya persediaan akhir.

Sebagai contoh misalnya perusahaan pada tahun 2000 mempunyai data sebagai berikut :

Penjualan (1000 unit @Rp.1000,-                   Rp.1.000.000,-

Persediaan awal  (200 unit @Rp.800,-                    160.000,-

Persediaan akhir (300 unit @Rp.800,-                    240.000,-

Dari data tersebut dapat dihitung rata-rata persediaan sebagai berikut :

Rata-rata persediaan (dalam unit)= (200 unit +300 unit) : 2

=  250 unit

Rata-rata persediaan (dalam rupiah) =(Rp.160.000,-+ Rp.240.000,-) : 2

= Rp.200.000,-

Tingkat perputaran persediaan (inventory turnover)=  penjualan : rata-rata persediaan.

=1000 unit : 250

=  4 X

Untuk menghindari kesalahan, sebaiknya rata-rata persediaan yang digunakan adalah yang dalam unit, bukan dalam rupiah.

Jika pada tahun 2001 perusahaan merencanakan penjualan sebesar 1600 unit, maka rencana besarnya persediaan akhir adalah 400 unit(yakni 1600 unit:4). Persediaan awal tahun 2001 adalah 300 unit (yakni persediaan akhir tahun 2000). Dengan data tersebut besarnya rencana produksi dapat dihitung dengan cara sebagi berikut:

åPRODUKSI = 1600 UNIT + 400 UNIT – 300 UNIT =1500 UNIT

4.3 Kebijakan Produksi

Karena anggaran penjualan untuk kepentingan perencanaan dan evaluasi dipecah dalam rencana penjualan bulanan, maka anggaran produksi pun harus dipecah dalam produksi bulanan. Untuk memecah produksi tahunan kedalam bulanan, maka harus diperhatikan pola produksi yang dianut perusahaan. Pola produksi yanga dianut perusahaan ada tiga yakni pola produksi konstan, pola produksi bergelombang, dan pola produksi moderat.

  1. Pola Produksi Konstan

Adalah pola produksi dimana jumlah produksi setiap bulannya adalah sama atau relatif sama. Karena produksi perbulannya sama, maka jika terjadi kenaikan dalam penjualan maka akan diambilkan dari persediaan barang jadi. Dengan demikian dalam pola produksi konstan,  jumlah persediaan akan berfluktuasi berlawanan arah dengan fluktuasi penjualan.

  1. Pola Produksi Bergelombang

Adalah pola produksi dimana jumlah produksi setiap bulannya adalah berubah-ubah searah dengan berubah-ubahnya penjualan. Besarnya perubahan dalam produksi adalah sama dengan perubahan yang terjadi pada penjualannya.

  1. Pola Produksi Moderat

Pola produksi moderat ini merupakan kombinasi dari pola produksi konstan dan pola produksi moderat, dimana jumlah produksi maupun jumlah persediaan sama-sama berubah dalam batas-batas tertentu yang telah ditetapkan.

Untuk menjelaskan ketiga pola produksi tersebut, berikut ini disajikan data dari perusahaan PT. Nusa Penida. Tahun 2001 perusahaan berdasarkan peramalan, menentukan besarnya penjualan adalah 18.000 unit, persediaan awal diketahui 400 unit, sedang perputaran persediaan 18 X.  Rencana penjualan bulanan perusahaan   tahun 2001 adalah sbb:

  1. NUSA PENIDA

Rencana penjualan produk Tahun 2001

Nomor Bulan Jumlah Unit
1 Januaari 1.400 unit
2 Februari 1.200 unit
3 Maret 1.200 unit
4 April 1.200 unit
5 Mei 1.400 unit
6 Juni 1.400 unit
7 Juli 1.600 unit
8 Agustus 1.600 unit
9 September 1.800 unit
10 Oktober 1.800 unit
11 Nopember 1.800 unit
12 Desember 1.600 unit
Jumlah 18.000 unit

Dari data tersebut dapat dihitung besarnya persediaan akhir tahun 2001 yaitu 18.000 unit : 18 = 400 unit. Sehingga besarnya produksi tahun 2001 dapat dicari sebagai berikut:

åPRODUKSI = 18.000 unit + 1000 unit – 400 unit = 18.600 unit

  1. Pola produksi konstan
  2. NUSA PENIDA

Skedul Produksi dan Persediaan Dengan Pola Produksi Konstan

Tahun 2001

No Bulan Pers.Awal Produksi Penjualan Pers.Akhir
1 Januari 400 1,550 1,400 550
2 Februari 550 1,550 1,200 900
3 Maret 900 1,550 1,200 1,250
4 April 1,250 1,550 1,200 1,600
5 Mei 1,600 1,550 1,400 1,750
6 Juni 1,750 1,550 1,400 1,900
7 Juli 1,900 1,550 1,600 1,850
8 Agustus 1,850 1,550 1,600 1,800
9 September 1,800 1,550 1,800 1,550
10 Oktober 1,550 1,550 1,800 1,300
11 Nopember 1,300 1,550 1,800 1,050
12 Desember 1,050 1,550 1,600 1,000
Jumlah 18,600 18,000
  1. Pola Produksi Bergelombang
  1. NUSA PENIDA

Skedul Produksi dan Persediaan Dengan Pola Produksi Bergelombang

Tahun 2001

No Bulan Pers.Awal Produksi Penjualan Pers.Akhir
1 Januari 400 1,447 1,400 447
2 Februari 447 1,240 1,200 487
3 Maret 487 1,240 1,200 527
4 April 527 1,240 1,200 567
5 Mei 567 1,447 1,400 614
6 Juni 614 1,447 1,400 661
7 Juli 661 1,653 1,600 714
8 Agustus 714 1,653 1,600 767
9 September 767 1,860 1,800 827
10 Oktober 827 1,860 1,800 887
11 Nopember 887 1,860 1,800 947
12 Desember 947 1,653 1,600 1,000
Jumlah 18,600 18,000
  1. Pola produksi Moderat

PT  NUSA  PENIDA

Skedul Produksi dan Persediaan dengan Pola Produksi Moderat

Tahun 2001

No Bulan Pers.Awal Produksi Penjualan Pers.Akhir
1 Januari 400 1,550 1,400 550
2 Februari 550 1,400 1,200 750
3 Maret 750 1,400 1,200 950
4 April 950 1,350 1,200 1,100
5 Mei 1,100 1,500 1,400 1,200
6 Juni 1,200 1,500 1,400 1,300
7 Juli 1,300 1,600 1,600 1,300
8 Agustus 1,300 1,600 1,600 1,300
9 September 1,300 1,700 1,800 1,200
10 Oktober 1,200 1,700 1,800 1,100
11 Nopember 1,100 1,700 1,800 1,000
12 Desember 1,000 1,600 1,600 1,000
Jumlah 18,600 18,000
  • Anggaran Produksi Untuk Kasus di Perusahaan Sepatu ASLI

Untuk kepentingan penyusunan anggran produksi, makaakan disajikan kembali anggaran penjualan Perusahaan Sepatu ASLI yang telah dibahas pada bab terdahulu. Polaproduksi yang dipakai perusahaan adalah pola produksi konstan.

  • Perincian anggaran penjualan perusahaan sepatu ASLI  Per Jenis Produk
Perusahaan Sepatu ASLI

Perincian Anggaran Penjualan Sepatu Sport

Tahun 1998

Perusahaan Sepatu ASLI

Perincian Anggaran Penjualan Sepatu Sport

Tahun 1998

No Periode Unit Jumlah No Periode Unit Jumlah
1 Januari 885 2,799,000 1 Januari 1,530 6,715,000
2 februari 890 2,811,000 2 februari 1,500 6,560,000
3 Maret 890 2,811,000 3 Maret 1,520 6,661,000
4 Triwulan II 2,670 8,436,000 4 Triwulan II 4,550 19,950,000
5 Triwulan III 2,545 8,025,000 5 Triwulan III 4,420 19,360,000
6 Triwulan IV 2,800 8,862,000 6 Triwulan IV 4,680 20,554,000
Jumlah 10,680 33,744,000 Jumlah 18,200 79,800,000

Misalkan rencana penjualan perusahaan sepatu ASLI adalah sebagai berikut :

No Jenis Produk Persediaan Awal Persediaan Akhir
1 Sepatu Sport 2.280  pasang 2.500  pasang
2 Sepatu Pantofel 3.000  pasang 2.000  pasang

Dengan demikian besarnya produksi perusahaan untuk tahun 1998 adalah sbb:

Produksi sepatu  sport     = 10.680 + 2.500 – 2.280  = 10.900 pasang

Produksi sepatu pantofel = 18.200 + 2.000 – 3.000  = 17.200 pasang

ANGGARAN PRODUKSI SEPATU ASLI

TAHUN 1998

No Jenis Produk Jumlah Pasang
1 Sepatu sport 10.900
2 Sepatu pantofel 17.200

Skedul Produksi dan persediaan Sepatu Sport Tahun 1998

Pola Produksi Konstan

Bulan Pers.Awal Produksi Penjualan Pers.Akhir
Januari 2.280 908 885 2.303
Februari 2.303 908 890 2.321
Maret 2.321 908 890 2.339
Triwulan   I 2.339 2.725 2.670 2.394
Triwulani II 2.394 2.725 2.545 2.574
Triwulan III 2.574 2.726 2.800 2.500
Jumlah 10.900 10.680

Skedul Produksi dan persediaan Sepatu Sport Tahun 1998

Pola Produksi Konstan

Bulan Pers.Awal Produksi Penjualan Pers.Akhir
Januari 3000 1433 1,530 2903
Februari 2903 1433 1,500 2836
Maret 2836 1433 1,520 2749
Triwulan   I 2749 4300 4,550 2499
Triwulani II 2499 4300 4,420 2379
Triwulan III 2379 4301 4,680 2000
Jumlah 17200 18,200
Manajemen

PERILAKU KEORGANISASIAN – SIKAP DAN KEPRIBADIAN

TUGAS

MAKALAH PERILAKU KEORGANISASISN

SIKAP DAN KEPRIBADIAN

 

 

 

 

DOSEN PENGAMPU: Dra. NUNIK KUSNILAWATI, MM

 

DISUSUN OLEH:

WAHYU WIDIANA                        (B.131.12.0307)

YUDI HERMAWAN                       (B.131.12.0316)

MA’RUF SHIDIQ                            (B.131.12.0319)

SILVIANI                                          (B.131.12.0325)

WULAN INDAH W                         (B.131.12.0345)

LINDA VERAWATI D                   (B.131.12.0348)

FITRIANINGSIH                            (B.131.12.0371)

 

 

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

TAHUN 2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Sikap dan Kepribadian pada mata kuliah Perilaku Keorganisasian.

Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Terima kasih.

Semarang,        April 2015

Penulis

 

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

  • Latar Belakang……………………………………………………………………………………………. 1
  • Tujuan……………………………………………………………………………………………………….. 2
  • Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………..

  • Sikap…………………………………………………………………………………………………………. 3
    • DefinisiSikap………………………………………………………………………………….. 3
    • KomponenSikap……………………………………………………………………………… 4
    • SumberSikap………………………………………………………………………………….. 5
    • FungsiSikap……………………………………………………………………………………. 6
    • Proses PembentukanSikap………………………………………………………………… 6
    • Faktor yang MempengaruhiSikap………………………………………………………. 7
    • TipeSikap………………………………………………………………………………………. 9
    • PerubahanSikap………………………………………………………………………………. 9
  • Kepribadian……………………………………………………………………………………………….. 10
    • DefinisiKepribadian………………………………………………………………………… 10
    • Aspek-aspekKepribadian………………………………………………………………….. 10
    • FaktorPenentuKepribadian……………………………………………………………….. 13
    • SifatKepribadian……………………………………………………………………………… 14
    • TahapPerkembanganKepribadian………………………………………………………. 15
    • PengukuranKepribadian…………………………………………………………………… 18
    • Kepribadian yang Sehat……………………………………………………………………. 18
    • Kepribadian yang TidakSehat……………………………………………………………. 19
    • SifatKepribadian yang mempengaruhiPerilakuOrganisasi………………………. 21

BAB III PENUTUP

  • Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………….. 23
  • Saran…………………………………………………………………………………………………………. 23

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………… 24

BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang

Pada awalnya, istilah sikap di gunakan untuk menunjuk status mental seseorang. Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari individu, selalu di arahkan terhadap suatu hal atau objek tertentu dan sifatnya tertutup. Oleh sebab itu, manifestasi sikap tidak dapat langsung di lihat, namun hanya dapat di tafsirkan dari tingkah laku yang tertutup tersebut. Di samping sikap yang bersifat tertutup, sikap juga bersifat sosial, dalam arti bahwa kita hendaknya dapat beradaptasi dengan orang lain. Sikap menuntun tingkah laku kita sehingga kita akan bertindak sesuai dengan sikap yang kita ekspresikan. Kesadaran individu untuk menentukan tingkah laku nyata dan tingkah laku yang mungkin terjadi itulah yang di namakan sikap.

Individu memiliki sikap terhadap bermacam – macam objek, seperti benda, orang, peristiwa, pemandangan, norma, nilai, lembaga, dan sebagainya. Misalnya, sikap positif seorang pasien terhadap perawat yang memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu adalah menaati segala nasihat dari perawat tersebut.  Sifat individu dan sebagian besar masyarakat membenci tindakan kekerasan yang akhir – akhir ini sering terjadi di masyarakat.

Secara nyata, sikap menunjukkan adanya kesesuaian antar reaksi dan stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari – hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap masih merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, bukan pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain, sikap belum merupakan tindakan atau aktivitas, namun merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek tersebut.

Selain sikap, manusia, termasuk diri kita dikaruniai pribadi yang sangat unik, yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Selain itu kita juga dikaruniai kemampuan untuk membangun pribadi sehingga kita dapai mengembangkan diri. Yang perlu kita kembangkan tentu saja adalah pribadi yang menyenangkan baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Pribadi yang menyenangkan sangat kita butuhkan untuk membangun langkah-langkah keberhasilan dalam hidup, baik itu keberhasilan dalam pekerjaan, bisnis, karier, maupun kekuarga. Sebaliknya, pribadi yang membosankan yang ”tidak dapat dikenal” orang lain, akan menghadapi kesulitan dalam mengembangkan diri. Termasuk hambatan dalam mengembangkan kesuksesan dalam setiap bidang kehidupan. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain, selain membangun pribadi yang menyenangkan; menyenangkan bagi diri sendiri, juga bagi orang lain, terutama orang-orang terdekat, rekan kerja, atasan, klien dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan kita.

  • Rumusan Masalah

Melihat dari latar belakang masalah makapenulisdapatmerumuskanmasalahsbb:

  1. DefinisiSikapdanKepribadian?
  2. ApasajaKomponenSikap?
  3. ApasajaSumberSikap?
  4. FungsidariSikap?
  5. Bagaimana Proses PembentukanSikap?
  6. ApasajaFaktor yang mempengaruhiSikap?
  7. ApasajaTipeSikap?
  8. ApasajaPerubahanSikap?
  9. ApasajaAspek-aspekKepribadian?
  10. FaktorPenentuKepribadian?
  11. ApasajaSifatKepribadian?
  12. BagaimanaTahapPerkembanganKepribadian?
  13. BagaimanaPengukuranKepribadian?
  14. BagaimanaKepribadian yang SehatdanKepribadian yang TidakSehat?
  15. SifatKepribadian yang mempengaruhiPerilakuOrganisasi?

 

  • Tujuan

Tujuanpenulisanmakalahiniadalah:

  1. Mengetahuitentangdefinisisikapmenurutparaahli, komponensikap, sumbersikap, fungsisikap, proses pembentukansikap, factor yang mempengaruhisikap, tipesikap, perubahansikap.
  2. Mengetahuitentangdefinisikepribadianmenurutparaahli, aspek-aspekkepribadian, factor penentukepribadian, sifatkepribadian, tahapperkembangankepribadian, kepribadian yang sehatdantidaksehat, sifatkepribadian yang mempngaruhiperilakuorganisasi.
  3. Memenuhi Tugas pada Mata KulianPerilakuKeorganisasian.

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  • Sikap
    • Definisi

Menurut Stephen dan Timothy, 2008:92 mendefinisikan Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau peristiwa.

Menurut Ramdhani, 2008 sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku.

Menurut Kotler dan Armstrong (1997, p.157), sikap adalah “Evaluasi, perasaan, dan kecenderungan dari individu terhadap suatu obyek yang relatif konsisten”. Sikap menempatkan orang dalam kerangka pemikiran mengenai menyukai atau tidak menyukai sesuatu, mengenai mendekati atau menjauhinya.

Menurut Muchlas (2005:151) sikap (attitudes) ialah sesuatu yang kompleks, yang dapat didefinisikan sebagai pernyatan-pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, atau penilaian mengenaiobjek, manusia, atau peristiwa-peristiwa. Sebahagian sikap terbentuk melalui proses belajar sosial yang diperoleh dari orang lain.

Menurut Azwar (1995) sikap dapat dikategorikan ke dalam tiga orientasi pemikiran, yaitu: sikap yang berorientasi pada respon, sikap yang berorientasi pada kesiapan respon, dan sikap yang berorientasi pada skema triadic.

Thurstone memandang sikap sebagai suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis. Afeksi yang posistif, yaitu yang afeksi senang, sedangkan afeksi negative adalah afeksi yang tidak menyenangkan.

Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seeorang mengenai objek atau situasi yang relative ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar pada kepada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya.

Sikap merupakan  pengendalian perasaan individu, pikiran, dan predisposisi untuk bertindak terhadap beberapa aspek dari lingkungan. Dengan demikian sikap  merupakan faktor yang menentukan perilaku, karena sikap itu berhubungan dengan persepsi, kepribadian, belajar dan motivasi.

Sikap adalah kesiap-siagaan mental, yang  diorganisasi lewat pengalaman,  yang mempunyai  pengaruh tertentu kepada tanggapan seseorang terhadap orang, objek  dan  situasi  yang berhubungan  dengannya

 

  • Komponen Sikap

Saifudin (1995) mengemukakan pendapat Kothandapani (1974) tentang struktur sikap dan pendapat Mann (1969) tentang isi tiap komponen sikap. Kothandapan (1974) mengungkapkan bahwa struktur sikap terdiri dari komponen kognitif (kepercayaan, komponen internasional (perasaan), dan komponen tingkah laku (tindakan). Sementara itu, Mann (1969) menyebutkan bahwa isi dari komponen kognitif adalah persepsi, kepercayaan, dan stereotipe (sesuatu yang sudah terpolakan pada individu). Komponen kognitif sering disamakan dengan opini (pandangan), terutama yang menyangkut isu atau masalah yang kontroversial. Selanjutnya, komponen afektif berisi perasaan individu terhadap objek dan menyangkut masalah emosi. Terakhir, isi dari komponen perilaku adalah kecenderungan bertindak.

Saifudin (1995) juga menyatakan bahwa sikap memiliki tiga komponen yang membentuk struktur sikap. Ketiga komponen tersebut saling mendukung dan menunjang, yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif. Berikut akan dijelaskan secara ringkas mengenai ketiga komponen tersebut:

  1. Kognitif atau evaluasi Kognitif atau evaluasi adalah segmen opini atau keyakinan dari sikap, yang menentukan tingkatan untuk bagian yang lebih penting dari sebuah sikap.

Komponen kognitif dapat disebut juga dengan komponen persepsual, yang berisi kepercayaan individu. Kepercayaan tersebut berhubungan dengan hal-hal bagaimana individu memersepsikan objek sikap dengan apa yang dilihat dan diketahui  (pengetahuan), pandangan, keyakinan, pikiran, pengalaman pribadi, kebutuhan emosional, dan informasi dari orang lain. Misalnya, individu mengetahui bahwa kesehatan itu sangat berharga karena ia menyadari bahwa apabila sakit, dirinya akan merasakan betapa nikmatnya itu sehat.

  1. Afektif atau perasaan, Perasaan adalah segmen emosional atau perasaaan dari sebuah sikap, yang menimbukan hasil akhir perilaku.

Komponen ini merujuk pada dimensi emosional subjektif individu, terhadap objek sikap, baik yang positif (rasa senang) maupun negatif (rasa tidak senang). Reaksi emosional banyak dipengaruhi oleh apa yang kita percayai sebagai suatu yang benar terhadap objek sikap tersebut. Misalnya, individu senang (sikap positif) terhadap profesi keperawatan, berarti ia melukiskan perasaannya terhadap keperawatan; masyarakat umumnya tidak senang (sikap negatif) terhadap tindakan kekerasan, perjudian, pelacuran, dan kejahatan.

  1. Konatif / Perilaku atau tindakan Perilaku atau tindakan adalah sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap sesuatu atau seseorang.

Komponen konatif disebut juga komponen perilaku, yaitukomponen sikap yang berkaitan dengan predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang dihadapinya. Misalnya, individu mengetahui bahwa profesi keperawatan adalah profesi yang mulia sehingga banyak lulusan SMA yang masuk Akademi Keperawatan; remaja putri lulusan SMA banyak memilih untuk melanjutkan sekolah ke Akademi Kebidanan karena lulusan Akademi Kebidanan menjanjikan pekerjaan yang jelas.

Allport (1954) sebagaimana dijelaskan oleh Notoatmojo (1993) mengungkapkan bahwa struktur sikap terdiri tiga komponen pokok, yaitu komponen kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek ; komponen yang meliputi kehidupan emosional atau evaluasi individu terhadap suatu objek sikap ; dan komponen predisposisi atau kesiapan/ kecenderungan individu untuk bertindak (tend to behave). Ketiganya membuat total attitude. Dalam hal ini, yang menjadi determinan sikap adalah pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi.

 

  • Sumber Sikap

Tiga sumber utama sikap (Calhoun dan Accocella, 1990):

  1. Pengalaman Pribadi, sikap dapat merupakan hasil pengalaman yang menyenangkan atau menyakitkan dengan objek sikap.
  2. Pemindahan perasaan yang menyakitkan, pemindahan adalah secara tidak sadar mengalihkan perasaan yang menyakitkan (terutama permusuhan) jauh dari objek sebenarnya pada objek lain yang lebih aman.
  3. Pengaruh sosial, sumber ini dapat dimungkinkan menjadi sumber utama dalam sikap.
  • Fungsi Sikap

Menurut Atkinson, Smith, dan Bem (1996),mengungkapkan bahwa sikap memiliki lima fungsi, yaitu instrumental, pertahanan, ego, ekspresi nilai, pengetahuan,dan penyesuaian nilai.

  1. Fungsi Instrumental

Fungsi sikap ini dikaitkan dengan alasan praktis atau manfaat, dan menggambarkan keadaan keinginan. Bahwa untuk mencapai suatu tujuan, diperlukan suatu sarana yang disebut sikap. Apabila objek sikap dapat membantu individu mencapai tujuan, individu akan bersikap positif terhadap objek tersebut atau sebaiknya.

  1. Fungsi Pertahanan Ego

Sikap ini diambil individu dalam rangka melindungi diri dari kecemasan atau ancaman harga dirinya.

  1. Fungsi  Ekspresi

Sikap ini mengekspresikan nilai yang ada dalam diri individu. Sistem nilai yang terdapat pada diri individu dapat dilihat dari sikap yang diambilnya bersangkutan terhadap nilai tertentu.

  1. Fungsi Pengetahuan

Sikap ini membantu individu memahami dunia yang membawa keteraturan terhadap bermacam-macam informasi yang perlu diasimilasikan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap individu memiliki motif ingin tahu, ingin mengerti, dan pengetahuan.

  1. Fungsi  Penyesuainan Sosial

Sikap ini membantu individu merasa menjadi bagian dari masyarakat. Dalam hal ini sikap  yang diambi individu tersebut akan sesuai dengan lingkungannya.

 

  • Proses Pembentukan Sikap

Sikap dapat terbetuk atau berubah melalui empat macam:

  1. Adopsi

Kejadian- kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap kedalam diri individu dan memengaruhi terbentuknya suatu sikap.

  1. Diferensiasi

Dengan berkem bangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terhadap objek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula.

  1. Integrasi
    Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tentu sehingga akhirnya terbentuk sikap menegenal hal tersebut.
  2. Trauma
    Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman –pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.
  • Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap (Azwar:1995;30):
  1. Pengalaman Pribadi

Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis yang akan membentuk sikap positif dan sikap negatif. Pembentukan tanggapan terhadap obyek merupakan proses kompleks dalam diri individu yang melibatkan individu yang bersangkutan, situasi di mana tanggapan itu terbentuk, dan ciri-ciri obyektif yang dimiliki oleh stimulus. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.

  1. Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap Penting

Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu di antara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Orang-orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami, dan lain-lain.

  1. Pengaruh Kebudayaan

Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita terutama kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan. Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan pula-lah yang memberi corak pengalaman-pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakatnya. Hanya kepribadian individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominansi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.

  1. Media Massa

Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Sebagai tugas pokoknya dalam menyampaikan informasi, media massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, bila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah sikap. Walaupun pengaruh media massa tidak sebesar pengaruh interaksi individual secara langsung, namun dalam proses pembentukan dan perubahan sikap, peranan media massa tidak kecil artinya.

  1. Lembaga Pendidikan Dan Lembaga Agama

Kedua lembaga di atas, mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan pusat keagamaan serta ajarannya. Karena konsep moral dan ajaran agama sangat membentuk sistem kepercayaan maka tidak mengherankan kalau konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal.

  1. Pengaruh Faktor Emosional

Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap ini dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang. Akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang dapat bertahan lama.

 

 

  • Tipe Sikap

Ada 3 (tiga) tipikal sikap seseorang, antara lain: (Ardana, 2009: 22)

  1. Kepuasan kerja, seseorang yang mempunyai tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan cenderung menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaan, demikian sebaliknya.
  2. Keterlibatan kerja, sampai sejauh mana seseorang memihak pada pekerjaannya, berpartisipasi aktif didalamnya serta menanggapi kinerjanya sangat penting bagi organisasi.
  3. Komitmen pada organisasi, sampai tingkat mana seseorang pegawai memihak pada organisasinya dan bertekad setia didalamnya.

 

  • Mengubah Sikap
  • Hambatan untuk Mengubah Sikap

Terdapat dua hambatan dasar yang dapat mencegah orang mengubah sikap mereka:

  • Komitment sebelumnya, yang terjadi saat orang membuat komitment pada tindakan tertentu dan tidak ingin berubah.
  • Akibat informasi yang tidak memadai. Kadang-kadang orang tidak melihat alasan untuk mengubah sikap. Pimpinan mereka mungkin tidak menyukai sikap negative rekan kerjanya, tetapi akhirnya senang dengan perilakunya sendiri.
  • Menyediakan Informasi Baru

Untungnya, ada cara agar hambatan dapat diatasi dan sikap dapat berubah. Salah satunya adalah dengan menyediakan informasi baru. Kadang-kadang informasi akan mengubah keyakinan seseorang, dan selanjutnya mengubah sikapnya.

  • Penggunaan Rasa Takut

Cara kedua untuk mengubah sikap adalah melalui pemanfaatan rasa takut. Beberapa peneliti menemukan bahwa ketakutan dapat menyebabkan beberapa orang mengubah sikapnya. Akan tetapi, tingkat ketakutan sepertinya penting untuk hasil akhir.

  • Memecahkan Masalah Ketidaksesuaian

Cara lain yang dapat mengubah adalah dengan memecahkan masalah ketidaksesuaian antara sikap dan perilaku. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa saat pelamar kerja memiliki lebih dari satu tawaran pekerjaan dan dipaksa untuk memilih, mereka merasa bahwa pilihan terakhir mereka adalah kesalahan.

  • Pengaruh Teman atau Rekan Kerja

Cara lain yang dapat menyebabkan perubahan sikap adalah melalui persuasi dari teman atau rekan kerja. Misalnya, jika Joe Smith mengelolah rekening pengeluarannya dan menemukan bahwa rekan dalam bidang penjualan tidak melakukannya, dia mungkin mengubah sikapnya.

  • Pendekatan Co-opting

Cara terakhir dimana perubahan sikap sering terjadi adalah dengan Co-opting, yang berarti membawa orang yang tidak puas dengan situasi tertentu dan melibatkan mereka dalam mengembangkan sesuatu. Misalnya, Nansy merasa bahwa lebih banyak kebutuhan yang diperlukan untuk mengembangkan benefit

 

  • Kepribadian
    • Definisi

Menurut Gordon Allport (Pasaribu & Simandjuntak, 1984:95) Kepribadian didefinisikan sb: “Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical system that determine his unique adjustment to his environment”,yang kurang lebih memiliki arti bahwa kepribadian adalah organisasi yang dinamis pada individu di dalam system psychophysical yang menentukan keunikan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Psychophysical berarti bahwa kepribadian meliputi mental dan neural (susunan syaraf) atau keseluruhan fisik-psikologis yang dimiliki seseorang.

Lebih detail tentang definisi kepribadian menurut Allport yaitu kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas.

Allport menggunakan istilah sistem psikofisik dengan maksud menunjukkan bahwa jiwa dan raga manusia adalah suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta diantara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku. Sedangkan istilah khas dalam batasan kepribadian Allport itu memiliki arti bahwa setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian sama, karena itu tidak ada dua orang yang berperilaku sama.

Menurut Muchlas, (2005: 84) Kepribadian didefinisikan sebagai gabungan dari semua cara dimana individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang-orang lain, atau kadang-kadang didefenisikan sebagai organisasi internal dari proses psikologis dankecenderungan perilaku seseorang.

Menururt Stephen dan Timothy, (2008:127), kepribadan juga merupakan organisasi yang dinamis dalam sistem psikofisiologis individu yang menentukan caranya untuk menyesuaikan diri secara unik terhadap lingkungan, atau dengan kata lain kepribadian merupakan keseluruhan cara dimana seseorang individu berekasi dan berinteraksi dengan individu lain.

Menurut Dorland, 2002: Kepribadian  merupakan  pola  khas seseorang  dalam  berpikir, merasakan  dan  berperilaku  yang  relatif  stabil  dan  dapat  diperkirakan.

Menururt Weller, 2005: Kepribadian juga merupakan jumlah total kecenderungan bawaan atau herediter dengan berbagai pengaruh dari lingkungan serta pendidikan, yang membentuk kondisi kejiwaan seseorang dan mempengaruhi sikapnya  terhadap  kehidupan

 

  • AspekAspek Kepribadian

Telah dikatakan bahawa kepribadian itu mengandung pengertian yang kompleks. Ia terdiri dari bermacam-macam aspek, baik fisik maupun psikis. Meskipun telah banyak disinggung dalam uraian-uraian terdahulu, secara lebih terperinci ada baiknya kita uraikan beberapa aspek kepribadian yang penting berhubungan dengan pendidikan, dalam rangka pembentukan pribadi anak-anak didik.

  1. Sifat-sifat kepribadian (personality traits)

Seperti telah dikemukakan dalam pasal-pasal yang lalu, yaitu sifat-sifat yang ada pada individu seperti antara lain: penakut, pemarah, suka bergaul, peramah, suka menyendiri, sombomg, dan lain-lain. Pendeknya sifat-sifat yang merupakan kecenderungan- kecenderungan umum pada seorang individu untuk menilai situasi-situasi dengan cara-cara tertentu dan bertindak sesuai dengan penilaian itu.

  1. Intelejensi

Kecerdasan atau intelejensi juga merupakan aspek kepribadian yang penting. Termasuk di dalamnya kewaspadaan, kemampuan belajar, kecepatan berpikir; kesanggupan untuk mengambil keputusan yang tepat, kepandaian menangkap dan mengolah kesan-kesan atau masalah, dan kemampuan mengambil kesimpulan.

  1. Pernyataan diri dan cara menerima kesan-kesan. (Appearance and Impression).

Termasuk ke dalam aspek ini antara lain ialah: kejujuran, berterus terang, menyelimuti diri, pendendam, tidak dapat menyimpan rahasia, mudah melupakan kesan-kesan, dan lain-lain.

  1. Kesehatan

Kesehatan jasmaniah atau bagaimana kondisi fisik sangat erat hubungannya dengan kepribadian seseorang.

  1. Bentuk tubuh

Termasuk besarnya, beratnya, dan tingginya. Bentuk tubuh seseorang berhubungan erat dengan appearance-nya, meskipun mungkin dua orang yang berbentuk tubuh sama berbeda dalam appearance-nya. Namun demikian bentuk merupakan faktor yang penting dalam kepribadian seseorang.

  1. Sikapnya terhadap orang lain

Tentang sikap juga telah dibicarakan dalam permulaan bab ini. Sikap seseorang terhadap orang lain tidak terlepas dari sikap orang itu terhadap dirinya sendiri. Bermacam-macam  sikap yang ada pada seseorang turut menentukan kepribadiannya.

  1. Pengetahuan

Kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki seseorang, dan jenis pengetahauan apa yang lebih dikuasainya, semua itu turut menentukan kepribadiaanya. Pengetahuan yang dimilikibseseorang memainkan peranan penting di dalam pekerjaan/jabatannya, cara-cara penerimaan dan penyesuaian sosialnya, pergaulannya, dan sebagainya.

  1. Keterampilan (Skills)

Keterampilan seseorang dalam mengerjakan sesuatu, sangat mempengaruhi bagaimana cara orang itu bereaksi terhadap situasi-situasi tertentu. Termasuk di dalam keterampilan ini antara lain: kepandaiannya dalam atletik, kecakapan mengemudi mobil atau kendaraan-kendaraan bermotor lainnya, kecekatan dalam mengerjakan/membuat pekerjaan-pekerjaan tangan, seperti tukang kayu, tukang batu, dan lain-lain.

  1. Nilai-nilai (Values)

Bagaimana pandangan dan keyakinan seseorang tehadap nilai-nilai atau ide-ide turut pula menentukan kepribadiannya. Nilai-nilai yang ada pada seseorang dipengaruhi oleh adat istiadat, etika, kepercayaan dan agama yang dianutnya. Semua itu mempengaruhi sikap, pendapat dan pandangan kita, yang selanjutna tercermin dalam cara-cara kita bertindak dan bertingkah laku.

  1. Penguasaan dan kuat-lemahnya perasaan

Ada orang pandai menguasai perasaan yang timbul dalam dirinya, ada yang tidak. Ada orang yang pemarah dan ada pula yang sabar. Seseorang mudah merasa tersinggung, yang lain tidak. Demikian pula intensitas atau kuat-lemahnya perasaan tidak sama pada tiap orang. Keadaan perasaan yang berbeda-beda pada tiap individu sangat mempengaruhi kepribadiannya. Apa yang telah dibicarakan dalam pasal yang lalu tentang temperamen, pembagian tipe watak dari Heymans, dan juga tentang frustasi sangat erat hubungannya dengan masalah ini.

  1. Peranan (Roles)

Yang dimaksud dengan peranan di sini ialah kedudukan atau posisi seseorang di dalam masyarakat di mana ia hidup. Termasuk dalam peranan ini ialah tempat dan jabatannya, macam pekerjaannya, dan tinggi-rendahnya kedudukan itu.kedudukan seseorang dalam masyarakat menentukan tugas kewajiban dan tanggung jawabnya, yang selanjutnya menentukan sikap dan tingkah lakunya. Sartain mengatakan tentang hal ini sebagai berikut: “A role is the set of behavior that typical of occupants of a position. People have norms standards of behavior – for roles and also expectations regarding how people in a position will be have.” Tidak disangsikan lagi bahwa peranan (roles) turut menentukan kepribadian seseorang. Seorang dokter akan berlainan sikap dan tindakannya dengan seorang alim-ulama misalnya. Demikian pula seorang guru/pendidik tidak akan sama tindakan dan perbuatannya dengan seorang angkatan  bersenjata.

  1. The Self

Apa yang telah kita bicarakan dalam bab yang baru lalu tentang the self , sangat erat hubungannya dengan kepribadian. The self merupakan aspek kepribadian yang sangat penting. The self adalah “individu sebagaimana diketahui dan dirasakan  oleh individu itu sendiri”. Ia terdiri dari self-picture, yaitu aspek-aspek yang disadari dari pandangan individu tentang dirinya sendiri, dan kepercayaan serta perasaan individu tentang dirinya sendiri yang tidak disadari. Dengan kata lain: the self adalah anggapan dan perasaan individu tentang siapa, apa, dan di mana sebenarnya dia berada.

Sedangkan kepribadian – seperti telah diuraikan – ialah organisasi sistem-sistem psiko-fisik individu yang menentukan cara-cara penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya. Dengan membandingkan kedua pengertian tersebut – kepribadian dan the self – menjadi jelas bahwa kepribadian itu mencakup the self. Kepribadian/personality tidak hanya mencakup apa yang dipikirkan dan dirasakan individu  tentang dirinya, tetapi juga tingkah lakunya  dan kecenderungan-kecenderungannya terhadap sesuatu, baik yang menjadi bagian daripada dirinya maupun yang tidak.

 

  • Faktor-faktor Penentu Kepribadian

Kepribadian seseorang dihasilkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan kondisi situasional (Stephen dan Timothy, 2008:127), antara lain:

  • Faktor Keturunan

Faktor keturunan ditransimisikan melalui ”gen”, yang berada dalam kromosom, yang menentukan keseimbangan hormon, bentuk fisik, dan menentukan atau membentuk kepribadian. Kepribadian tidak seluruhnya dipengaruhi oleh faktor keturunan, faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi bentuk kepribadian seseorang.

  • Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat memberikan tekanan kepada kepribadian seseorang adalah kultur masyarakat dimana seseorang dibesarkan, norma-norma keluarga, teman-teman dan kelompok sosial, serta pengaruh-pengaruh lain yang kita alami. Kultur akan membentuk norma, sikap, dan nilai-nilai yang diwariskan dari satu generasi ke genarasi berikutnya yang terus menerus berlangsung secara konsisten.

  • Kondisi Situasional

Kondisi situsional dapat mempengaruhi efek dari faktor-faktor keturunan dan lingkungan terhadapa kepribadian. Kepribadian seseorang meskipun relatif stabil dan konsisten, namun dapat berubah pada situasi-situasi yang berbeda. Tuntutan yang berbeda pada situasi yang berbeda dapat menimbulkan reaksi dan aspek yang berbeda pada kepribadian seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya tidak melihat corak kepribadian secara terisolasi, tetapi juga mengetahui bahwa situasi-situasi tertentu lebih relevan dari situasi-situasi lain dalam mempengaruhi kepribadian sehingga dapat dilihat adanya perbedaan-perbedaan individual yang signifikan.

 

  • Sifat-sifat Kepribadian

Sifat-sifat kepribadian merupakan karakteristik yang sering muncul dan mendeskripsikan perilaku seorang individu. Semakin konsisten dan sering munculnya karakteristik tersebut dalam berbagai situasi, maka akan semakin mendiskripsikan karakteristik seorang individu.

Para peneliti menyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi karyawan, menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan memandu keputusan pengembangan karier. Dalam 20 tahun terakhir ini, digunakan dua pendekatan yang dijadikan kerangka untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sifat-sifat seseorang, yaitu:

  1. Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)

Merupakan instrumen penilaian yang berisi 100 pertanyaan mengenai bagaimana individu akan merasa atau bertindak dalam situsai tertentu. Berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan dalam tes tersebut, individu diklasifikasikan ke dalam 4 macam karakteristik, yaitu

  • Ekstraver versus Introver (E vs I), ekstraver digambarkan sebagai individu yang ramah, suka bergaul, dan tegas. Sedangkan introver digambarkan sebagai individu yang pendiam dan pemalu.
  • Sensitif versus Intuitif (S vs N), sensitif digambarkan sebagai individu yang praktis dan lebih menyukai rutinitas dan urutan. Sedangkan intuitif mengandalkan proses-proses tidak sadar dan melihat gambaran umum.
  • Pemikir versus Perasa (T vs F), pemikir digambarkan sebagai individu yang menggunakan alasan dan logika untuk menangani berbagai masalah. Sedangkan perasa mengandalkan nilai-nilai dan emosi pribadi.
  • Memahami versus Menilai (J atau P), memahami digambarkan sebagai individu yang menginginkan kendali dan lebih suka dunia teratur dan terstruktur. Sedangkan menilai digambarkan sebagai individu yang cenderung lebih fleksibel dan spontan.

Meskipun MBTI merupakan instrumen yang paling banyak digunakan dalam penilaian kepribadian seseorang, MBTI masih mempunyai kelemahan yakni memaksakan seseorang untuk dikategorikan sebagai satu jenis atau jenis yang lain, msalnya anda adalah introver atau ekstrover. Tidak ada yang di tengah-tengah, meskipun individu bisa jadi ekstrover dan introver pada tingkat tertentu.

  1. Model Lima Besar

Sifat-sifat kepribadian (personality traits) adalah karateristik yang sering muncul dan mendeskripsikan perilaku seorang individu. Ada 5 (lima) faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang atau Big Five Model, antara lain: (Stephen dan Timothy, 2008:131)

  • Ekstraversi (Extraversion), merupakan dimensi kepribadian yang mengungkapkan tingkat kenyamanan seseorang dalam berhubungan dengan individu lain. Mendiskripsikan seseorang yang suka bergaul, suka berteman, dan tegas.
  • Mudah Akur Atau Mudah Sepakat (Agreeableness), merupakan dimensi kepribadian yang merujuk pada kecenderungan individu untuk patuh terhadap individu lainnya. Mendeskripsikan seseorang yang bersifat baik, kooperatif, dan penuh kepercayaan.
  • Sifat Berhati-Hati (Conscientiousness), merupakan dimensi kepribadian yang menjadi ukuran kepercayaan. Mendeskripsikan seseorang yang bertanggung jawab, bisa dipercaya, gigih, dan teratur.
  • Stabilitas Emosi (Emotional Stability), merupakan dimensi kepribadian yang menilai kemampuan seseorang untuk menahan stres. Menggolongkan seseorang sebagai orang yang tenang, percaya diri, memiliki pendirian yang teguh (positif).
  • Terbuka Terhadap Hal-Hal Yang Baru (Openness To Experience), merupakan dimensi yang mengelompokkan individu berdasarkan lingkup minat dan ketertarikannya terhadap hal-hal baru.

 

  • Tahap Perkembangan Kepribadian

Meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan, namun dalam kenyataannya sering ditemukan bahwa perubahan kepribadian dapat dan mungkin terjadi, terutama dipengaruhi oleh faktor lingkungan dari pada faktor fisik. Erikson mengemukakan tahapan perkembangan kepribadian dengan kecenderungan yang bipolar:

  1. Masa Bayi (Infancy)ditandai adanya kecenderungan trust – mistrust. Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing dia tidak akan mempercayainya. Oleh karena itu kadang-kadang bayi menangis bila di pangku oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya kepada orang-orang yang asing tetapi juga kepada benda asing, tempat asing, suara asing, perlakuan asing dan sebagainya. Kalau menghadapi situasi-situasi tersebut seringkali bayi menangis.
  2. Masa Kanak-Kanak Awal (Early Childhood)ditandai adanya kecenderungan autonomy – shame, doubt. Pada masa ini sampai batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.
  3. Masa Pra Sekolah (Preschool Age)ditandai adanya kecenderungan initiative – guilty. Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau berbuat.
  4. Masa Sekolah (School Age)ditandai adanya kecenderungan industry–inferiority. Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk mengatahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak lain karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya kadang-kadang dia menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat menyebabkan anak merasa rendah diri.
  5. Masa Remaja (Adolescence)ditandai adanya kecenderungan identity – Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitasdiri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota.
  6. Masa Dewasa Awal (Young Adulthood)ditandai adanya kecenderungan intimacy – isolation. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan orang-orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya.
  7. Masa Dewasa (Adulthood)ditandai adanya kecenderungan generativity-stagnation. Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan atau mencapai hal– hal tertentu ia mengalami hambatan.
  8. Masa Hari Tua (Senescence)ditandai adanya kecenderungan ego integrity – despair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya.

Kedelapan tahapan perkembangan kepribadian dapat digambarkan dalam tabel berikut ini:

Ericson tidak merasa bahwa semua periode yang penting dalam bertambahnya perbuatan yang disengaja dan kemampuan yang lebih tinggi terjadi pada masa kritis secara berturut-turut. Ia menegaskan bahwa perkembangan psikologi terjadi karena tahapan-tahapan kritikal. Kritikal adalah karateristik saat membuat keputusan antara kemajuan dan kemunduran. Pada situasi seperti ini bisa saja terjadi perkembangan atau kegagalan, sehingga dapat mengakibatkan masa depan yang lebih baik atau lebih buruk, tetapi sebetulnya situasi tersebut dapat disusunkembali. Ericson percaya bahwa kepribadian masih dapat dibuat dan diubah pada masa dewasa.

  • Pengukuran Kepribadian

Sobur (2003) menyatakan bahwa terdapat beberapa cara  untuk mengukur kepribadian, diantaranya yaitu dengan cara sebagai berikut:

  1. Observasi Direk

Observasi direk merupakan observasi yang berbeda dengan observasi biasa. Observasi ini mempunyai sasaran yang khusus, sedangkan observasi biasa mengamati seluruh  tingkah laku subjek. Observasi direk dilakukan dengan memilih situasi tertentu, yaitu pada saat dapat diperkirakan munculnya indikator dari ciri-ciri yang ingin diteliti, dilakukan dalam situasi yang dikontrol, dapat diulang dan dapat dibuat replikasinya. Observasi direk juga disebut dengan observasi quasi experimental. Ada tiga tipe metode dalam observasi direk, yaitu:

  1. Time Sampling Method

Setiap subjek diselidiki pada periode waktu tertentu. Periode tersebut bisa berlangsung selama beberapa detik, beberapa menit, atau bahkan beberapa jam, tergantung pada tipe tingkah laku atau indikator atau ciri-ciri yang ingin diteliti.

  1. Incident Sampling Method

Dalam metode ini, sampling dipilih dari berbagai tingkah laku. Laporan observasinya  berupa  catatan-catatan  yang mencakup intensitas, lama waktunya, dan efek-efek setelah respon.

  1. Metode Buku Harian Terkontrol

Dilakukan dengan cara mencatat dalam buku harian tentang tingkah laku khusus yang ingin diketahui oleh yang bersangkutan.

Syarat penggunaan metode ini yaitu peneliti adalah orang dewasa dan cukup inteligen, serta dilakukan untuk pengabdian pada perkembangan ilmu pengetahuan.

  1. Wawancara (Interview)
  2. Stress Interview

Stress  Interview  digunakan  untuk  mengetahui  kemampuan seseorang untuk bertahan terhadap hal-hal yang mengganggu emosinya  dan seberapa  lama seseorang  dapat  kembali menyeimbangkan emosinya setelah tekanan ditiadakan.

  1. Exhaustive Interview

Exhaustive Interview merupakan cara interview yang berlangsung sangat lama, dan diselenggarakan secara nonstop. Tujuannya adalah  membuat interviewee  lelah  dan  melepaskan  sikap defensifnya dengan berbicara terus terang. Cara ini biasanya digunakan untuk meneliti para tersangka tindak kriminal dan sebagai pemeriksaan taraf ketiga. Selain itu juga digunakan dalam memilih pegawai untuk jabatan penting.

  1. Tes Proyektif

Metode ini dilakukan untuk mengetahui proyeksi pribadi seseorang melalui gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya. Tes ini memberi peluang kepada testee untuk bisa secara bebas memberikan makna atau arti terhadap hal yang disajikan, dan tidak ada pemaknaan yang dianggap benar atau salah.

  1. Inventori Kepribadian

Inventori kepribadian adalah kuesioner yang mendorong individu untuk  melaporkan  reaksi  atau  perasaannya  dalam  situasi  tertentu. Kuesioner ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada setiap orang, dan jawabannya biasanya diberikan dalam bentuk yang mudah dinilai

 

  • Kepribadian Yang Sehat
  1. Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
  2. Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
  3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
  4. Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
  5. Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
  6. Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)
  7. Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
  8. Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
  9. Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
  10. Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
  11. Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement(prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang).

 

  • Kepribadian Yang Tidak Sehat
  1. Mudah marah (tersinggung)
  2. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
  3. Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
  4. Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
  5. Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
  6. Kebiasaan berbohong
  7. Hiperaktif
  8. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
  9. Senang mengkritik/mencemooh orang lain
  10. Sulit tidur
  11. Kurang memiliki rasa tanggung jawab
  12. Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
  13. Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
  14. Pesimis dalam menghadapi kehidupan
  15. Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
  • Sifat Kepribadian Utama Yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi
  1. Evaluasi Inti Diri

Evaluasi inti diri adalah tingkat di mana individu menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri, apakah mereka menganggap diri mereka cakap dan efektif, dan apakah mereka merasa memegang kendali atau tidak berdaya atas lingkungan mereka. Evaluasi inti diri seorang individu ditentukan oleh dua elemen utama: harga diri dan lokus kendali. Harga diri didefinisikan sebagai tingkat menyukai diri sendiri dan tingkat sampai mana individu menganggap diri mereka berharga atau tidak berharga sebagai seorang manusia.

  1. Machiavellianisme

Machiavellianisme adalah tingkat di mana seorang individu pragmatis, mempertahankan jarak emosional, dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada proses. Karakteristik kepribadian Machiavellianisme berasal dari nama Niccolo Machiavelli, penulis pada abad keenam belas yang menulis tentang cara mendapatkan dan menggunakan kekuasaan.

  1. Narsisisme

Narsisisme adalah kecenderungan menjadi arogan, mempunyai rasa kepentingan diri yang berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, dan mengutamakan diri sendiri. Sebuah penelitian mengungkap bahwa ketika individu narsisis berpikir mereka adalah pemimpin yang lebih baik bila dibandingkan dengan rekan-rekan mereka, atasan mereka sebenarnya menilai mereka sebagai pemimpin yang lebih buruk. Individu narsisis seringkali ingin mendapatkan pengakuan dari individu lain dan penguatan atas keunggulan mereka sehingga individu narsisis cenderung memandang rendah dnegan berbicara kasar kepada individu yang mengancam mereka. Individu narsisis juga cenderung egois dan eksploitif, dan acap kali memanfaatkan sikap yang dimiliki individu lain untuk keuntungannya.

  1. Pemantauan Diri

Pemantauan diri adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor situasional eksternal. Individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi menunjukkan kemampuan yang sangat baik dalam menyesuaikan perilaku dengan faktor-faktor situasional eksternal. Bukti menunjukkan bahwa individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi cenderung lebih memerhatikan perilaku individu lain dan pandai menyesuaikan diri bila dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat pemantauan diri yang rendah.

e.       Kepribadian tipe A

Kepribadian tipe A adalah keterlibatan secara agresif dalam perjuangan terus-menerus untuk mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih sedikit dan melawan upaya-upaya yang menentang dari orang atau hal lain. Dalam kultur Amerika Utara, karakteristik ini cenderung dihargai dan dikaitkan secara positif dengan ambisi dan perolehan barang-barang material yang berhasil. Karakteristik tipe A adalah:

  • selalu bergerak, berjalan, dan makan cepat;
  • merasa tidak sabaran;
  • berusaha keras untuk melakukan atau memikirkan dua hal pada saat yang bersamaan;
  • tidak dapat menikmati waktu luang;
  • terobsesi dengan angka-angka, mengukur keberhasilan dalam bentuk jumlah hal yang bisa mereka peroleh.

f.       Kepribadian Proaktif

Kepribadian proaktif adalah sikap yang cenderung oportunis, berinisiatif, berani bertindak, dan tekun hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti. Pribadi proaktif menciptakan perubahan positif daalam lingkungan tanpa memedulikan batasan atau halangan.

 

BAB III

PENUTUP

 

  • Kesimpulan

Sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Selain itu beberapa aspek kepribadian juga turut andil seperti bentuk tubuh, kesehatan dan nilai-nilai. Namun dalam kehidupan sehari-hari tak semua bentuk kepribadian itu sama, ada yang kepribadian sehat dan tidak sehat.

Besarkecilnyasuatukeberhasilanataukesuksesanditentukanolehbanyakfaktor.Salah satunyaadalahfaktorkepribadian. Di sampingitukitadapat ”melihatkedalam” dirikita, danpribadisepertiapa yang telahkitamiliki. Selalumasihadawaktudankesempatanuntukmembangundanmenunjukkankeperibadianpribadi yang menyenangkanuntukdirisendiridanjuga orang lain, apabilakitamerasabelumsepenuhnyaberhasilmembangunnyauntukkeberhasilandiri yang kitaingingkanitu.

 

  • Saran

DenganadanyaSikapdanKepribadian, kitabisalebhmudahuntukmenilaiseseorang.Denganbegitukitajugabisamenginstropeksidirisendriterlebihdulusebelummemperlakukan orang lain ataumelakukan orang lain sesuaidengankemauankitasendiri. Sikapdankepribadiansangatpenting, demi membentukindividunya agar bisalebihbaiklagidalammelakukan, menghadapidanmenilaisuatuhal, baikituterhadapobjek, manusialain, respondsb.

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Manajemen

MENAJEMEN RESIKO – PENGENDALIAN RISIKO PT. KERETA API INDONESIA

 

MAKALAH MENAJEMEN RESIKO

PENGENDALIAN RISIKO PT. KERETA API INDONESIA

 DOSEN: DWI WIDI PRATITO S.N., SE, MM

 

DISUSUN OLEH:

SITI KOMSATUN               (B.131.12.0313)

YUDI HERMAWAN           (B.131.12.0316)

UMI KHOLIFAH                 (B.131.12.0322)

SILVIANI                              (B.131.12.0325)

WENNY NOVISA P                        (B.131.12.0326)

 

 

UNIVERSITAS SEMARANG

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN

2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Pengendalian Risiko PT Kereta Api Indonesia (Persero) pada mata kuliah Manajemen Risiko.

Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Terima kasih.

Semarang,      Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………….. iii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………………………………………. iv

DAFTAR TABEL………………………………………………………………………………………………………… v

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………………. vi

 

BAB I. PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah………………………………………………………………………………… 1
  • Tujuan Penyusunan ……………………………………………………………………………………… 2
  • Ruang Lingkup Pembahasan………………………………………………………………………….. 2

BAB II. GAMBARAN UMUM

  • Profil Perusahaan………………………………………………………………………………………… 3
  • Struktur Organisasi……………………………………………………………………………………… 4
  • Bidang Usaha……………………………………………………………………………………………… 5
  • Bentuk Badan Usaha…………………………………………………………………………………… 6
  • Daerah Pemasaran……………………………………………………………………………………….. 6

BAB III. TINJAUAN TEORI

  • Pengendalian Risiko…………………………………………………………………………………….. 8
  • Risiko Operasional………………………………………………………………………………………. 13

BAB IV. PEMBAHASAN

  • Kebijakan Pengendalian Risiko…………………………………………………………………….. 14
  • Identifikasi Risiko PT. KAI………………………………………………………………………….. 14
  • Pengendalian Risiko PT. KAI……………………………………………………………………….. 17

BAB V. PENUTUP

  • Kesimpulan………………………………………………………………………………………………… 20
  • Saran………………………………………………………………………………………………………….. 21

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………… 22

LAMPIRAN………………………………………………………………………………………………………………… 23

DAFTAR GAMBAR

 

Gambar 1. Dewan Komisaris…………………………………………………………………………………………… 4

Gambar 2. Direksi…………………………………………………………………………………………………………. 5

Gambar 3. Divisi Regional………………………………………………………………………………………………. 7

Gambar 4. Daerah Opreasi……………………………………………………………………………………………… 7

DAFTAR TABEL

 

Tabel 1. Penyebab dari Risiko Operasional yang diidentifikasi……………………………………………… 15

Tabel 2. Pengendalian Risiko Operasional yang dilakukan oleh PT KAI………………………………… 17

BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah

Didalam suatu organisasi setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan selalu akan bertemu dengan ketidakpastian, sehingga ketidakpastian dalam bisnis akan menimbulkan risiko yang akan memberikan ancaman (biaya, kerugian dll) bagi perusahaan. Oleh karena itu setiap risiko yang terjadi didalam aktivitas bisnis harus senantiasa diminimalisasi. Dengan demikian untuk meminimalisasi risiko, perusahaan menerapkan pengendalian risiko karena dengan adanya penerapan pengendalian risiko yang efektif dapat menjadi hal yang baik bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah resiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.

Mengapa resiko harus dikelola? Jawabannya tidak sulit ditebak, yaitu karena resiko mengandung biaya yang tidak sedikit. Bayangkan suatu kejadian di mana suatu perusahaan sepatu yang mengalami kebakaran. Kerugian langsung dari peristiwa tersebut adalah kerugian finansial akibat asset yang terbakar. Namun juga dilihat kerugian tidak langsungnya, seperti tidak bisa beroperasinya perusahaan selama beberapa bulan sehingga menghentikan arus kas. Akibat lainnya adalah macetnya pembayaran hutang kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang akhirnya akan menurunkan kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan partner bisnis tersebut.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang transportasi. Satuan pengawasan internal sebagai bagian dari BUMN yang melaksanakan fungsi pengendalian dan pengawasan mau tidak mau harus meningkatkan perannya, sehingga keberadaanya dapat menunjang profesionalitas BUMN. Pengendalian risiko secara umum diartikan sebagai suatu kejadian/kondisi yang berkaitan dengan hambatan dalam pencapaian tujuan. Pengertian risiko berkaitan dengan adanya tujuan, sehingga apabila tidak ada tujuan yang ditetapkan maka tidak ada risiko yang harus dihadapi.

Risiko yang terjadi didalam PT Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses organisasi, pengendalian risiko menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tanggung jawab manajemen, dalam memastikan tercapainya sasaran organisasi. Sehingga pengendalian risiko dapat meningkatkan efektifitas dan efesiensi manajemen, karena semua risiko yang dapat menghambat proses organisasi telah diidentifikasikan dengan baik, maka cara untuk mengatasi gangguan kelancaran proses organisasi telah diantisipasi sebelumnya, sehingga bila gangguan tersebut memang terjadi maka organisasi telah siap untuk menanganinya dengan baik.

  • Tujuan Penyusunan

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka tujuan penyusunan makalah ini adalah :

  1. Untuk mengetahui Pengendalian Risiko di sebuah perusahaan.
  2. Untuk mengetahui identifikasi risiko di PT Kereta Api Indonesia (Persero)
  3. Pengendalian risiko di PT Kereta Api Indonesia (Persero).
  4. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Manajemen Resiko.
  • Ruang Lingkup Pembahasan

Untuk mempermudah penyusunan makalah ini dan agar lebih terarah dan berjalan dengan baik, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup pembahasan yang akan dibahas dalam penyusunan makalah ini, yaitu:

  1. Penulis membahas tentang pengendalian risiko, meliputi pengertian dan metode pengendalian risiko.
  2. Penulis membahas tentang definisi atau pengertian risiko operasional.
  3. Penulis memaparkan tentang profil, sejarah, struktur organisasi, PT Kereta Api Indonesia (Persero).
  4. Penulis mengidentifikasi risiko yang terjadi di PT Kereta Api Indonesia (Persero).
  5. Penulis membahas tentang pengendalian rsiko yang harus dilakukan setelah sebelumnya risiko teridentifikasi penyebabnya.

 

 

BAB II

GAMBARAN UMUM

 

  • Profil PT. Kereta Api Indonesia (KAI)

Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen, Jum’at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.

Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen – Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang – Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 – 1900 tumbuh de-ngan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 Km, tahun 1870 menjadi 110 Km, tahun 1880 mencapai 405 Km, tahun 1890 menjadi 1.427 Km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 Km.

Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara Makasar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang – Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak – Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA.

Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 Km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang Iebih 901 Km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di sana.

Jenis jalan rel KA di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 – 1943) sepanjang 473 Km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah – Cikara dan 220 Km antara Muaro – Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro – Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang mempekerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro- Pekanbaru.

Anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai berikut:

  1. PT Reska Multi Usaha
  2. PT Railink
  3. PT KAI Commuter Jabodetabek
  4. PT KA Pariwisata
  5. PT KA Logistik
  6. PT KA Property Management

 

  • Stuktur Organisasi

Sebagai BUMN PT Kereta Api Indonesia (Persero) berpedoman pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), termasuk penetapan Rencana Kerja Anggaran Tahunan juga ditetapkan dan diputuskan melalui RUPS yang unsurnya terdiri dari :

  1. Pemegang Saham: Kementerian BUMN mewakili Pemerintah Republik Indonesia
  2. Dewan Komisaris:

Gambar 1. Dewan Komisaris

Gambar 2. Direksi

 

  • Bidang Usaha

Mobilitas manusia sudah dimulai sejak jaman dahulu kala, kegiatan tersebut dilakukan dengan berbagai tujuan antara lain untuk mencari makan, mencari tempat tinggal yang lebih baik, mengungsi dari serbuan orang lain dan sebagainya. Dalam melakukan mobilitas tersebut sering membawa barang ataupun tidak membawa barang. Oleh karenanya diperluhkan alat sebagai sarana transportasi, menurut Abbas Salim (1993:5). Transportasi adalah sarana bagi manusia untuk memindahkan sesuatu, baik manusia atau benda dari satu tempat ke tempat lain, dengan ataupun tanpa mempergunakan alat bantu. Alat bantu tersebut dapat berupa tenaga manusia, binatang, alam ataupun benda lain dengan mempergunakan mesin ataupun tidak bermesin. PT Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang transportasi. Disini PT Kereta Api Indonesia menyediakan sarana transportasi berbentuk kereta api. Dengan barbagai kelas dan baerbagai tujuan singgahan.

 

  • Bentuk Badan Usaha

Perusahaan Perseroan (Persero)

Perusahaan persero adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk perseroan terbatas (PT) yang modal/sahamnya paling sedikit 51% dimiliki oleh pemerintah, yang tujuannya mengejar keuntungan. Maksud dan tujuan mendirikan persero ialah untuk menyediakan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat dan mengejar keuntungan untuk meningkatkan nilai perusahaan.

Contoh perusahaan yang mempunyai badan usaha Persero antara lain:

  • PT Garuda Indonesia Airways (Persero)
  • PT Angkasa Pura (Persero)
  • PT Pertamina (Persero)
  • PT Tambang Bukit Asam (Persero)
  • PT Aneka Tambang (Persero)
  • PT PELNI (Persero)
  • PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
  • PT Pos Indonesia (Persero)
  • PT Kereta Api Indonesia (Persero)
  • PT Telkom (Persero)

 

  • Daerah Pemasaran

Wilayah operasi Perseroan mencakup Pulau Sumatera dan Jawa. Wilayah kerja di Pulau Jawa dibagi berdasarkan Daerah Operasi (Daop), sedangkan wilayah kerja di Sumatera dibagi berdasarkan Divisi Regional (Divre).

Gambar 3. Divisi Regional

Gambar 4. Daerah Operasi

BAB III

TINJAUAN TEORI

  • Pengendalian Risiko

Risk control adalah metode pengendalian risiko yang tidak melibatkan uang/dana. Metode ini terdiri dari 3 tahapan, yaitu sebelum, pada saat, dan sesudah terjadi kontak dengan kerugian. Di sini kejadian-kejadian yang mengakibatkan kerugian keuangan diupayakan untuk dikurangi kemungkinan terjadinya dan besarnya kerugian keuangan yang terjadi diminimalkan.

Ada 5 cara (metode) dalam pengendalian risiko:

  1. Penghindaran Risiko (Risk Avoidance)

Salah satu cara mengendalikan suatu risiko murni adalah menghindari harta, orang, atau kegiatan dari exposure terhadap risiko dengan jalan:

  1. Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan itu walaupun hanya untuk sementara.
  2. Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima, atau segera menghentikan kegiatan begitu kemudian diketahui mengandung risiko. Jadi menghindari risiko berarti menghilangkan risiko itu.

 

  • Karakteristik Dasarnya Menghindari Risiko

Beberapa karakteristik penghindaran risiko yang seharusnya diperhatikan :

  1. Boleh jadi tidak ada kemungkinan menghindari risiko, makin luas risiko yang dihadapi, maka makin besar ketidamungkinan menghindarinya, misalnya kalau ingin menghindari semua risiko tanggung jawab, maka semua kegiatan perlu dihentikan.
  2. Faedah atau laba potensial yang bakal diterima dari sebab pemilikan suatu harta, memperkerjakan pegawai tertentu, atau bertanggung jawab atas suatu kegiatan, akan hilang, jika dilaksanakan pengendalian risiko.
  3. Makin sempit risiko yang dihadapi, maka akan semakin besar kemungkinan akan tercipta risiko yang baru, misalnya menghindari risiko pengangkutan dengan kapal dan menukarnya dengan pengankutan darat, akan timbul risiko yang berhubungan dengan pengangkutan darat.

 

  • Program Pencegahan Kerugian Dan Program Pengurangan Kerugian

Program pencegahan kerugian berusaha untuk mengurangi atau menghilangkan kans kerugian. Program pengurangan kerugian bertujuan untuk mengurangi keparahan potensial dari kerugian. Program pengurangan kerugian dapat dibedakan atas minimization program  dan salvage program. Minimization program dijalankan sebelum kerugian terjadi atau selama peristiwa yang menyebabkan kerugian itu sedang berlangsung dengan tujuan mengurangi tingkat keparahan kerugian. Salvage program  bertujuan untuk menyelamatkan.

  • Implementasi dan Evaluasi hasilnya

Untuk mengimplementasikan keputusan penghindaran risiko, maka harus diadakan penetapan semua harta, personil, atau kegiatan yang menghadapi risiko yang ingin dihindarkan tersebut. Dengan dukungan pihak manajemen puncak, maka manajer risiko seharusnya menganjurkan policy dan prosedur tertentu yang harus diikuti oleh semua bagian perusahaan dan pegawai. Misalnya, jika objektif adalah untuk menghindarkan risiko sehubungan dengan angkutan kapal, maka semua depratemen diinstruksikan untuk menggunakan angkutan lain seperti angkutan kereta api atau truk.

Penghindaran risiko dikatakan berhasil jika tidak ada terjadi kerugian yang disebabkan risiko yang ingin dhindarkan itu. Sesungguhnya metode itu tidak diimplementasikan sebagaimana mestinya, jika ternyata larangan-larangan yang telah diinstruksikan itu ternyata dilanggar walau kebetulan tidak terjadi kerugian.

 

  1. Pengendalian Kerugian (Loss Controlling)

Tujuan mengendalikan kerugian: Memperkecil kemungkinan/peluang terjadinya kerugian dan Mengurangi keparahan bila suatu risiko kerugian memang terjadi.

Pengendalian kerugian dibagi menjadi empat, yaitu:

  1. Melakukan tindakan pencegahan dan pengurangan kerugian
  2. Program pengendalian kerugian berdasar sebab-sebab terjadinya
  3. Pengendalian kerugian menurut lokasi
  4. Pengendalian menurut timing
  • Pengendalian kerugian menurut sebab-sebab terjadinya

Secara tradisional tekhnik pengendalian kerugian diklasifikasikan menurut pendekatan yang dilakukan:

  1. Pendekatan engineering.
  2. Pendekatan hubungan kemanusiaan ( human relations )

Dalam beberapa keadaan kedua pendekatan dilakasanakan secara simultan. Pendekatan engineering menekankan kepada sebab-sebab yang bersifat fisikal dan mekanikal misalnya memperbaiki kael listrik yang tidak memenuhi syarat, pembuangan limbah yang tidak memenuhi ketentuan, konstruksi bangunan dan bahan dengan kualitas buruk dan sebagainya.

Pendekatan human ralation menekankan sebab-sebab kecelakaan yang berasal dari faktor manusia, seperti kelengahan, suka menghadang bahaya, sengaja tidak memakai alat pengaman yang diharuskan, dan lain-lain faktor psikologis. Kedua pendekatan ini dalam prakteknya dijalankan secara simultan.

  • Pengendalian Kerugian Menurut Lokasi

Tindakan pengendalian risiko dapat pula diklasifikasikan menurut lokasi daripada kondisi yang direncanakan untuk dikendalikan. Dr. Haddon menegaskan bahwa kemungkinan dan keparahan kerugian dari kecelakaan lalu-lintas tergantung atas kondisi-kondisi  dalam :

  1. Orang yang mempergunakan jalan
  2. Kendaraan
  3. Lingkungan umum jalan raya yang melingkupi faktor-faktor seperti desain, pemeliharaan, keadaan lalu lintas, dan praturan. Konsep Haddon ini dapat diperluas pemakaiannya untuk bentuk kerugian lain, misalnya :
Kerugian Lokasi
Kerusakan kebakaran terhadap

bangunan

Orang yang menggunakan bangunan itu, dan masyarakat di sekitarnya.
Tanggung – gugat produk Pemakai produk, pembuat produk-produk itu dan lingkungan hukum.
  • Pengendalian Menurut Timming

Pendekatan ini mempertanyakan apakah metode itu dipakai:

  1. Sebelum kecelakaan.
  2. Selama kecelakaan terjadi.
  3. Sesudah kecelakaan itu.

Klasifikasi ini telah dipergunakan juga sebagai kriteria untuk membedakan antara minimization dan salvage. Tindakan pencegahan kerugian (berdasarkan definisi) semuanya dilaksanakan sebelum kejadian.

Klasifikasi yang kedua berdasarkan timing juga mengenalkan:

  1. Phase perencanaan.
  2. Phase pengamanan – perawatan.
  3. Phase darurat.

Segala perubahan-perubahan yang mendasar dari operasi, seperti pembelian mesin baru, penambahan bangunan, dan sebagainya, harus didahului dengan perencanaan pengendalian kerugian. Dalam phase perencanaan dilakukan segala pertimbangan untuk mengadakan perubahan dimana perlu dipandang dari sudut pencegahan kerugian atau pengurangan kerugian.

Phase pengaman-perawatan meliputi program untuk memeriksa pelaksanaan dan mengusulkan perubahan bila perlu, misalnya kualitas jasa penjagaan dan sistem alat apakah sudah memadai, dan sebagainya.

Phase darurat meliputi program-program yang menjadi efektif dalam keadaan darurat, misalnya pengadaan fasilitas pemadam kebakaran.

  • Analisis Kerugian Dan Analisis Hazards

Langkah awal dalam pengendalian kerugian adalah mengidentifikasi dan menganalisis kerugian yang telah terjadi, dan hazards yang menyebabkan atau yang yang mungkin menyebabkan kerugian itu di masa yang akan datang. Langkah ini memerlukan suatu system pelaporan yang komprehensif dan inspeksi secara berkala. Pemberi informasi yang utama adalah supervisor lini, yang bertanggung jawab terhadap operasi dimana peristiwa itu terjadi. Mereka dapat menyediakan informasi terperinci mengenai peristiwa itu, dengan mengisi formulir mereka akan lebih teliti terhadap hal yang menjadi penyebabnya.

Informasi yang disediakan melalui laporan ini dapat dipergunakan untuk :

  1. Mengukur performance manajer lini
  2. Menetapkan operasi mana yang perlu diperbaiki
  3. Mengidentifikasi hazards yang berkait dengan kerugian itu
  4. Menyediakan informasi yang dapat dipergunakan untuk memotivasi manajer dan pekerja, untuk menaruh perhatian yang besar terhadap pengendalian kerugian.
  • Menentukan Kelayakan Ekonomis

Walau pencegahan segala kerugian diinginkan, tetapi tinjauan dari manfaat dan biaya tidak selamanya economically feasible. Karena pertimbangan yang bersifat ekonomis harus dilakukan.

  1. Biaya yang timbul karena peristiwa kecelakaan

Biaya yang timbul karena peristiwa kecelakaan, sering dialokasikan lebih rendah dari jumlah yang mungkin terjadi. Hal ini disebabkan adanya biaya-biaya lain yang tersembunyi dan secara tidak langsung tidak terlihat pada kecelakaan itu sendiri, misalnya :

  1. Biaya karena hilangnya waktu kerja bagi pegawai yang cidera
  2. Biaya karena hilangnya waktu kerja pegawai lain karena menolong yang cidera.
  3. Biaya berkenaan dengan rusaknya suatu mesin, peralatan harta yang lain.
  4. Hilangnya waktu produksi.
  1. Biaya Pengendalian Kerugian

Biaya pemasangan dan perawatan peralatan pengendalian kerugian dapat dibagi sebagai berikut :

  1. Pengeluaran modal dan depresiasi untuk alat pencegah seperti dinding yang tahan terhadap api, alat pemadam kebakaran dsb.
  2. Pengeluaran seperti gaji, tunjangan, pakaian, biaya training bagi penjaga, supervisor, regu pemadam, satpam, konsultan dsb.
  3. Pengeluaran untuk menjalankan program misalnya biaya manual dan lain-lain alat bantu, inspeksi perawatan preventif, dsb.
  1. Membandingkan Manfaat Dan Biaya

Dalam membandingkan manfaat pengendalian kerugian dengan biaya yang dikeluarkan maka akan muncul persoalan, besaran benefit yang akan diperoleh. Karena manfaat biasanya tidak pasti, maka benefit itu harus dikalikan dengan probabilitas manfaat yang akan terjadi. Baik manfaat maupun biaya dapat disebarkan untuk beberapa tahun. Akibatnya orang harus membandingkan present value dari expected cost.

  1. Evaluasi

Usaha pengendalian kerugian dapat dievaluasi dengan menetapkan :

  1. Apakah biaya kecelakaan atau peristiwa dapat berkurang (menurun) dengan adanya usaha tersebut?
  2. Apakah kebijaksanaan keselamatan dan prosedur yang dianjurkan oleh manajer risiko dapat dijalankan ?

Perubahan-perubahan dalam kecelakaan diukur dengan perubahan dalam premi asuransi, biaya-biaya lain kecelakaan, frekuensi kerugian dari keparahan kerugian. Perubahan-perubahan ini yang harus dianalisis sebagai agregat berdasarkan departemen dan exposure.

 

  1. Pemisahan dan Pembagian Risiko(Segregation and Diversification)

Segregation dilakukan dengan memisahkan orang-orang atau benda-benda yang dapat menjadi penyebab kerugian. Diversifikasi dilakukan dengan memperbanyak aset atau aktifitas pada lokasi yang berbeda.

  1. Kombinasi atau Pooling

Kombinasi atau Pooling menambah banyaknya exposure unit dalam batas kendali perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan agar kerugian yang akan dialami lebih dapat diramalkan, jadi risiko dikurangi. Salah satu cara perusahaan mengkombinasikan risiko adalah dengan perkembangan internal.

  1. Pemindahan Risiko

Pemindahan risiko dapat dilakukan dengan tiga cara :

  1. Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dapat dipindahkan kepada pihak lain, baik dinyatakan dengan tegas, maupun berikut dengan transaksi atau kontrak.
  2. Risiko itu sendiri yang dipindahkan.
  3. Suatu risk financing transfer menciptakan suatu lossexposure unutk tranferee. Pembatalan perjanjian itu oleh transferee dapat dipandang sebagai cara ketiga dalam risk control transfer
  • Risiko Operasional

Risiko operational merupakan risiko yang umumnya bersumber dari masalah internal perusahaan, dimana risiko tersebut terjadi disebabkan oleh lamanya sistem kontrol manajemen (management controlsystem). Yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan.

Risiko operasional adalah sebagai risiko dari kerugian atau ketidakcukupan dari proses internal, manusia dan sistem yang gagal dari peristiwa eksternal. Risiko operasional adalah sebuah risiko yang mempengaruhi semua bisnis karena risiko operasional tidak dapat dipisahkan dalam melakukan aktivitas proses atau operasional. Risiko operasonal dapat menimbulkan kerugian keuangan secara langsung maupun tidak langsung dan kerugian potensial atas hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan.

 

BAB IV

PEMBAHASAN

  • Kebijakan Pengendalian Risiko

Sesuai Australian Standard Guidelines Companion to AS:NZS 436:2004, pengendalian risiko dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengeksploitasi peluang untuk meningkatkan outcome perusahaan dan mengurangi dampak negatif dari risiko. Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya sesuatu yang akan berdampak pada pencapaian tujuan. Ruang lingkup risiko dapat berupa risiko negatif dan risiko positif. Sementara itu, PBB mendefinisikan risiko sebagai kerugian atau bahaya yang diprediksi akan muncul di masa depan yakni, “refers to the expected losses from a particular hazard to a specified element at risk in a particular future time period. Losses may be estimated in terms of human lives, or infrastructure damaged or in financial terms”.

Kebijakan pengendalian risiko dalam industri perkeretaapian sebagai industri strategis nasional merupakan bagian integral dari proses bisnis perusahaan dan pengambilan keputusan oleh manajemen, serta tumbuh menjadi budaya bagi seluruh personil perusahaan sesuai Keputusan Menteri Negara BUMN Republik Indonesia No. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Good Corporate Governance pada BUMN, khususnya Pasal 22, terkait Sistem Pengendalian Internal yang efektif untuk mengamankan investasi dan aset perusahaan. Cakupannya meliputi pengkajian dan pengelolaan risiko usaha, yaitu keseluruhan proses mulai dari mengidentifikasi, menganalisa, menilai/mengevaluasi, merespon, dan mengendalikan risiko usaha yang relevan hingga pelaporannya. Selain itu, langkah ini juga dilakukan guna mematuhi ketentuan Pasal 28 ayat 2, yang mengharuskan setiap BUMN mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, namun juga hal penting untuk pengambilan keputusan oleh pemodal, pemegang saham/pemilik modal, kreditur, serta stakeholders termasuk di dalamnya faktor risiko dan penilaian manajemen atas faktor risiko tersebut.

  • Identifikasi Risiko PT. KAI

Tujuan dari identifikasi risiko adalah mengembangkan daftar yang komprehensif terkait sumber penyebab risiko dan kejadian yang mungkin berdampak pada pencapaian tujuan-tujuan yang telah diidentifikasi pada saat penetapan konteks. Hasil identifikasi risiko disajikan dalam Risk Register metode Risk Breakdown Structure (RBS) yang difokuskan pada risiko operasional untuk PT KAI terkait pelayanan.

Berikut adalah penyebab dari risiko-risiko yang telah diidentifikasi:

No Risiko Operasional PT KAI Penyebab
1 Keterbatasan suplai suku cadang Sebagian besar sarana dan suku cadang transportasi kereta api harus diimpor
2 Keterbatasan kapasitas Depo/Balai Yasa PT KAI memiliki 6 Balai Yasa (2 di Sumatera dan 4 di Jawa), dengan waktu pengerjaan/perawatan yang cukup lama (satu rangkaian kereta api kurang lebih 30 hari)
3 Gangguan dan kerusakan pada rel, peralatan persinyalan dan listrik aliran atas ·   Kekeliruan pada perencanaan.

·   Kekeliruan saat pembangunan/pelaksanaan konstruksi.

·   Material yang digunakan kurang baik.

·   Kesalahan pada saat pemakaian jalan rel (over load, kecepatan yang tidak merata/mendadak).

·   Kondisi alam setempat dan kondisi cuaca.

·   Akibat bencana alam.

·   Pemadaman listrik.

·   Rusaknya pantograf/panel listrik kereta api.

4 Rendahnya jumlah armada yang dapat dioperasionalkan ·  Rendahnya rasio availability, yaitu rasio antara jumlah armada

Siap Operasi dengan jumlah armada Siap Guna (SO/SG).

• Kegiatan perawatan armada yang kurang efektif, baik dalam hal pemanfaatan suku cadang, utilitas SDM, penjadwalan perawatan sehingga mempengaruhi kinerja pelayanan publik.

5 Terbatasnya sarana perkeretaapian yang didominasi di Pulau Jawa ·   Distribusi pembangunan infrastruktur kereta api yang tidak merata di seluruh Indonesia.

·   Kondisi alam di luar Pulau Jawa yang tidak sesuai untuk moda kereta apa.

·   Keterbatasan anggaran untuk belanja modal infrastruktur kereta api.

6 Meledaknya pengguna jasa transportasi pada musim-musim tertentu ·  Tingginya animo masyarakat terhadap penggunaan jasa transportasi kereta api

·  Mobilitas penduduk antardaerah perkotaan yang sangat masif

7 Minimnya jumlah stasiun yang dapat dioptimalkan ·  Kondisi infrastruktur di beberapa stasiun masih belum maksimal

·  Minimnya gerai usaha/bisnis yang tersedia di stasiun

8 Keterlambatan jadwal keberangkatan dan kedatangan ·  Persilangan dan penyusulan

·  Bongkar muat barang

·  Perawatan jalan rel

·  Adanya pekerjaan Satker yang mengganggu jalan KA

9 Tidak diminatinya jasa-jasa penunjang perkeretaapian PT KAI Kurangnya pemasaran jasa-jasa penunjang perkeretaapian
10 Perseroan tidak dapat mengambil keuntungan dengan menaikkan tarif Pada 2013 terdapat perubahan peraturan mengenai tariff angkutan kereta api kelas ekonomi. Tarif angkutan Kereta Api kelas ekonomi ditetapkan oleh Pemerintah.
11 Menurunnya pendapatan perseroan ·  Kenaikan biaya perawatan sarana dan prasarana perkeretaapian

·  Pertumbuhan volume angkutan penumpang selama lima tahun terakhir cenderung stagnan

12 Kebakaran dan kecelakaan kereta api ·   Perusahaan tidak mengasuransikan aset tetap terhadap risiko kecelakaan, kebakaran dan jenis risiko kerugian lainnya

·   Kendala teknis berupa gangguan komunikasi dan sistem persinyalan

·   Minimnya budaya keselamatan pengguna jalan

·   Kerusakan prasarana kereta api

·   Kurangnya pengendalian perawatan dan keselamatan kereta api

13 Bencana alam Kondisi alam yang rentan terhadap bencana gempa bumi, tanah longsor, banjir, dan dekat dengan gunung merapi
14 Terbatasnya tenaga ahli dan tenaga kerja dengan skill tertentu Minimnya jumlah pegawai yang memenuhi kualifikasi untuk posisi-posisi dengan keahlian khusus dan sangat sulit dicari di pasar tenaga kerja
15 Pelanggaran aturan dan kode etik dalam perusahaan Kurangnya pengawasan dan pengendalian terhadap nilai-nilai perusahaan dan budaya bersih di seluruh jajaran perusahaan
16 Kondisi pasar jasa transportasi cenderung berubah ·   Deregulasi industri penerbangan, perusahaan penerbangan telah mengembangkan model bisnis penerbangan dengan tarif murah

·   Tumbuhnya jasa pengganti moda transportasi darat lainnya, yaitu bus, travel, dan persewaan mobil jarak jauh

17 Program kerja yang dijadwalkan tidak dapat diimplementasikan Adanya kendala internal dari sisi Pengendalian dan pemerintah, dan kendala eksternal berupa gangguan teknis, sarana, dan prasarana
18 Minimnya sosialisasi dan konsultasi dengan pemangku kepentingan Minimnya sarana dan prasarana penunjang penyampaian informasi
19 Risiko investasi dengan mitra dalam negeri dan luar negeri ·   Adanya pasal-pasal perjanjian kerja sama yang membebani perusahaan

·   Ketidakmampuan mitra untuk mengembalikan investasi perusahaan yang telah jatuh tempo

20 Terbatasnya mitra pengguna angkutan kereta api barang Pesaing kereta angkutan barang adalah truk. Kelebihan jasa substitusi ini adalah lebih fleksibel menjangkau rute-rute yang tidak terjangkau oleh jalur kereta api
21 Risiko komoditi pengadaan Keterlambatan pelaksanaan pengadaan dan risiko kenaikan harga
22 Penyimpangan waktu start pelaksanaan proyek ·  Kesulitan perizinan, penyiapan lokasi, dan pembebasan lahan

·  Keterlambatan penyiapan desain, AMDAL, persetujuan teknis, dan persetujuan sumber dana

23 Penyimpangan waktu delivery pelaksanaan proyek ·  Kurang efektifnya pemantauan dan evaluasi kemajuan proyek

·  Tahapan proyek selesai di luar jadwal yang telah dipersiapkan

24 Penyimpangan biaya realisasi proyek Kenaikan harga dan lingkup proyek yang tidak di-cover dalam kontrak
25 Impor sebagian besar sarana dan suku cadang kereta api Supply sarana dan suku cadang tidak dapat dipenuhi oleh dalam negeri
26 Cash flow tidak seimbang ·   Tidak terdapat sumber dana alternatif untuk modal kerja/modal investasi terutama dalam sarana dan prasarana

·   Kurangnya pemanfaatan dana pada instrumen jangka pendek di pasar uang atau pasar modal dengan keuntungan tertentu

27 Risiko kesulitan pendanaan Komposisi pendanaan perjanjian kerja sama operasi yang kurang layak
28 Pinjaman jangka pendek dan jangka panjang dengan bunga mengambang Persyaratan pinjaman dengan bunga mengambang dari pemberi pinjaman

 Tabel 1. Penyebab dari Risiko Operasional yang diidentifikasi

  • Pengendalian Risiko PT. KAI

Dari hasil identifikasi penyebab risiko yang secara prioritas harus dikelola untuk meminimalkan dampak negatif dan kemungkinan terjadinya risiko. Langkah-langkah pengendalian risiko tersebut disajikan dalam tabel berikut:

  1. Pengendalian Risiko Operasional PT KAI
No Risiko Operasional PT KAI Perlakuan (Pengendalian Risiko)
1 Kebakaran dan kecelakaan kereta api ·  Penyiap-siagaan backup systems.

·  Prosedur kerja untuk sistem pemadam kebakaran, tangga darurat.

·  Coverage asuransi untuk meminimalkan kerugian/dampak negatif.

·  Pengendalian budaya keselamatan oleh polisi khusus kereta, petugas palang pintu kereta, dan sosialisasi secara berkala.

·  Pendidikan dan pelatihan dasar pemadam kebakaran.

2 Bencana alam ·   Memastikan adanya sistem peringatan dini (alarm) dan business continuity planning/contingency plan terhadap kondisi bencana.

·   Prosedur kerja untuk darurat bencana alam.

3 Keterbatasan suplai suku cadang Pengaturan penggunaan dan suplai suku cadang yang lebih baik.
4 Keterbatasan kapasitas Depo/Balai Yasa Optimalisasi kapasitas Depo/Balai Yasa, penjadwalan pemeliharaan dengan memperhitungkan saat sibuk (peak season) yaitu ketika liburan sekolah, lebaran, natal, tahun baru.
5 Gangguan dan kerusakan pada rel, peralatan persinyalan dan listrik aliran atas ·  Optimalisasi perawatan prasarana, ketelitian pemeriksaan, serta kerjasama tim yang baik.

·  Mempercepat pembangunan atau penyelesaian infrastruktur pendukung (stasiun loading-unloading).

·  Penambahan daya listrik dan penambahan sinyal dan stasiun.

·  Peremajaan gerbong kereta api, renovasi dan sterilisasi stasiun.

6 Terbatasnya mitra pengguna angkutan kereta api barang ·  Memprioritaskan pelayanan terhadap permintaan jasa angkutan barang dalam jumlah besar dan kontinu, berjarak tempuh jauh, dan bertarif tinggi serta pengangkutan berdasarkan perjanjian.

·  Mengoptimalkan armada angkutan semen dengan menambah frekuensi perjalanan dan mengangkut semen kantongan pada waktu kembali.

·  Menyesuaikan tarif secara selektif dan bertahap.

·  Menetapkan tarif ‘all in’ angkutan BBM.

·  Meningkatkan kelancaran, ketepatan waktu/kecepatan pelayanan berikut pengirimannya dengan tingkat jaminan keamanan yang tetap tinggi.

·  Meningkatkan faktor muatan (load factor).

7 Rendahnya jumlah armada yang dapat dioperasionalkan ·  Pembenahan koordinasi ketersediaan armada antara lokomotif dengan kereta, dan gerbong. Dengan mengoptimalkan sumber daya sarana diharapkan tercapai optimalisasi kapasitas.

·  Penambahan kereta baru untuk jalur-jalur yang potensial.

·  Menambah pengoperasian kereta di lintasan berpenumpang padat.

8 Meledaknya pengguna jasa transportasi pada musim-musim tertentu ·  Memperbanyak point of sales untuk penjualan tiket bekerjasama dengan mitra eksternal.

·  Melakukan sosialisasi dan promosi di media nasional terkait penjualan tiket kereta menjelang peak season.

·  Persiapan posko angkutan menjelang peak season.

·  Persiapan kereta api tambahan.

·  Peningkatan bandwidth dan kemudahan akses ke website untuk memfasilitasi pemesanan tiket secara online.

9 Keterlambatan jadwal keberangkatan dan kedatangan ·  Memanfaatkan teknologi informasi untuk memperbaiki proses perencanaan dan operasi untuk meningkatkan keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan, dan keamanan.

·  Mengurangi toleransi terhadap keterlambatan.

10 Impor sebagian besar sarana dan suku cadang kereta api ·   Penyediaan sebagian valas lebih awal dari pembayaran atau penerapan mekanisme lindung-nilai (hedging).

·   Investasi langsung pada sarana dan prasarana kereta api.

11 Risiko kesulitan pendanaan Memastikan studi kelayakan yang bankable dibuat oleh konsultan independen yang kredibel dan bereputasi baik di kalangan bisnis internasional.
12 Penyimpangan biaya realisasi proyek ·  Penajaman survey/perencanaan dan scope proyek.

·  Amandemen kontrak, memastikan pasal-pasal pengaman risiko proyek.

·  Kontrak lumpsum fixed price sejauh memungkinkan.

·  Memastikan kualifikasi dan seleksi penyedia barang/jasa dan supervisi serta pengujian mutu secara ketat.

13 Terbatasnya tenaga ahli dan tenaga kerja dengan skill tertentu ·  Right-sizing SDM dan pengurangan pegawai secara organik sesuai kebutuhan.

·  Fokus perekrutan terhadap pegawai lulusan sarjana, terutama untuk posisi-posisi dengan keahlian khusus dan sangat sulit dicari di pasar tenaga kerja.

·  Menyelenggarakan berbagai macam pelatihan peningkatan kompetensi pegawai, baik yang bersifat fungsional maupun manajerial.

·  Memberi kesempatan yang lebih luas bagi pegawai untuk mengikuti pendidikan formal yang terkait dengan peningkatan kemampuan manajerial, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

14 Tidak diminatinya jasa-jasa penunjang perkeretaapian PT KAI ·  Membangun sistem pelayanan jasa transportasi unggulan yang terpadu dengan jasa pendukung, seperti kereta bandara, kereta wisata, biro jasa, dan tour.

·  Penajaman survey pasar/pelanggan dan studi kelayakan (FS) oleh pihak independen yang kredibel.

·  Strategi pemasaran produk/jasa dan pemanfaatan social media.

·  Perencanaan aliansi strategis/skema kerjasama bisnis (risk sharing).

15 Pelanggaran aturan dan kode etik dalam perusahaan ·  Memastikan kepatuhan kode etik dan peraturan internal dengan hukum dan peraturan terkait yang berlaku.

·  Penerapan/penegakan aturan dan kode etik perusahaan secara konsisten berikut sanksi yang tegas dan sepadan bagi para pelanggarnya serta menumbuh-kembangkan budaya bersih di seluruh jajaran perusahaan.

Tabel 2. Pengendalian Risiko Operasional yang dilakukan oleh PT KAI

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

 

  • Kesimpulan

PT Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang transportasi. Satuan pengawasan internal sebagai bagian dari BUMN yang melaksanakan fungsi pengendalian dan pengawasan mau tidak mau harus meningkatkan perannya, sehingga keberadaanya dapat menunjang profesionalitas BUMN. Pengendalian risiko secara umum diartikan sebagai suatu kejadian/kondisi yang berkaitan dengan hambatan dalam pencapaian tujuan.

Risk control adalah metode pengendalian risiko yang tidak melibatkan uang/dana. Metode ini terdiri dari 3 tahapan, yaitu sebelum, pada saat, dan sesudah terjadi kontak dengan kerugian. Di sini kejadian-kejadian yang mengakibatkan kerugian keuangan diupayakan untuk dikurangi kemungkinan terjadinya dan besarnya kerugian keuangan yang terjadi diminimalkan. Risiko operasional adalah sebagai risiko dari kerugian atau ketidakcukupan dari proses internal, manusia dan sistem yang gagal dari peristiwa eksternal. Risiko operasional adalah sebuah risiko yang mempengaruhi semua bisnis karena risiko operasional tidak dapat dipisahkan dalam melakukan aktivitas proses atau operasional.

Kebijakan pengendalian risiko dalam industri perkeretaapian sebagai industri strategis nasional merupakan bagian integral dari proses bisnis perusahaan dan pengambilan keputusan oleh manajemen, serta tumbuh menjadi budaya bagi seluruh personil perusahaan sesuai Keputusan Menteri Negara BUMN Republik Indonesia No. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Good Corporate Governance pada BUMN, khususnya Pasal 22, terkait Sistem Pengendalian Internal yang efektif untuk mengamankan investasi dan aset perusahaan. Cakupannya meliputi pengkajian dan pengelolaan risiko usaha, yaitu keseluruhan proses mulai dari mengidentifikasi, menganalisa, menilai/mengevaluasi, merespon, dan mengendalikan risiko usaha yang relevan hingga pelaporannya.

Berdasarkan hasil evaluasi risiko, PT KAI menghadapi risiko prioritas berupa kebakaran, kecelakaan kereta api, dan bencana alam, sarana dan prasarana (keterbatasan suplai suku cadang, keterbasan kapasitas Depo/Balai Yasa, gangguan dan kerusakan pada rel, peralatan persinyalan, dan listrik aliran atas), dan kemitraan (terbatasnya mitra pengguna angkutan barang).

Dari penyebab risiko yang terjadi di PT Kereta Api Indonesia (Persero), ditemukan adanya 28 macam risiko yang teridentifikasi. Dari 28 macam risiko tersebut adalah risiko operasional PT Kereta Api Indonesia (Persero). Namun setelah dilihat bahwa dari 28 risiko yang teridentifikasi, 13 risiko berklasifikasi rendah, sehingga hanya ada 15 risiko berklasifikasi tinggi dan sedang yang kemudian dilakukan langkah pengendalian risiko, guna meminimalisir bahkan menghindari risiko buruk yang terjadi.

  • Saran

PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, haris selalu mengidentifikasi risiko-risiko yang kemungkinan terjadi. Baik itu nanti risiko yang berklasifikasi dan berakibat tinggi, sedang atau rendah bagi perusahaan. Tidak hanya bagi perusahaan, namun juga bagi pengguna kereta api, yang tidak lain adalah masysrakat Indonesia sendiri. Apalagi setiap tahun pasti ada saja kecelakaan kereta api, yang disebabkan faktor internal maupun eksternal perusahaan. Mengembangkan inovasi terbaru itu juga perlu, apalagi dijaman yang sekarang sudah modern atau era globalisasi seperti ini. Harus banyak berkreatifitas agar mampu bersaing dengan transportasi darat yang lain.

Pengendalian risiko yang semaksimal mungkin, akan menghasilkan risiko yang seminimal mungkin. Sehingga juga akan meminimalkan kerugian bagi perusahaan dan pengguna jasa kereta api yaitu masyarakat. Dengan kenyamanan, perlindungan, asuransi, ketepatan waktu datang dan berangkat kereta api, harga tiket yang sesuai, peringatan dini bencana, dll yang dilakukan semaksimal mungkin oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero), tentunya masyarakat juga akan mempercayai PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai transoprtasi darat utama yang digunakan setiap hari. Sehingga itu juga akan berdampak pendapatan atau income yang tinggi untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero).

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Manajemen

KOMUNIKASI BISNIS – REVISI PESAN – PESAN BISNIS

 

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS

REVISI PESAN – PESAN BISNIS

 DOSEN: DWI WIDI PRATITO S.N., SE, MM

 

DISUSUN OLEH:

UMI KHOLIFAH                               (B.131.12.0322)

SILVIANI                                          (B.131.12.0325)

WENNY NOVISA P                           (B.131.12.0326)

MEGA MAYANGSARI                      (B.131.12.0329)

HAYU DESICHA P                            (B.131.12.0332)

 

 

UNIVERSITAS SEMARANG

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN

2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Revisi Pesan – Pesan Bisnis pada mata kuliah Komunikasi Bisnis.

Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Terima kasih.

Semarang,      Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………………………………. 1

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………………. 2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………. 3

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………………………………………. 4

 

BAB I. PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………………………. 5
  • Tujuan Penyusunan ……………………………………………………………………………………… 5
  • Ruang Lingkup Pembahasan…………………………………………………………………………… 6

BAB II. GAMBARAN UMUM DAN TINJAUAN TEORI

  • GAMBARAN UMUM
    • Profil Perusahaan………………………………………………………………………………… 7
    • Struktur Organisasi………………………………………………………………………………. 8
    • Bidang Usaha……………………………………………………………………………………… 9
    • Bentuk Badan Usaha…………………………………………………………………………… 9
    • Daerah Pemasaran………………………………………………………………………………. 9
  • TINJAUAN TEORI
    • Revisi Pesan – Pesan Bisnis………………………………………………………………….. 10

BAB III. PEMBAHASAN

  • Keterampilan Merevisi………………………………………………………………………………….. 11
  • Pemilihan Kata yang Tepat…………………………………………………………………………….. 13
  • Membuat Kalimat yang Efektif………………………………………………………………………. 14
  • Menulis Ulang Pesan…………………………………………………………………………………….. 15
  • Memproduksi Pesan……………………………………………………………………………………… 16
  • Mencetak Pesan……………………………………………………………………………………………. 16

BAB IV. PENUTUP

  • Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………. 23
  • Saran………………………………………………………………………………………………………….. 23

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………… 24

DAFTAR GAMBAR

 

Gambar 1. Struktur Organisasi Fakultas Teknik, UNDIP………………………………………………………. 8

Gambar 2. Gedung Fakultas Teknik, UNDIP……………………………………………………………………… 10

BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah

Dalam suatu organisasi, pesan-pesan yang disampaikan oleh pemimpin kepada para bawahan, terkadang tidak terorganisasi dengan baik. Hal ini menyebabkan pesan-pesan yang disampaikan tidak mengenai sasaran atau hasilnya tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki. Dengan mengatur ide-ide secara logis, berurutan, dan tidak bertele-tele, ide yang disampaikan akan dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan informasi, motivasi, maupun praktis bagi audiens. Mengorganisasi pesan-pesan secara baik adalah suatu keharusan dan menjadi tantangan bagi komunikator.

Hal yang perlu diperhatikan dalam mengorganisasi pesan-pesan yang baik sebagai berikut: Subjek dan tujuan harus jelas, semua informasi harus berhubungan dengan subjek dan tujuan, ide-ide harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis, semua informasi yang penting harus sudah tercakup.

Revisi dalam organisasi atau perusahaan sangat diperlukan agar pesan-pesan bisnis yang telah direncanakan dan dibuat tersebut dapat ditinjau ulang atau disempurnakan untuk menghindari terjadinya kesalahan ketik atau kekurangan lainnya, sehingga sesuai dengan maksud dan tujuan yang dikehendaki. Menulis pesan-pesan bisnis sangat berbeda dengan menulis pesan-pesan yang bersifat pribadi. Dalam menulis pesan-pesan bisnis yang baik diperlukan proses pemikiran, tenaga, dan waktu yang cukup. Akan berbahaya apabila penyampaian pesan-pesan bisnis cenderung dilakukan secara asal-asalan dan ceroboh, baik dari sisi substansi isi pesan maupun format penulisannya.

Keterampilan dalam merevisi pesan-pesan bisnis sangat diperlukan oleh para pelaku bisnis agar maksud dan tujuan yang dikehendaki bisa sesuai dengan apa yang direncanakan. Pemilihan kata yang tepat dan pengembangan paragraf yang efektif sangat diperlukan dalam pembuatan revisi pesan-pesan bisnis yang efektif.

  • Tujuan Penyusunan

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka tujuan penyusunan makalah ini adalah :

  1. Mengetahui bagaimana  keterampilan merevisi pesan-pesan bisnis.
  2. Mengetahui pemilihan kata yang tepat dalam revisi pesan-pesan bisnis.
  3. Dapat membuat kalimat yang efektif dan mengembangkan paragraf.
  4. Dapat menulis ulang pesan dengan baik.
  5. Mendeskripsikan cara memproduksi pesan.
  • Ruang Lingkup Pembahasan

Untuk mempermudah penyusunan makalah ini dan agar lebih terarah dan berjalan dengan baik, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup pembahasan yang akan dibahas dalam penyusunan makalah ini, yaitu:

  1. Penulis membahas tentang ketrampilan merevisi pesan-pesan bisnis.
  2. Penulis membahas tentang pemilihan kata yang tepat dalammerevisi pesan-pesan bisnis.
  3. Penulis memaparkan tentang profil, sejarah, struktur organisasi Fakultas Teknik UNDIP Semarang.
  4. Penulis membahas tentang cara pendeskripsian memproduksi pesan.

 

BAB II

GAMBARAN UMUM DAN TINJAUAN TEORITIS

 

  • GAMBARAN UMUM
    • Sejarah & Perkembangan Fakultas Teknik Undip

Seperti sudah menjadi keharusan berputarnya jarum sejarah, berdirinya perguruan tinggi selalu melalui dinamika dan perjuangan yang berat, tak bedanya dengan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Bermula  dari kristalisasi ide yang menjadi sebuah gagasan besar dari beberapa insinyur seperti Ir. Jacob Rais (Kepala Kantor Pendaftaran Tanah Semarang), dan Ir. Gunawan, Prof. Ir Soemarman (alm), Ir. Subarkah, Ir. R. Oei Djwee Hwie, Ir. R. Soenardi (alm), Ir. Lie Kok Gwan, Ir. Moeljadi, dan Ir. Tjoa Tjeng Kie, untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan tinggi teknik di kota Semarang.

Pada tangggal 20 Oktober 1958, didukung sepenuhnya  oleh pemerintah daerah dan berbagai elemen masyarakat, rencana tersebut diwujudkan dengan dibukanya Akademi Teknik di Universitas Semarang yang sudah berdiri sejak tanggal 9 Januari 1957. Pada saat perayaan Dies Natalis ketiga tanggal 09 Januari 1960.  Presiden Repulik Indonesia pertama. Ir. Soekarno mengganti nama Universitas Semarang manjadi Universitas Diponegoro. dan pada tanggal 15 Oktober 1960 Akademi Teknik diganti menjadi Fakultas Teknik dengan Dekan pertama Prof, Ir, Soemarman. Jurusan Teknik Sipil adalah jurusan yang pertama di Fakultas Teknik Universitas Diponegoro sebelum jurusan lainnya dibuka.

Perkuliahan dilakukan pada sore hari dengan meminjam sebuah gedung disekitar Tugu Muda (saat ini menjadi gedung Wisma Perdamaian), kemudian pindah dijalan  MT. Haryono No. 427 milik Pepekuper Teritorium  IV, sebagai kampusnya. Pada periode yang lebih mapan Fakultas Teknik pindah ke “Gedung Putih“ di Kampus  Pleburan/ Jl. Hayam Wuruk. Selanjutnya pada tahun 1996 sampai dengan sekarang Kampus Fakultas Teknik Universitas Diponegoro  pindah ke Tembalang, yang awali dibangun melalui Six Universities Development and Rehabilitation Sub Sector Project (SUDR).

Sejak Universitas Diponegoro diresmikan sebagai perguruan tinggi negeri pada tanggal 15 Oktober 1960, Fakultas Teknik sebagai pencetak sumber daya manusia yang berkualitas, terus mengembangkan diri dengan mendirikan Jurusan /Program Studi yang dibutuhkan oleh masyarakat.  Perkembangan jurusan dan program studi di Fakultas Teknik UNDIP secara kronologis adalah  sebagai berikut :

  1. Jurusan Teknik Sipil
  2. Jurusan Arsitektur
  3. Jurusan Teknik Kimia
  4. Jurusan Matematika
  5. Jurusan Teknik Mesin
  6. Jurusan Teknik Elektro
  7. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
  8. Program Studi Teknik Industri
  9. Program Studi Teknik Lingkungan
  10. Program Studi Teknik Perkapalan
  11. Program Studi Teknik Geologi
  12. Program Studi Teknik Geodesi
  13. Program Studi Teknik Sistem Komputer
  14. Program Diploma III

 

  • Stuktur Organisasi

Berikut adalah struktur organisasi kepemimpinan Fakultas Teknik Undip:

Gambar 1. Struktur Organisasi Fakultas Teknik, UNDIP

 

 

 

  • Bidang Usaha

Bidang usaha pada Fakultas Teknik Universitas Diponegoro adalah institusi pendidikan. Pusat dari 14 jurusan dan program studi Strata 1 maupun Diploma. Dimana Fakultas Teknik melayani seluruh kegiatan dibidang pendidikan, kemahasiswaan, unit perlengkapan asset, unit penelitian dan pengabdian masyarakat, dan unit kerjasama.

 

  • Bentuk Badan Usaha

Perguruan Tinggi Badan Hukum

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 58 Tahun 2013 tentang Bentuk dan Mekanisme Pendanaan Perguruan Tinggi Badan Hukum Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia. Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan Pendidikan Tinggi. Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum yang selanjutnya disingkat PTN Badan Hukum adalah Perguruan Tinggi negeri yang didirikan oleh Pemerintah yang berstatus sebagai subyek hukum yang otonom.

 

  • Daerah Pemasaran

Fakultas Teknik Universitas Diponegoro berada di Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, Telp: 024 – 7460053 Fax: 024 – 7460055 Email: teknik@undip.ac.id, Website: http://www.ft.undip.ac.id.

Gambar 2. Gedung Fakultas Teknik, UNDIP

  • TINJAUAN TEORI

Revisi Pesan – Pesan Bisnis

Pesan bisnis digunakan dalam kegiatan bisnis, seperti perdagangan, perindusterian dan usaha jasa. Berbagai kegiaan pada tahap revisi pesan adalah menyunting pesan, menulis ulang pesan, memproduksi pesan, dan mencetaj pesan.

Beberapa hal yang harus ditelaah ulang adalah isi maupun pengorganisasiannya, gaya bahasa yang dipakai, susunan bahasanya serta format penulisannya. Untuk penggunaan kata hjendaknya memilih kata yang sudah dikenal, singkat dan menghindari kata-kata yang bermakna ganda.

Setelah tahapan perencanaan, pengorganisasian dan pembuatan pesan-pesan bisnis dilakukan langkah selanjutnya adalah melakukan perbaikan (revisi) terhadap pesan-pesan bisnis. Revisi ini diperlukan agar pesan-pesan yang telah direncanakan dan dibuat dapat ditinjau ulang, untuk menghindari kemungkinan adanya kesalahan atau kekurangan, sehinggan sesuai dengan yang dikehendaki.

BAB III

PEMBAHASAN

 

  • Ketrampilan Merevisi

Menulis pesan-pesan bisnis sangatlah berbeda dengan dan tidaklah semudah menulis pesan-pesan yang bersifat pribadi (personal), seperti penulisan surat kepada orang tua, saudara sekandung, paman, atau kawan akrab. Penulisan surat-surat pribadi dapat ditulis tanpa konsep atau draf dan dapat menggunakan bahasa apa pun termasuk bahasa gado-gado atau campuran sesuai dengan tujuan surat tersebut. Oleh karena itu, menulis pesan-pesan bisnis tidak bisa sekali jadi.

Dalam pembuatan pesan-pesan bisnis yang baik diperlukan proses pemikiran, tenaga dan waktu yang cukup. Berbahaya bila penyampaian pesan-pesan bisnis cendrung dilakukan secara asal-asalan dan ceroboh, baik dari sisi substansi isi pesan maupun format penulisannya.

Pesan-pesan bisnis diketahui mencakup pesan-pesan bisnis tertulis dan pesan-pesan bisnis yang disampaikan secara lisan. Kedua bentuk pesan-pesan tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dari sisi format penulisan, gaya penulisan (writing style), maupun cara penyampaiannya.

  1. Pesan-pesan Bisnis Tertulis

Proses penulisan pesan bisnis tertulis dimulai dari penulisan draft, kemudian dilakukan penelaahan lebih lanjut dari sudut substansi suatu pesan maupun pengorganisasian, gaya (style) bahasa yang digunakan, susunan kalimat, mekanik, format dan tata letak (layout) penulisannya.

  • Mengedit Isi, Pengorganisasian, dan Gaya Penulisan

Untuk mengevaluasi efektifitas suatu pesan-pesan bisnis secara menyeluruh dokumen pelu terlebih dahulu dibaca dengan cepat (Skimming). Saat melakukan evaluasi ada beberapa hal yang pelu mendapatkan perhatian antara lain: substansi suatu pesan, pengorganisasian pesan, dan gaya penulisannya.

Pada tahap awal pengeditan, perhatikan secara seksama pesan-pesan awal dan akhir, karena pesan-pesan tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap audiens. Perhatikan pembuka surat atau memo, apakah sudah relevan menarik dan mengundang reaksi pembaca. Pada pesan yang lebih panjang, beberapa paragraf pertama mencakup subjek, maksud, dan organisasi bahan.

Setelah yakin dengan isi dan pengorganisasian suatu pesan bisnis, perhatikan gaya penulisannya. Apakah pesan-pesan yang dibuat telah mengandung kata atau frase yang mampu menghidupkan suatu pesan sehingga semakin menarik bagi audiens. Kemudian disaat yang sama pastikan bahwa pesan-pesan yang disampaikan sudah jelas, tidak membingungkan, dan mudah dipahami. Di samping itu, agar audiens lebih mudah menangkap pesan-pesan yang dibuat, perlu dibuat judul, sub-sub judul, identansi, huruf tebal, garis bawah, huruf miring, huruf bewarna, tabel, gambar, dan sejenisnya.

  • Mengedit Mekanik/Teknis Penulisan

Langkah yang dilakukan berikutnya adalah melakukan pemgeditan dari sudut mekanik atau teknis penulisan suatu pesan-pesan bisnis yang mencakup antara lain:

  • Susunan kalimat yang digunakan, sesuai atau tidak dengan kaidah kebahasaan yang ada, sehingga mudah dipahami.
  • Penggunaan kapitalisasi secara tepat.
  • Penulisan tanda baca secara benar.
  • Perhatikan makna keutuhan suatu kalimat, sehingga makna kalimat teresbut dapat dipahami dengan mudah.
  • Perhatikan terjadinya pengulangan kata yang tidak tepat dalam suatu kalimat.

Kesalahan mekanik dalam penulisan pesan-pesan bisnis dapat mengganggu pemahan maksud dan tujuan penulisan pesan-pesan bisnis tersebut, bahkan dapat berdampak pada memudarnya kepercayaan dan citra suatu organisasi. Kesalahan Mekanis secara ekonomis berdampak pada pemborosan waktu, tenaga, dan dana yang diperlukan untuk memperbaikinya.

  • Mengedit Format dan Layout

Langkah terakhir dalam mengedit pesan bisnis adalah mengedit format dan layout secara keseluruhan. Di samping melakukan penelaahan terhadap tata bahasa, ejaan, kesalahan-kesalahan tulis, dan tanda baca, format penulisannya juga tidak boleh diabaikan begitu saja.

  1. Pesan-pesan Bisnis Lisan

Pesan-pesan bisnis yang disampaikan dalam bentuk lisan pun memerlukan pengecekan ulang, perbaikan atau pengeditan seperlunya, sehingga suatu pesan bisnis dapat dipahami dengan baik.

Meskipun pesan-pesan bisnis disampaikan secara lisan, namu diperlukan juga kerangka dasar (outline) tentang substansi pesan-pesan bisnis yang akan disampaikan. Kegiatan pengeditan pesan-pesan bisnis lisan mencakup antara lain substansi pesan yang disampaikan, pengorganisasiannya, dan gaya bahasa yang digunakan.

  • Substansi Pesan

Langkah pertama dan utama dalam melakukan pengeditan (editing) pesan-pesan bisnis adalah mengedit substansi pesan yang akan disampaikan pada audiens.

  • Apakah substansi (inti) pesan yang ingin disampaikan telah tercantum didalamnya?
  • Apakah data pendukung (tabel, grafik, bagan, gambar, audio, audiovisual) juga sudah tercantum di dalamnya?
  • Pengorganisasian Pesan

Pengorganisasian pesan-pesan bisnis yang akan disampaikan secara lisan mencakup tiga poin penting, yaitu:

  • Pembuka (Misalnya, salam pembuka, perkenalan diri)
  • Penyampaian substansi pesan (misalnya, pengantar pesan dilanjutkan dengan substansi pesan)
  • Penutup (misalnya, kesimpulan, saran, rekomendasi, implikasi)
  • Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan dalam penyajian pesan-pesan bisnis secara lisan lebih menarik dan dinamis daripada yang berbentuk tertulis karena cara penyampaiannya yang lebih santai, luwes, dan tidak monoton. Di samping itu, melalui penyajian secara lisan penerima pesan akan lebih mudah memahami maksud dan tujuan suatu pesan yang ditunjukkan dengan penyampaian pesan-pesan secara langsung, pesan-pesan nonverbal yang didukung dengan tampilan kata, huruf, gambar, bagan, dan tabel dalam format animasi yang dinamis.

  • Pemilihan Katayang Tepat

Pemilihan kata yang tepat adalah penggunaan kata-kata tertentu untuk mencurahkan ide atau pikiran ke dalam sebuah kalimat. Agar pesan yang terkandung dalam kalimat yang disampaikan kepada orang lain dengan mudah dapat dimengerti, maka harus menggunakan kata-kata dengan baik.

  1. Pilihlah kata yang sudah familiar/dikenal

Dalam menyampaikan pesan-pesan bisnis, gunakanlah kata-kata yang sudah dikenal, umum dan lazim sehingga mudah dipahami oleh audiens. Jangan menggunakan kata-kata atau istilah yang nampaknya mentereng, bombastis, tetapi justru hanya membuat audiens bingung.

  1. Pilihlah kata-kata yang singkat

Anda perlu juga memilih kata-kata yang singkat dalam penyampaian pesan-pesan bisnis. Kata-kata yang singkat, selain efisisen, juga mudah dipahami oleh audiens. Meskipun pemilihan kata yang disingkat diperlukan, harus tetap diperhatikan berbagai kaidah penulisan bahasa yang baik dan benar.

  1. Hindari kata-kata yang bermakna ganda

Kata-kata yang memiliki berbagai pengertian harus dihindari dalam penyampaian pesan-pesan bisnis. Penggunaan kata-kata tersebut akan mengakibatkan terjadinya penafsiran yang bermacam-macam. Akibat selanjutnya adalah kemungkinan tidak tercapainya maksud penyampaian pesan-pesan bisnis.

  • Membuat Kalimat yang Efektif

Penyusunan kata yang efektif mempermudah pembaca mengerti isi pesan. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan untuk menyusun kalimat, yaitu kesatuan pikiran, kesatuan susunan dan kelogisan.

  1. Tiga Jenis Kalimat
  • Kalimat Sederhana: Suatu kalimat sederhana hanya memiliki sebuah subjek dan predikat. Namun tidak menutup kemungkinan suatu kalimat dilengkapi dengan objek baik langsung maupun tidak langsung
  • Kalimat Majemuk: Kalimat majemuk berisi dua atau lebih klausa independen dan tidak mempunyai klausa dependen. Klausa independen merupakan  klausa yang dapat berdiri sendiri atau mempunyai pengertian yang utuh, sedangkan klausa dependen adalah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri sehingga tidak memiliki klausa yang utuh.
  • Kalimat Kompleks: Kalimat kompleks berisi sebuah klausa independen dan satu atau lebih klausa dependen sebagian anak kalimat.

 

  1. Cara Mengembangkan Paragraf

Secara umum ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan paragraf yaitu pendekatan induktif dan deduktif. Pendekatan yang akan Anda pilih sangat tergantung pada subjek Anda, maksud audiens dan maksud suatu pesan.

  • Ilustrasi

Untuk mengembangkan suatu paragraf dapat digunakan suatu ilustrasi atau contoh yang dapat memberikan gambaran terhadap ide atau gagasan umum. Pemberian contoh terhadap topik bahasan yang relevan akan memberikan gambar yang lebih jelas dan mudah dipahami oleh audiens.

  • Perbandingan (Persamaan dan Perbedaan)

Mengembangkan suatu paragraf dapat dilakukan dengan cara membandingkan persaman atau perbedaan terhadap suatu pemikiran dengan pemikiran yang lain. Cara pengembangan seperti ini tentunya memerlukan wawasan berpikir yang luas bagi penyampai pesan-pesan bisnis.

  • Pembahasan Sebab-Akibat

Ketika mengembangkan suatu paragraf, Anda harus memfokuskan perhatian pada sebab-akibat suatu masalah.

  • Klasifikasi

Pengembangan paragraf dengan cara pengelompokan ide-ide umum kedalam ide-ide khusus (klasifikasi) akan mempermudah pemahaman bagi pengirim pesan maupun penerima pesan.

  • Pembahasan Pemecahan Masalah

Maksud dari pembahasan pemecahan masalah adalah menyajikan masalah kemudian menjelaskan cara pemecahan masalah tersebut. Cara ini mampu memberikan latihan analitis yang sangat diperlukan bagi seseorang dalam pengambilan keputusan-keputusan penting bagi suatu organisasi.

  • Menulis Ulang Pesan

Ernest Hemingway pernah menyatakan bahwa “tidak ada yang disebut menulis yang ada hanya menulis ulang” Pada kenyataannya, pelaku bisnis banyak melakukan kesalahan berikut:

  1. Hanya memindahkan kata-kata dan tidak benar-beanr memperbaikinya
  2. Tidak melakukan penulisan ulang karena dianggap membuang waktu
  3. Mengirim dokumen pada saat-saat terakhir dibutuhkan.

Setelah penulisan ulang dilakukan dengan baik dokumen bisnis kemungkinan akan menjadi berjumlah separuh dari rencana semula. Dokumen yang ditulis ulang umumnya lebih ringkas, mantap dan kuat. Namun perhatian dan waktu yang digunakan untuk melakukan perbaikan kata dan kalimat hendaknya disesuaikan dengan batasan waktu (dead line).

Ketika menulis ulang, perhatian ditunjukkan pada setiap kata yang memberikan kontribusi pada kalimat yang efektif dan pengembangan kalimat agar menjadi paragraph yang bertaliansecara logis. Banyak dokumen bisnis membengkak karena menggunakan kata-kata dan ungkapan yang tidak perlu. Bagian-bagian yang mengganggu sebaiknya dihilangkan atau dihapus, tentunya setelah terlebih dahulu menyimpan arsip versi sebelumnya. Setelah penulisan ulang dilakukan dengan baik dokumen bisnis kemungkinan akan menjadi berjumlah separuh dari rencana semula. Dokumen menjadi lebih ringkas, mantap dan kuat.

  • Memproduksi Pesan

Setelah puas memproduksi pesan, organisasi, gaya, kemudahan dibaca, pilihan kata, pengembangan paragraf dan menulis ulang pesan, proses pembuatan pesan belum selesai. Draft ditulis ulang dengan baik atau diketik secara manual atau elektronis. Pada masa sekarang ini, sebagian besar dokukmen bisnis dipsroduksi menggunakan computer. Berbagai aplikasi bisa dipergunakanuntuk membuat desain agar pesan lebih menarik. Misalnya Ms. Word, desktop publishing, photoshop, dan lain-lain.

Desain pesan yang efektif akan member pedoman kepada pembaca dalam menyimak seluruh isi dokumen. Desain yang menarik belum tentu efektif. Oleh karena itu, desain yang menarik dan efektif menjadi sasaran penting dalam memproduksi pesan.

Agar desain pesan bisnis efektif, perlu diperhatikan hal-hal berikut:

  • Konsistensi
    Pemakaian desain yang konsisten dalam seluruh isi dokumen untuk elemen desain yang muncul berulang-ulang. Misalnya, penggunaan margin, jenis huruf, besar huruf, spasi dan garis.
  • Seimbang
    Supaya desain terlihat menyenangkan,perlu dijaga keseimbangan ruang antara teks, gambar dan ruang kosong.
  • Terkendali
    Desain diusahakan sederhana. Terlalu banyak elemen desain atau terlalu banyak sentuhan dekoratif akan menyebabkan dokumen terlihat kacau.
  • Rincian
    Desain yang baik akan memberi kemudahan bagi pembaca untuk mencari rincian pesan. Rincian pesan ingin ditampilkan akan mempengaruhi desan.
  • Mencetak Pesan

Setelah menyusun pesan dari awal sampai akhir, langkah terakhir adalah mencetak pesan. Tekhnologi layar computer saat ini memang sudah WYSWYG (What you see is what you get). Namun, mencetak dokumen diatas kertas perlu dilakukan untuk memastikan marjin, penampilan, kebenaran nomor halaman, judul, gambar, dan rincian lainnya.

Mencetak dokumen yang belum final (Proof sheet) dengan printer dapat dilakukan menggunakan pilihan print quality yagn lebih rendah (economode) untuk menghemat toner atau tinta. Membaca cetakan percobaan (proof reading) dilakukan untuk memeriksa kebenaran seluruh isi pesan, organisasi, penulisan, format, dan desain. Setelah puas, pesan dicetak kembali dengan pilihan best quality dan selanjutnya didistribusikan kepada penerima.

STUDI KASUS PESAN BISNIS TERTULIS

Pada studi kasus berikut ini, Fakultas Teknik memberikan informasi terkait dengan pengumuman wisuda ke 138 periode April 2015 kepada seluruh jurusan maupun program studi. Namun surat tersebut tidak sekali membuat langsung jadi dan benar sepenuhnya. Sehingga surat tersebut sebelum diedarkan perlu dikoreksi dan direvisi kemudian mengganti dan mencetak ulang baru bisa disebarkan ke jurusan masing-masing.

SEBELUM PESAN TERTULIS DIREVISI

Nomor             : 2219/UN7.3.3/PP/2015                                              Semarang, 6 Maret 2015

Lamp.              : 1 lembar

Hal                   : Wisuda ke 138 April 2015

Yth. Kajur/Kaprodi Teknik Lingkungan

Fakultas Teknik UNDIP

Semarang

Berdasarkan surat dari Pembantu Rektor I No. 977/UN7.P1/PP/2015 tanggal 18 Pebruari 2015 perihal tersebut pada pokok surat bersama ini kami Fakultas Teknik menyampaikan beberapa hal berikut terkait pelaksanaan wisuda adalah sbb: Gladi bersih Fakultas: 4 Mei 2015; Tasyakuran Wisuda Fakultas: 5 Mei 2015; Gladi bersih Universitas: 27 April 2015; Wisuda Universitas: 28 – 30 April 2015.

Pengumpulan Transkrip sementara/dalam bentuk draf: 24 April 2015

Memperhatikan hal tersebut diatas, demi memperlancar persiapan maupun pelaksanaan wisuda tersebut kami mengharapkan pengiriman data calon wisudawan dari unit Saudara ke Fakultas Teknik dapat kami terima paling lambat yaitu tanggal 1 April 2015 untuk diproses lebih lanjut lagi, meliputi:

  • Form yudisium (format terlampir)
  • Form isian pembuatan ijazah (unduh lewat web ft.undip.ac.id no.5)
  • Form isian booklet (dengan mengisi lewat SIA masing-masing calon wisudawan)

Calon wisudawan yang akan diwisuda dapat mengikuti wisuda ke-138 pada periode bulan April 2015 adalah Lulusan 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Maret 2015.

Sedangkan kelulusan lebih dari tanggal 31 Maret 2015 diwajibkan untuk mengikuti wisuda periode 139 bulan Juli 2015.

Khusus untuk wisudawan dari S1 dan Pasca Sarjana diwajibkan:

  1. Program S1 harus sudah mempublikasi karya ilmiah pada jurnal karya ilmiah-S1
  2. Program S2 harus mempublikasikan karya ilmiah pada jurnal nasional (diutamakan yang terakreditasi)
  3. Program S-3 telah mensubmit karya ilmiahnya di jurnal internasional yang bereputasi.

Demikian, atas perhatiannya & kerjasamanya diucapkan banyak terima kasih.

Dekan

Ir. M. Agung Wibowo, M.M, M.Sc, Ph.D

NIP. 196702081994031005

SETELAH PESAN TERTULIS DIREVISI

Nomor             : 2219/UN7.3.3/PP/2015                                              Semarang, 6 Maret 2015

Lamp.              : 1 (satu) lembar

Perihal             : Wisuda ke 138 April 2015

Rata kanan kiri untuk layoutnya supaya rapi

Yth. Kajur/Kaprodi Teknik Lingkungan

Fakultas Teknik UNDIP

Semarang

Berdasarkan surat dari Pembantu Rektor I No. 977/UN7.P1/PP/2015 tanggal 18 Pebruari 2015 perihal tersebut pada pokok surat, bersama ini kami sampaikan beberapa hal terkait pelaksanaan wisuda adalah sbb:

Dibuat daftar ke bawah dan diBOLD supaya lebih jelas. Menegaskan tanggal penting
  • Gladi bersih Fakultas : 4 Mei 2015
  • Tasyakuran Wisuda Fakultas : 5 Mei 2015
  • Gladi bersih Universitas : 27 April 2015
S

P

A

S

I

Revisi tanggal pengumpulan dan dibold untuk memperjelas
  • Wisuda Universitas : 28 – 30 April 2015

Pengumpulan Transkrip sementara/dalam bentuk draf            : 27 April 2015

Dibold, italic dan underline untuk memperjelas

Memperhatikan hal tersebut diatas, untuk memperlancar persiapan maupun pelaksanaan wisuda tersebut kami harapkan pengiriman data calon wisudawan dari unit Saudara ke Fakultas Teknik dapat kami terima paling lambat tanggal 1 April 2015 untuk diproses lebih lanjut, meliputi:

  • Form yudisium (format terlampir)
  • Form isian pembuatan ijazah (unduh lewat web undip.ac.id no.5)
  • Form isian booklet (dengan mengisi lewat SIA masing-masing calon wisudawan)
Di B, I, U, supaya lebih memperjelas hal yang penting

Calon wisudawan yang dapat mengikuti wisuda ke-138 pada periode bulan April 2015 adalah Lulusan 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Maret 2015.

S

P

A

S

I

Sedangkan kelulusan lebih dari tanggal 31 Maret 2015 diwajibkan untuk mengikuti wisuda periode 139 bulan Juli 2015.

Khusus untuk wisudawan dari S1 dan Pasca Sarjana diwajibkan:

  1. Program S1 harus sudah mempublikasi Karya Ilmiah pada Jurnal Karya Ilmiah-S1
  2. Program S2 harus mempublikasikan Karya Ilmiah pada Jurnal Nasional (diutamakan yang terakreditasi)
  3. Program S-3 telah mensubmit Karya Ilmiahnya di Jurnal Internasional yang bereputasi.

Demikian, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Untuk tanda tangan dipindah ruas sebelah kanan

Dekan,

Ir. M. Agung Wibowo, M.M, M.Sc, Ph.D

NIP. 196702081994031005

KETERANGAN PEMBAHASAN PESAN TERTULIS

  1. Keterampilan Merevisi
  • Mengedit Mekanik/Teknis Penulisan

Dalam pesan atau surat tersebut susunan kaidah atau kalimat atau kata yang digunakan sudah mudah untuk dipahami pembaca.

Kemudian ada kesalahan dalam penggunaan kapitalisasi huruf yaitu pada kata:

  • Program S1 harus sudah mempublikasi karya ilmiah pada jurnal karya ilmiah-S1
  • Program S2 harus mempublikasikan karya ilmiah pada jurnal nasional (diutamakan yang terakreditasi)
  • Program S-3 telah mensubmit karya ilmiahnya di jurnal internasional yang bereputasi.

Setelah direvisi menjadi:

  • Program S1 harus sudah mempublikasi Karya Ilmiah pada Jurnal Karya Ilmiah-S1
  • Program S2 harus mempublikasikan Karya Ilmiah pada Jurnal Nasional (diutamakan yang terakreditasi)
  • Program S-3 telah mensubmit Karya Ilmiahnya di Jurnal Internasional yang bereputasi.

Pada penulisan tanda baca terjadi kesalahan sbb:

Berdasarkan surat dari Pembantu Rektor I No. 977/UN7.P1/PP/2015 tanggal 18 Pebruari 2015 perihal tersebut pada pokok surat bersama ini kami ….

Setelah direvisi menjadi:

Berdasarkan surat dari Pembantu Rektor I No. 977/UN7.P1/PP/2015 tanggal 18 Pebruari 2015 perihal tersebut pada pokok surat, bersama ini kami ….

Dekan

Ir. M. Agung Wibowo, M.M, M.Sc, Ph.D

NIP. 196702081994031005

Setelah direvisi menjadi:

Dekan,

Ir. M. Agung Wibowo, M.M, M.Sc, Ph.D

NIP. 196702081994031005

Terjadinya pengulangan kata pada kalimat:

Berdasarkan surat dari Pembantu Rektor I No. 977/UN7.P1/PP/2015 tanggal 18 Pebruari 2015 perihal tersebut pada pokok surat bersama ini kami Fakultas Teknik menyampaikan beberapa hal berikut terkait …

  • Mengedit Format dan Layout

Dalam penulisan pesan atau surat yang belum direvisi, format dan layoutnya masih kurang rapi. Sehingga setelah direvisi menjadi rata kanan kiri, kemudian spasinya juga diganti. Seperti pada yang sudah ditandai dipesan tertulis setelah direvisi.

  1. Pemilihan Katayang Tepat

Pemilihan kata pada penulisan sudah tepat. Namun ada kata-kata yang bermakna ganda, yaitu pada kata sbb:

Berdasarkan surat dari Pembantu Rektor I No. 977/UN7.P1/PP/2015 tanggal 18 Pebruari 2015 perihal tersebut pada pokok surat bersama ini kami Fakultas Teknik menyampaikan beberapa hal berikut terkait …

Setelah direvisi menjadi:

Berdasarkan surat dari Pembantu Rektor I No. 977/UN7.P1/PP/2015 tanggal 18 Pebruari 2015 perihal tersebut pada pokok surat, bersama ini kami sampaikan beberapa hal terkait …

 

…. Fakultas Teknik dapat kami terima paling lambat yaitu tanggal 1 April 2015 untuk diproses lebih lanjut lagi, meliputi:

Setelah direvisi menjadi:

…. ke Fakultas Teknik dapat kami terima paling lambat tanggal 1 April 2015 untuk diproses lebih lanjut, meliputi:

Calon wisudawan yang akan diwisuda dapat mengikuti wisuda ke-138 pada periode bulan April 2015 adalah Lulusan 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Maret 2015.

Setelah direvisi menjadi:

Calon wisudawan yang dapat mengikuti wisuda ke-138 pada periode bulan April 2015 adalah Lulusan 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Maret 2015

Demikian, atas perhatiannya & kerjasamanya diucapkan banyak terima kasih.

Setelah direvisi menjadi:

Demikian, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Kemudian ada revisi pada kata yang seharusnya tidak ada atau dihilangkan dan pada kata yang seharusnya ditambahi. Kata-kata tersebut adalah:

  • 1 lembar menjadi 1 (satu) lembar
  • Hal menjadi Perihal
  • 24 April 2015 diganti menjadi 27 April 2015
  • Demi diganti menjadi untuk
  • Mengharapkan diganti menjadi harapkan

Kemudian untuk revisi yang lain terkait dengan penegasan pada kata atau kalimat. Diberi tanda BOLD, ITALIC, atau UNDERLINE supaya lebih memperjelas bahwa kata-kata tersebut adalah penting utnuk diingat. Misal pada penulisan tanggal.

Setelah semua direvisi, dengan cara mengetik ulang dengan menggunakan MS. Office melalui komputer, pesan atau surat tersebut dicetak ulang untuk kemudian diparaf dan ditanda tangani oleh pimpinan.

Demikian ialah sebuah contoh revisi pesan yang ada disalah satu perusahaan khususnya institusi pendidikan. Yang di dalam pesan atau surat tersebut kebanyakan membahas tentang dunia akademik atau pendidikan.

 

BAB IV

PENUTUP

 

  • Kesimpulan

Pesan-pesan bisnis merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam proses pelaksanaan bisnis, karena di dalamnya terkandung informasi-informasi yang dapat dijadikan sumber referensi perusahaan dalam melaksanakan aktivitas bisnisnya. Tak jarang bentuk pesan bisnis tersebut terjadi kesalahan atau ketidaksesuaian sehingga menimbulkan banyak hambatan informasi. Oleh karena itu, bertindak untuk merevisi pesan-pesan bisnis tersebut adalah cara yang terbaik untuk dilakukan. Revisi merupakan langkah terakhir dalam mengembangkan pesan-pesan bisnis secara efektif. Setiap pesan bisnis perlu diedit baik menyangkut masalah isi dan pengorganisasiannya, gaya penyampaiannya, maupun format penulisannya.

Gaya penulisan yang efektif dimulai dengan pemilihan kata yang tepat. Dalam memilih kata perlu diperhatikan antara lain memilih kata yang sudah familliar/sudah dikenal secara umum,singkat, dan hindarkan kata yang memiliki pengertian ganda. Penulisan pesan-pesan bisnis yang paling efektif akan mencangkup keseimbangan pemilihan terhadap ketiga jenis kalimat yaitu kallimat sederhana,majemuk,kompleks. Kalimat-kalimat yang singkat dan menggunakan kalimat aktif akan mempermudah audiens anda dalam memahami maksud dan tujuan suatu pesan-pesan bisnis.

Dalam mengembangkan suatu paragraf dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain dengan menggunakan ilustrasi, perbandingan, pembahasan mengenai sebab akibat, melakukan klasifikasi, dan pembahasan mengenai pemecahan masalah (problem solving). Pusatkan perhatian pada ide tunggal dan usahakan untuk setiap paragraf singkat saja.

 

  • Saran

Sebaiknya dalam melakukan revisi pesan bisnis dan tata cara penulisan pesan bisnis, harus lebih memperhatikan poin-poin pentingnya sehingga ketika pesan bisnis telah di revisi dan penulisan formatnya dapat mudah dipahami oleh pihak-pihak yang terlibat atau yang berkepentingan dalam bisnis, sehingga kita bisa mendapatkan respon dari para pembaca berupa jawaban pertanyaan, pengiriman barang atau jasa, atau suatu tindakan yang lain.


DAFTAR PUSTAKA

 

 

Manajemen

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA – BANK INDONESIA

 

MAKALAH BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

BANK INDONESIA

 DOSEN: Dra. Rr. NINA ERNAWATI, MM

 

DISUSUN OLEH:

ABDUL KHAKIM                           (B.131.12.0300)

YUDI HERMAWAN                       (B.131.12.0316)

UMI KHOLIFAH                             (B.131.12.0348)

SILVIANI                                          (B.131.12.0325)

LINDA VERAWATI D.                  (B.131.12.0348)

 

 

UNIVERSITAS SEMARANG

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN

2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Bank Indonesiapada mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.

Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Terima kasih.

Semarang, 11April 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………. iii

 

BAB I. PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………………………. 1
  • Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………. 2
  • Tujuan Penyusunan………………………………………………………………………………………. 2

 

BAB II. PEMBAHASAN

  • Sejarah Bank Indonesia…………………………………………………………………………………. 3
  • Kedudukan Bank Indonesia sebagai Lembaga Negara………………………………………… 4
  • Kerja sama Internasional yang dilakukan Bank Indonesia…………………………………… 5
  • Tujuan dan Tugas Bank Indonesia…………………………………………………………………… 5
  • Peranan Bank Indonesia dalam Pengendalian Inflasi………………………………………….. 7
  • Operasi Pasar Terbuka…………………………………………………………………………………… 10
  • Kliring Bank Indonesia………………………………………………………………………………….. 12
  • Produk dan Jasa Bank Indonesia…………………………………………………………………….. 18
  • Perhitungan Bunga Kredit………………………………………………………………………………. 35
  • Perhitungan Bunga Tabungan…………………………………………………………………………. 39

 

BAB III. PENUTUP

  • Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………. 42

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………… 43

BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah

Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut.Bank Sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan. Di Indonesia, fungsi Bank Sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia.

Bank Sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitasharga yang dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi.Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali, dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak maka Bank Sentral dengan menggunakan instrumen antara lain namun tidak terbatas pada base money, suku bunga, giro wajib minimum mencoba menyesuaikan jumlah uang beredar sehingga tidak berlebihan dan cukup untuk menggerakkan roda perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang dimilikinya.

Fungsi utama Bank Sentral adalah mengatur masalah-masalah yang berhubungandengan keuangan di suatu negara secara luas, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Di Indonesia tugas Bank Sentral dipegang oleh Bank Indonesia.

  • Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimana sejarah Bank Indonesia?
  2. Bagaimanakedudukan Bank Indonesia sebagai Lembaga Negara?
  3. Bagaimanahubungan kerja sama Internasional yang dilakukan Bank Indonesia?
  4. Apa tujuan dan tugas Bank Indonesia?
  5. Apa peranan Bank Indonesia dalam pengendalianinflasi?
  6. Apa Operasi Pasar Terbuka itu?
  7. Apa Kliring Bank Indonesia itu?
  8. Apa Produk dan Jasa Bank Indonesia?
  9. Bagaimana Cara Perhitungan Bunga Kredit?
  10. Bagaimana Cara Perhitungan Bunga Tabungan?
  • Tujuan Penyusunan

Tujuan daripenyusunan makalah ini adalah :

  1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah Bank Indonesia.
  2. Untuk mengetahui bagaimanakedudukan Bank Indonesia sebagai Lembaga Negara.
  3. Untuk mengetahui bagaimanahubungan kerja sama Internasional yang dilakukan Bank Indonesia.
  4. Untuk mengetahui apa saja tujuan dan tugas Bank Indonesia.
  5. Untuk mengetahui apa peranan Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi.
  6. Untuk mengetahui apa Operasi Pasar Terbuka it
  7. Untuk mengetahui apa Kliring Bank Indonesia itu.
  8. Untuk mengetahui Produk dan Jasa Bank Indonesia.
  9. Untuk mengetahui bagaimana cara perhitungan bunga kredit.
  10. Untuk mengetahui bagaimana cara perhitungan bunga tabungan.

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  • Sejarah Bank Indonesia

Sejarah Bank Indonesia dimulai sejak berlakunya UU No. 11/1953 tentang Penetapan UU Pokok Bank Indonesia pada tanggal 1 Juli 1953. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Moneter, Direksi, dan Dewan Penasihat. Kebijaksanaan moneter Bank Indonesia ditetapkan oleh Dewan Moneter, meski tanggung jawabnya berada di tangan pemerintah. Setelah sempat dilebur ke dalam bank tunggal, pada masa awal Orde Baru landasan Bank Indonesia berubah melalui UU No. 13/1968 tentang Bank Sentral. Sejak saat itu Bank Indonesia berfungsi sebagai bank sentral dan pembantu pemerintah dalam pembangunan dengan menjalankan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah. Namun pada pertengahan tahun 1997 krisis ekonomi moneter menerpa Indonesia. Nilai tukar rupiah melemah, sistem pembayaran terancam macet, dan banyak utang luar negeri yang tak terselesaikan. Berbagai langkah telah ditempuh, mulai dari pengetatan moneter hingga beberapa program pemulihan IMF yang diperoleh melalui beberapa Letter of Intent (LoI) pada tahun 1998. Namun akhirnya masa suram tersebut dapat terlewati. Perekonomian makin membaik seiring dengan kondisi politik yang stabil pada masa reformasi. Dan tahun 1999 merupakan tonggak bersejarah bagi Bank Indonesia dengan dikeluarkannya UU No.23/1999 tentang Bank Indonesia dan telah diubah dengan UU No. 3/2004. Dalam UU ini Bank Indonesia ditetapkan sebagai lembaga tinggi negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Sesuai UU tersebut, Bank Indonesia diwajibkan untuk menetapkan target inflasi yang akan dicapai sebagai landasan bagi perencanaan dan pengendalian moneter. Selain itu, utang luar negeri berhasil dijadwalkan kembali dan kerja sama dengan IMF diakhiri melalui Post Program Monitoring (PPM) pada 2004.

Dalam melaksanakan tugasnya Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur yang terdiri dari seorang Gubernur, seorang Deputi Gubernur Senior, dan sekurang-kurangnya 4 orang atau sebanyak 7 Deputi Gubernur dengan Gubernur sebagai pemimpin Dewan Gubernur. Dewan Gubernur mewakili Bank Indonesia di dalam dan di luar pengadilan yang diwakili oleh Gubernur.

Gubernur dan Deputi Gubernur Senior dipilih dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Sedangkan Deputi Gubernur dipilih oleh Gubernur dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Untuk bisa menjadi anggota Dewan Gubernur harus berkewarganegaraan Indonesia, memiliki akhlak dan moral yang tinggi, serta memiliki keahlian dan pengalaman di bidang ekonomi, keuangan, perbankan dan hukum.

 

 

  • Kedudukan Bank Indonesia sebagai Lembaga Negara

Dilihat dari sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, kedudukan Bank Indonesia sebagai lembaga negara yang independen tidak sejajar dengan lembaga tinggi negara seperti DPR, BPK, dan MA. Kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama dengan Kementrian karena kedudukan Bank Indonesia berada diluar pemerintahan. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai Otoritas Moneter secara lebih efektif dan efisien. Meskipun Bank Indonesia berkedudukan sebagai lembaga negara independen, dalam melaksanakan tugasnya Bank Indonesia mempunyai hubungan kerja dan koordinasi yang baik dengan DPR, BPK, pemerintah, dan pihak lainnya.

Dalam hal hubungan keuangan dengan pemerintah, Bank Indonesia membantu menerbitkan dan menempatkan surat-surat utang negara guna membiayai APBN tanpa diperbolehkan membeli sendiri surat-surat utang negara tersebut. Bank Indonesia juga bertindak sebagai kasir pemerintah yang menata usahakan rekening Pemerintah di Bank Indonesia, dan atas permintaan pemerintah, dapat menerima pinjaman luar negeri atas nama pemerintah Indonesia. Namun, agar pelaksanaan tugas Bank Indonesia benar-benar terfokus dan agar efektivitas pengendalian moneter tidak terganggu, pemberian kredit kepada Pemerintah guna mengatasi deficit spending yang selama ini dilakukan oleh Bank Indonesia berdasarkan UU yang lama kini tidak dapat lagi dilakukan oleh Bank Indonesia.

Meskipun Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang independen, tetapi tetap diperlukan koordinasi yang bersifat konsultatif dengan pemerintah, sebab tugas-tugas Bank Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan-kebijakan ekonomi nasional secara keseluruhan. Koordinasi antara Bank Indonesia dengan pemerintah diperlukan pada sidang kabinet yang membahas masalah ekonomi, perbankan, dan keuangan yang berkaitan dengan tugas-tugas Bank Indonesia. Dalam sidang kabinet tersebut pemerintah dapat meminta pendapat Bank Indonesia. Selain itu, Bank Indonesia juga dapat memberi masukan, pendapat, serta pertimbangan kepada pemerintah mengenai rancangan APBN serta kebijakan-kebijakan lain yang berkaitan dengan tugas dan wewenangnya. Dan pemerintah juga dapat menghadiri rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia dengan hak Bank Indonesia tetapi tanpa hak suara. Oleh karena itu, implementasi independensi justru sangat dipengaruhi oleh kemantapan hubungan kerja yang proporsional antara Bank Indonesia dan pemerintah serta lembaga-lembaga terkait lainnya, dengan tetap berlandaskan pembagian tugas dan wewenang masing-masing.

Pada pasal 4 ayat (3) disebutkan bahwa Bank Indonesia merupakan badan hukum, maksudnya badan hukum disini meliputi badan hukum publik dan badan hukum perdata. Sebagai badan hukum publik, Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan yang mengikat masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sedangkan sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak atas nama sendiri di dalam dan diluar pengadilan. Penegasan Bank Indonesia sebagai badan hukum ini diperlukan agar terdapat kejelasan wewenang Bank Indonesia dalam mengelola kekayaan sendiri terlepas dari APBN.

 

  • Kerja sama Internasional yang dilakukan Bank Indonesia

Bank Indonesia menjalin hubungan kerja sama dengan lembaga internasional bertujuan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan pemerintah yang berhubungan dengan ekonomi, moneter, maupun perbankan. Bentuk kerjasama yang dilakukan, antara lain:

  1. Investasi bersama untuk kestabilan pasar valuta asing
  2. Penyelesaian transaksi lintas negara
  3. Hubungan koresponden
  4. Tukar menukar informasi mengenai hal-hal yang terkait dengan tugas-tugas bank sentral
  5. Pelatihan dan penelitiandi bidang moneter dan sistem pembayaran

 

  • Tujuan dan Tugas Bank Indonesia

Dalam UU BI secara tegas dinyatakan dalam pasal 7 bahwa tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang merupakan single objective Bank Indonesia. Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.

Tujuan Bank Indonesia dalam bentuk single objective ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang akan dicapai dan batasan tanggung jawab yang harus dipikul oleh Bank Indonesia. Hal ini berbeda dengan tujuan Bank Indonesia dalam UU No. 13 tahun 1968 tentang Bank Sentral yang dirumuskan secara umum yaitu “meningkatkan taraf hidup rakyat”. Ketidak tegasan perumusan tersebut menimbulkan implikasi antara lain peran Bank Indonesia sebagai otoritas tidak jelas dan tidak terfokus bahkan timbul konflik karena antara tugas menjaga kestabilan nilai rupiah dengan tugas mendorong pertumbuhan sering kali tidak dapat berjalan bersamaan. Di samping itu, ketidak jelasan tujuan juga menjadikan tanggung jawab terhadap kebijakan yang diambil tidak jelas.

Tujuan Bank Indonesia seperti tertuang dalam UU RI No. 23 tahun 1999 Bab III Pasal 7 adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan rupiah.

Adapun maksud dari kestabilan rupiah yang diinginkan oleh Bank Indonesia adalah:

  • Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat diukur dengan atau tercermin dari perkembangan laju inflasi.
  • Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain. Hal ini dapat diukur dengan atau tercermin dari perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang negara lain.

Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah:

  1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

Untuk mencapai tujuan Bank Indonesia dalam menjaga kestabilan nilai rupiah, pasal 10 UU BI menegaskan bahwa Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melaksanakan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran moneter dengan memerhatikan sasaran laju inflasi serta melakukan pengendalian moneter melalui berbagai cara antara lain:

  1. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan   memperhatikan sasaran laju inflasi yang ditetapkannya.
  2. Memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, paling lama 90 hari kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek bank yang bersangkutan.
  3. Mengelola cadangan devisa.
  4. Menyelenggarakan survei secara berkala atau sewaktu-waktu diperlukan yang dapat bersifat makro dan mikro.
  5. Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai tukar yang telah ditetapkan.
  6. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara – cara yang termaksuk, tetapi tidak terbatas pada :
  • Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik mata uang Rupiah maupun Valas.
  • Penetapan tingkat diskonto.
  • Penetapan cadangan wajib minimum.
  • Pengaturan kredit atau pembiayaan.
  1. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran

Dalam mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, Bank Indonesia berwenang untuk  melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran,  mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan kegiatannya,  serta menetapkan penggunaan alat pembayaran. Agar penyelenggaraan jasa sistem pembayaran  oleh pihak lain memenuhi persyaratan, khususnya persyaratan keamanan dan efisiensi. Kewajiban  penyampaian laporan berlaku bagi setiap penyelenggara jasa sistem pembayaran, agar Bank Indonesia dapat memantau penyelenggaraan sistem pembayaran.

  1. Mengatur dan Mengawasi Bank

Dalam mengatur dan mengawasi perbankan, Bank Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan atas bank, dan memberikan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.Dalam pelaksanaan tugas ini, Bank Indonesia berwenang menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan dengan menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian.Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, selain memberikan dan mencabut izin usaha bank, Bank Indonesia juga dapat memberikan izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank, serta memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.Di bidang pengawasan, Bank Indonesia melakukan pengawasan langsung maupun tidak langsung. Pengawasan langsung dilakukan baik dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupun sewaktu-waktu bila diperlukan.Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian, analisis dan evaluasi terhadap laporan yang disampaikan oleh bank.

 

  • Peranan Bank Indonesia dalam Pengendalian Inflasi

Dalam UU RI No. 23 Tahun 1999 tentang bank Indonesia pada salah satu pasalnya di sebutkan bahwa bank Indonesia adalah lembaga Negara yang Independent. Independent di artikan sebagai lembaga Negara yang bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lainya.Selanjutnya dalam pasal 9 dinyatakan bahwa pihak lain di larang melakukan segala bentuk campur tangan terhadap pelaksanaan tugas bank Indonesia, dan demikian pula bank Indonesia wajib menolak dan/atau mengabaikan segala bentuk campur tangan dari pihak manapun dalam rangka melaksanakan tugasnya.

Perlu di ketahui juga bahwa tujuan dari bank Indonesia saat ini adalah mencapai dan memelihara kestabank Indonesia nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut bank indonesi mempunyai 3 tugas utama, yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank, dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter tersebut, bank Indonesia berwenang menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memerhatikan sasaran laju imflasi yang di tetapkan.

Hal lain yang perlu di pahami adalah bahwa kestabilan nilai rupiah tercermin dari tingkat inflasi dan nilai tukar yang terjadi. Tingkat inflasi tercermin dari naiknya harga barang-barang secara umum. Faktor-faktor yang mempengaruhi imflasi dapat menjadi di bagi 2 macam, yaitu tekanan imflasi yang berasal dari sisi permintaan dan dari sisi penawaran. Dalam hal ini, bank Indonesia hanya memiliki kemampua untuk memengaruhi tekanan inflasi yang berasal dari sisi permintaan, sedangkan tekanan inflasi dari sisi penawaran (bencana alam, musim kemarau, distribusi tidak lancer, dan lain-lain) sepenuhnya berada di luar pengendalian bank Indonesia. Oleh karena itu, untuk dapat mencapai dan menjaga tingkat inflasi yang rendah dan stabil, diperlukan adanya kerja sama dan komitmen dari seluruh pelaku ekonomi, baik pemerintah maupun swasta.

Strategi  yang di gunakan oleh bank indoneia dalam mencapai sasaran imflasi yang rendah adalah :

  1. Mengaji efektivitas instrumen moneter dan jalur transmisi kebijakan moneter bank Indonesia.
  2. Menentukan sasaran akhir kebijakan moneter bank Indonesia.
  3. Mengindentifikasi variable yang menyebabkan tekanan-tekanan inflasi.
  4. Memformulasikan respons kebijakan moneter bank Indonesia.
  5. Dapat di tambahkan bahwa laju inflasi yang di peroleh dari indeks harga konsumen (IHK) sebagai sasaran akhir dan laju inflasi inti (core/ underlying inflation) sebagai sasaran opersional.

Di dalam opersionalnya, bank Indonesia tidak menggunakan inflasi IHK sebagai acuan dalam mengambil kebijakan moneter, namun menggunakan inflasi inti, penggunaan inflasi inti sebagai sasaran operasional di karenakan inflasi inti dapat memberikan sinyal yang tepat dalam memformulasikan kebijakan moneter. Sebagai contoh, dalam hal terjadi penggunaan permintaan (demam shock) yang mengakibatkan inflasi tinggi, respons bank sentral  akan mengetatkan uang beredar sehingga tingkat inflasi dapat di tekan.

Di samping itu, kebijakan akan tersebut dapat juga untuk menyusuaikan kembali pertumbuhan ekonomi pada tingkat yang sesuai dengan kapasitas perekonomian. Sebaliknya, jika inflasi meningkat karena terjadi gangguan penurunan di sisi peawaran (supply side), misalnya kenaikan harga makanan karena musim kering maka kebijakan uang ketat bank Indonesia justru dapat memperburuk tingkat harga dan pertumbuhan ekonomi.

Dalam Pasal 58 UU Bank Indonesia yang baru di sebut di atas bahwa bank Indonesia wajib menyampaikan imformasi kepada masyarakat secara terbuka melalui media massa pada setiap awal tahun anggaran yang antara lain memuat rencana kebijakan dan penetapan sasaran –sasaran laju inflasi serta perkembangan ekonomi dan keuangan. Atas dasar hal tersebut, maka bank Indonesia akan mengumumkan sasaran inflasi untuk jangka waktu antara 2-3 tahun ke depan,  dalam jangka menengah dan panjang, laju inflasi di harapkan dapat di tekan sekitar 5%. Dalam jangka pendek, angka inflasi di pertahankan  di bawah single digit. Namun demikian, berbagai kebijakan penyesuaian harga barang yang di kendalikan dapat memberikan tekanan inflasi secara signifikan.

Sesuai amanat UU No. 23 Tahun 1999 tentang bank Indonesia sebagaimana diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, Bank Indonesia mempunyai tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut bank Indonesia memiliki beberapa tugas pokok, yaitu :

  1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,
  2. Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran, dan
  3. Mengatur dan mengawasi bank.

Terkait pelaksanaan tugas pokok dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, memiliki  kewenangan antara lain menetapkan dan menggunakan instrumens moneter berupa tetapi tidak terbatas pada:

  1. Operasi pasar terbuka,
  2. Penetapan tingkat diskonto,
  3. Penetapan giro wajib minimum, dan
  4. Pengatuaran kredit

Penggunaan  instrumen di atas di lakukan berdasarkan prinsip konvensional (system bunga). Pengendalian moneter melalui operasi pasar terbuka (OPT) adalah kegiatan transaksi di pasar uang yang di lakukan bank Indonesia dengan bank atau pihak lain  yang di tetapkan  oleh bank Indonesia. Kegiatan pasar terbuka terdiri dari :

  1. Operasi pasar terbuka dalam rupiah, meliputi penerbitan SBI Sertifikat bank Indonesia, jual beli surat berharga dalam rupiah antara lain SBI dan surat Utang Negara, Penyediaan fasilitas simpanan bank Indonesia dalam rupiah, (Fine tune Operation) Penitipan dana dengan prinsip wadiah dan
  2. Operasi pasar terbuka dalam valas yaitu jual beli valas terhadap rupiah antara lain dalam bentuk spot, forward, dan swap.

Dengan kegiatan operasi pasar terbuka tersebut, Bank Indonesia memengaruhi likuiditas perbankan (melalui ekspansi dan kontraksi moneter) untuk mencapai target operasional kebijakn moniter, berupa target kuantitas uang primer atu komponennya, atau suku bangsa pasar jangka pendek.untuk mencapai sasaran-sasaran moneter, bank Indonesia mempunyai funsi sebagai lender of the last resort  melalui pemberian kredit atau pembiyaan berdasarkan prinsip syariah kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek, yang dijamin dengan angunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan, yang selanjutnya di sebut fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP).

 

 

 

  • Operasi Pasar Terbuka

Operasi pasar terbuka adalah kegiatan transaksi di pasar uang yang di lakukan oleh bank Indonesia dengan bank dan pihak lain dalam rangka pengendalian moneter.Kegiatan tersebut dapat bersifat kontraksi (menyerap likuiditas perbankan) maupun ekspansi (menambah likuiditas perbankan). Operasi pasar terbuka di lakukan dengan tujuan untuk mencapai target operasional kebijakan moneter dalam rangka mendukung pencapaian sasaran akhir kebijakan bank Indonesia.

 

Instrumens Operasi Pasar Terbuka

Instrumen operasi pasar terbuka dikelompokkan berdasarkan waktu pelaksaan operasi pasar terbuka yang dapat di akukan secara regular dan nonreguler.

 

  1. Instrumen Operasi Pasar Terbuka Reguler

Instrumen Operasi Pasar Terbuka Reguler terdiri dari penerbitan SBI, FASBI, Sertifikat wadiah bank Indonesia (SWBI), Reverse Repo SUN (RRSUN), dan SBI repurchase  agreement (SBI Repo).

  1. Penerbitan SBI

SBI adalah surat berharga sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang di terbitkan oleh bank Indonesia dengan system diskonto. SBI di terbitkan Bank Indonesia tanpa warkat (scripless) dan seluruh kepemilikan maupun transaksinya di catat dalam sarana bank Indonesia BI-SSSS. SBI di terbitkan bank Indonesia dalam jangka waktu (tenor) 1 bulan sampai dengan 12 bulan dengan satuan unit terkecil sebesar Rp 1 Juta. Saat ini bank Indonesia menerbitkan SBI dengan tenor 1 bulan dan 3 bulan.Penerbitan SBI tenor 1 bulan dilakukan secara mingguan sedangkan SBI tenor 3 bulan dilakukan secara triwulanan.

  1. FASBI

FASBI adalah fasilitas penempatan dana milik bank umum dalam rupiah di bank Indonesia. FASBI disediakan secara harian oleh bank Indonesia dengan jangka waktu penempatan dana bank antara 1 hari (Overnite) sampai dengai 14 hari. Penempatan dana minimal pada FASBI ditetapkan berdasarkan diskresi bank Indonesia.

FASBI dilakukan tanpa warkat, dan bukti kepemilikan tercatat dalam sarana BI-SSSS. Penyelesaian transaksi FASBI dilakukan pada hari yang sama (same day settlement).

  1. SWBI

SWBI merupakan intrumen pendukung operasi pasar terbuka dalam rangka kontraksi moneter secara harian berupa penepatan dana jangka pendek bank syariah di bank Indonesia berdasarkan prinsip wadiah.

SWBI berjangka waktu 7, 14, dan 28 hari. Jumlah dana yang di tempatkan paling kurang Rp500 juta dan selebihnya dengan kelipatan Rp50 juta. Bank Indonesia dapat memberikan bonos atau SWBI yang besarnya ditentukan berdasarkan dikresi bank Indonesia.

  1. RR-SUN

RR-SUN Merupakan transaksi pembelian SUN milik bank Indonesia oleh bank dengan perjanjian untuk menjual kembali kepada bank Indonesia sesuai dengan harga dan jangka waktu yang telah disepakati. Jenis SUN yang di gunakan dapat berupa obligasi Negara (ON) maupun surat perbendeharaan Negara (SPN), Transaksi RR-SUN dilakukan dengan jangka waktu (tenor) 1 bulan dan 3 bulan.

Metode lelang RR-SUN  dilakukan dengan menggunakan 2 cara yaitu : (1). Variable rate tender (peserta lelang mengajukan penawaran kuantitas dan reverse repo rate ) (2). Fixed rate tender (peserta lelang mengajukan penawaran kuantitas dengan RR-rate yang di tetapkan oleh bank Indonesia.

  1. SBI Repo

SBI Repo Adalah transaksi penjualan SBI secara bersyarat oleh bank kepada bank Indonesia dengan persyaratan kewajiban pembelian kembali sesuai dengan harga dan jangka waktu yang di sepakati.Repo merupakan instrumen kebijakan moneter yang bersifat ekspansif.

Saat ini, jumlah maksimal surat berharga milik bank yang dapat direpokan adalah 50% dari Nilai SBI. Penyelesaian transaksi Repo di lakukan pada hari yang sama(same day dattlement).

  1. Instrumen Operasi Pasar Terbuka Non Reguler

Instrumen operasi pasar terbuka non regular terdiri dari : Fine Tune Operation, Meliputi Fine tune ekspansi dan Fine tune kontraksi : Outright beli /jual SUN ; dan sterilisasi penjualan/penjualan valas.

  • FTO

FTO adalah instrument operasi pasar terbuka untuk menambah/mengurangi likuiditas jangka pendek dalam rangka menstabilkan gejolak suku bunga di PUAB.

Transaksi FTO dilakukan dengan mekanisme lelang melalui sarana bank Indonesia SSSS, dapat mengunakan metode fixed rite tender/Variable rate tende. Penyelesaian FTO melalui saran BI-RTGS pada tanggal transaksi dengan prinsip Delivery  Versus Payment.

  • Outright Jual/Beli SUN

Outright jual/beli SUN adalah instrument kontraksi/ekspansi moneter yan bersifat permanen yang underlying berupa SUN yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun. Transaksi dapat di lakukan dengan mekanisme lelang atau nonlelang.

  • Sterilisasi Penjualan/Pembelian Valuta Asing

Sterilisasi Penjualan/Pembelian USD atau valas lainya dengan menggunakan rupiah yang dimaksudkan untuk mengurangi/menambah jumlah rupiah yang beredar.

  1. Peserta Operasi Pasar Terbuka

Peserta operasi pasar terbuka terdiri dari bank, Lembaga perantaran, dan pihak lain yang di tetapkan oleh bank Indonesia. Lembaga perantaran yang di maksud antara lain pialang pasar uang, pialang pasar modal, dan primary dealer, sedangkan yang di maksud pihak lain adalah badan hokum nonbank, badan lainnya, dan perorangan.

Di lihat dari cara pengajuan penawaran, peserta operasi pasar terbuka dapat di golongkan sebagai peserta langsung dan peserta tidak langsung. Peserta langsung yaitu peserta yang mengajukan penawaran langsung ke bank Indonesia, sedangkan peserta tidak langsung mengajukan penawarannya melalui lembaga perantara.

 

  • Kliring Bank Indonesia

Kecendrungan pelaku ekonomi dalam melakukan penyelesaian transaksi perekonomian menggunakan dana yang di simpan di rekening bank melalui proses kliring dan penyelesaian akhir (settlement) di bank sentral (Bank Indonesia) antara lain di sebabkan oleh adanya beberapa keunggulan pembayaran dengan menggunakan alat lalu lintas giral di bandingkan dengan uang tunai, antara lain dengan factor efektivitas, efisiensi, dan keamanan.

Sebagai mana di ketahui dalam UU No. 23 Tahun 1999 Tanggal 17 Mei 1999 tentang bank Indonesia (UU BI), di sebutkan bahwa tujuan bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran tersebut bank Indonesia berwenang untuk :

  • Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa system pembayaran.
  • Mewajibkan penyelenggara jasa system pembayaran untuk menyampaikan laporan tentang kegiatannya dan,
  • Menetapkan penggunaan alat pembayaran

Penyelenggaraan kliring antar bank tersebut di maksudkan untuk mempermudah cara pembayaran dalam upaya memperlancar transaksi perekonomian dengan perantaraan perbankan (Bank peseta kliring) dan bank Indonesia yang bertindak sebagai penyelenggara kliring. Dengan adanya kliring di harapkan penggunaan alat-alat lalu lintas pembayaran giral di masyarakat dapat meningkat sehingga otomatis akan meningkatkan simpanan dana masyarakat di bank yang dapat dipergunakan oleh bank untuk membianyai sektor-sektor produktif di masyarakat.

Secara umum mamfaat yang dapat di tari dari berbagai pihak yang terkait dengan berbagai system pembayaran dengan adanya penyelenggaraan  klirin g untuk transaksi antar bank di maksud adalah :

  • Bagi masyarakat, memberikan alternatif dalam melakukan suatu pembayaran (transfer of value) yang efektif, efesien, dan aman.
  • Bagi bank merupakan salah satu advantage service kepada nasabah, menjadi feebased income, juga dapat menjadi salah satu upaya dalam melakukan dana.
  • Bagi nasabah untuk kepentingan fortfolio fund
  • Bagi bank sentral sebagai menyelenggara, dapat secara cepat dan akurat mengetahui kundisi keuangan suatu bank maupun transaksi-transaksi yang terjadi di masyarakat, baik antar nasabah bank maupun antar bank sehingga dapat menentukan kebijakan-kebijakanya secara lebih akurat dan tepat.
  • Kegiatan Kegiatan Dalam Kliring

Penyelenggaran kliring lokal terdiri dari 2 bagian yang meliputi kliring penyerahan, dan kliring pengambilan yang merupakan satu kesatuan siklus kliring.

  • Kliring Penyerahan

Kliring penyerahan adalah bagian dari suatu siklus kliring guna memperhitungkan warkat dan atau/ DKE yang di sampaikan oleh peserta. Dalam kliring penyerahan peserta kliring akan menyerahkan warkat-warkat/DKE kliringnya baik warkat /DKE debit maupun warkat/DKE keluar (outward clearing) serta menerima warkat/DKE  debet maupun kredit dari penyelenggara/ peserta lawan transaksinya (Lazimnya di sebut warkat/DKE masuk (inward clearing).

  • Kliring Pengambilan

Kliring pengambilan adalah bagian dari suatu siklus kliring guna memperhitungkan warkat atau DKE debet kliring penyerahan yang ditolak berdasarkan alasan yang di tetapakn dalam ketentuan bank Indonesia atau karena tidak sesuai dengan tujuan dan persyaratan penerbitan. Untuk warkat cek dan bilyet Giro, sesuai angka IV dalam surat edaran bank Indonesia No. 2/10/DASP tanggal 8 juni 2000 perihal tata usaha penarikan cek/bilyet Giro kosong, terdapat 17 alasan penolakan cek/bilyat giro yaitu :

  1. Saldo tidak cukup
  2. Rekening telah di tutup
  3. Persyaratan formal cek/bilyet giro tidak di penuhi
  4. Tanggal bilyet giro belum sampai
  5. Cek di tarik kembali oeh penarik setelah berkhirnya tanggal waktu pengunjukkan.
  6. Bilyet giro di batalkan oleh penarik setelah berakhirnya tenggang waktu penawaratandan
  7. Sudah kedaluarsa
  8. Coretan/perubahan tidak ditaerai nda tangani oleh pemilik
  9. Bea materai belum di lunasi
  10. Tanda tangan tidak cocok dengan spicement
  11. Stempel kliring tidak ada
  12. Stempel kliring sesuai dengan bank penerima
  13. Endorsement pada cek atas nama atau cek atas order tidak ada
  14. Warkat di blokir pembayarannya (SKK terlampir)
  15. Rekening di blokir oleh instansi yang berwenang
  16. Warkat bukan untuk kami
  17. Perhitungan/encode tidk sesuai dengan nominal yang sebenarnya
  • Retur Warkat Kredit

Dalam hal terdapat warkat kredit dan atau DKE kredit yang tidak dapat di perhitungkan ke rekening nasabah penerima, misalnya karena adanya kesalahan pengisian sandi, peserta, nomor rekening, atau jumlah nominal maka penolakannya wajib di lakukan melalui kliring berikutnya segera setelah diketahui adanya kesalahan dimaksud dan tidak melalui kliring pengembalian.

 

  • Sistem Kliring

Saat ini penyelenggaraan kliring local Indonesia  di lakukan menggunakan 4 macam system kliring yaitu :

  • Sistem Manual

Sistem manual adalah system penyelenggara kliring local yang dalam pelaksaan perhitungan, pembuatatn bilyet saldo kliring serta pemilahan warkat secara manual oleh setiap peserta.pada proses system manual, perhitungan kliring akan didasarkan pada warkat yang dikliringkan oleh peserta kliring. Pelaksaan funsi-funsi kliring seluruhnya di lakukan secara manual, dan cirri-ciri sebagai berikut :

  • Perhitungan kliring dan pemilahan/penyampaian warkat dilakukan oleh semua peserta.
  • Pembuatan dan pencocokan rincian daftar warkat kliring
  • Penyusunan neraca kliring penyerahan dan pengembalian gabungan dilakukan oleh penyelenggara
  • Identitas peserta menggunakan nomor urut kelompok
  • Menggunakan warkat baku
  • Kesalahan perhitungan lebih sering terjadi
  • Memiliki wakil peserta sekurang kurangnya 2 orang yang mempunyai kewenangan untuk membuat, mengubah, dan menandatangani daftar warkat kliring penyerahan/pengambilan dan mencamtumkan nama jelas sebagai tanda terima pada daftar warkat kliring penyerahan/pengambilan yang di terima dari peseta lain.
  • Sistem Semi Otomi

Sistem semi otomi, yaitu siste penyelenggaraan kliring local yang dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring di lakukan secara otomasi, sedangkan pemilahan warkat dilakukan secara manual dari peserta. Pada proses system semi otomatisasi, perhitungan kliring akan didasarkan pada DKE  yang di buat oleh peserta kliring sesuai dengan warkat yang dikliringkan. Pelaksaan funsi-funsi kliring seluruhnya di lakukan dengan menggunakan sarana computer, dan cirri-ciri sebagai berikut :

  • Peserta merekam data setiap lembar warkat yang akan di kliringkan ke dalam disket
  • Perhitungan kliring dilakukan oleh penyelenggara di bantu computer
  • Pembuatan daftar kliring oleh peserta
  • Rekapitulasi, neraca, dan bilyet saldo klirig di buat oleh penyelenggara
  • Perhitungan baik oleh penyelenggara maaupun oleh peserta di bantu computer
  • Identitas peserta menggunakan sandi bank
  • Penyampaian warkat melibatkan oleh semua pihak
  • Menggunkan warkat baku namun dengan standar kertas sekuriti yang lebih rendah di bandingkan system otomasi dan elektronik
  • Kesalahan perhitungan dapat di minimalkan
  • Sistem Otomasi

Sistem otomasi yaitu system penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring dan pemilahan warkat dilakukan oleh penyelenggara secara otomasi. Pada proses system otomasi, perhitungan kliring akan didasarkan pada warkat yang di buat oleh peserta kliring sesuai dengan warkat  yang dikliringkan oleh peserta kliring.Pelaksanaan funsi-funsi kliring seperti pemilahan dan perhitungan warkat di bantu oleh mesin baca pilah (reader-sorter) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

  • Pemilahan warkat, penyesuaian, dan pengecekan warkat, dilakukan oleh penyelenggara
  • Laporan kliring di buat dan di cetak oleh penyelenggara menggunakan mesin baca pilah (reader-sorter) dan computer mainframe
  • Distribusi warkat dilakukan oleh penyelenggara
  • Identitas peserta meggunakan sandi bank
  • Hasil perhitungan kliring lebih cepat dan akurat dibandingkan dengan system manual dan SOKL
  • Informasi hasil kliring dapat lebih cepat di ketahui oleh peserta kliring dengan menggunakan fasilitas system informasi kliring jarak jauh dan pusat informasi pasar uang (khusus KP Jakarta ) yang dapat di akses secara online.
  • Sistem Kliring Nasional

Sistem kliring nasional bank indionesia(SKNBI) adalah system kliring bank Indonesia yang meiiputi kliring debit dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional. Penyelenggaraan SKNBI tunduk pada peraturan bank Indonesia No. 7/18/PBI/2005 tentang system kliring nasional bank Indonesia tanggal 22 juli 2005. Pelaksanan implementasi SKNBI untuk wilayah kliring lainya akan dilaksanakan secara bertahap sampai dengan tahun 2007.

  • Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

Sistem kliring nasioal bank Indonesia atau SKNBI adalah system kliring bank Indonesia yang meliputi kliring debit dan kredit yang penyelesaian akhirnya di lakukan secara nasional.

 

Prinsip Umum SKNBI

  • Penyelenggaran kliring terdiri dari kegiatan kliring debit dan kredit
  • Dasar perhitungan kliring pada SKNBI adlah data keuangan elektronik
  • Penyampaian DKE oleh peserta kepada penyelenggara dapat dilakukan secara online atau offline
  • Bank wajib melakukan pendanaan awal (prefund) sebelum mengikuti kegiatan kliring debit atau kredit
  • Jumlah minimum prefund yang harus di setorkan oleh bank pada kliring kredit adalah Rp1 (satu rupiah).
  • Terdapat bank yang tidak dapat memenuhi kewajiban pendanaan awal (prefund), tidak dapat mengikuti kegiatan pada kliring debit dan kliring kredit pada hari tersebut.

Karakteristik SKNBI  

Penyelenggara

SKNBI diselenggarakan oleh :

  • Penyelenggara kliring nasional yaitu unit kerja di kantor pusat bank Indonesia yang bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI secara nasional dan
  • Penyelenggara kliring lokal yaitu unit kerja di bank Indonesia dan bank yang memperoleh persetujuan bank Indonesia untuk mengelola dan menyelenggarakan SKNBI di suatu wiayah kliring tertentu.

Peserta

Setiap bank dapat menjadi peserta dalam menyelenggara SKNBI di suatu wilayah kliring, dengan persyaratan sebagai berikut :

  • Telah memperoleh izin usaha atau izin pembuka kantor dari bank Indonesia
  • Lokasi kantor bank memungkinkan kantor bank tersebut untuk mengikuti penyelenggaraan SKNBI di lokal PKL secara tertib sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
  • Bank telah menandatangani perjanjian penggunaan SKNBI antara bank Indonesia dengan bank sebagai peserta
  • Kantor bank yang menjadi peserta akan menyediakan perangkat kliring, antara lain meliputi perangkat TPK dan jaringan komunikasi data baik main maupun backup.

Penyelengaraan

Penyelengaraan SKNBI terbagi menjadi 2 sub system, yaitu :

  • Kliring Debit
    1. Meliputi kegiatan kliring penyerahan dan kliring pengembalian, digunakan untuk transfer debit antar bank yang di sertai dengan penyampaian fisik warkat debit, (Cek, bilyet, giro, nota debit dan lain-lain).
    2. Penyelenggara debit dilakukan dengan cara lokal di setiap wilayah kliring oleh PKL.
    3. PKL, akan melakukan perhitungan kliring debit berdasarkan DKE debit yang dikirim oleh peserta.
    4. Hasil perhitungan kliring debit secara lokal tersebut selanjutnya di kirim ke system sentral kliring untuk di perhitungkan secara nasional oleh PKL.
  • Kliring Kredit
    1. Digunakan untuk transfer kredit antar bank tanpa di sertai penyampaian fisik warkat (paperless).
    2. Penyelenggaraan kliring kredit dilakukan secara nasional oleh PKN.
    3. Perhitungan kliring kredit dilakukan oleh PKN atas dasar DKE kredit yang dikirim peserta.
  • Produk dan Jasa Bank Indonesia

 

SIMPANAN DAN INVESTASI

Deposito

  1. Deposito adalah simpanan yang pencairannya hanya dapat dilakukan pada jangka waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu.
  2. Deposito dapat dicairkan setelah jangka waktu berakhir.
  3. Deposito yang akan jatuh tempo dapat diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over).
  4. Deposito dapat dalam mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing.

Deposito Berjangka

  1. Merupakan simpanan yang pencairannya dilakukan berdasarkan jangka waktu tertentu.
  2. Umumnya mempunyai jangka waktu mulai dari 1, 3, 6, dan 12 sampai dengan 24 bulan.
  3. Diterbitkan dengan mencantumkan nama pemilik deposito baik perorangan maupun lembaga.
  4. Kepada setiap deposan diberikan bunga yang besarnya dan waktu pembayarannya sesuai dengan yang berlaku di masing-masing bank.
  5. Pembayaran bunga deposito dapat dilakukan setiap bulan atau setelah jatuh tempo sesuai jangka waktunya.
  6. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun non tunai (pemindahbukuan).
  7. Kepada setiap deposan dengan nominal deposito tertentu dikenakan pajak penghasilan dari bunga yang diterimanya.
  8. Pencairan deposito sebelum jatuh tempo umumnya dikenakan denda.

Sertifikat Deposito

  1. Merupakan simpanan yang diterbitkan dengan jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan.
  2. Sertifikat Deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk Sertifikat, tanpa mencantumkan nama pemilik deposito.
  3. Sertifikat Deposito dapat diperjualbelikan kepada pihak lain.
  4. Pembayaran bunga Sertifikat Deposito dapat dilakukan di muka, tiap bulan atau pada saat jatuh tempo, baik tunai maupun non tunai.

Keuntungan

  1. Dapat dijadikan agunan kredit.
  2. Memperoleh hasil bunga yang umumnya lebih tinggi dari bentuk simpanan lainnya.
  3. Dapat mengelola keuangan secara lebih terencana sesuai dengan kebutuhan dan jangka waktu deposito.

Hal-hal Yang Harus Diperhatikan

  1. Pastikan Anda menerima bilyet/surat berharga (Deposito Berjangka atau Sertifikat Deposito).
  2. Pada saat jatuh tempo, Anda berhak menerima pokok dan bunga deposito sesuai bunga yang berlaku setelah dipotong pajak.
  3. Pada saat pencairan deposito, Anda berkewajiban untuk menandatangani formulir pencairan.
  4. Perhatikan tingkat suku bunga deposito yang berlaku dan pastikan telah sesuai dengan ketentuan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

 

Generic Model Produk Tabunganku

  1. Generic Model Produk Tabunganku (Bank Umum)

“TabunganKu” adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Fitur Produk TabunganKu

Fitur produk TabunganKu dibedakan menjadi dua, yaitu:

Fitur Standard (Mandatory) adalah fitur produk TabunganKu yang harus diterapkan secara seragam oleh seluruh bank yang meluncurkan produk TabunganKu, sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui bersama. Yang termasuk Fitur Standard (Mandatory) :

  1. Nama produk adalah TabunganKu.
  2. Tanpa biaya administrasi bulanan.
  3. Setoran awal pembukaan rekening minimum Rp20.000,00.
  4. Setoran tunai selanjutnya minimum Rp10.000,00.
  5. Saldo minimum rekening (setelah penarikan) adalah Rp20.000,00.
  6. Saldo dorman (tidak ada transaksi selama 6 bulan berturut–turut).
    • Biaya penaltinya adalah Rp2.000,00 per bulan.
    • Apabila saldo rekening mencapai < Rp20.000,00, maka rekening akan ditutup oleh sistem dengan biaya penutupan rekening sebesar sisa saldo.
    • Biaya penutupan rekening atas permintaan nasabah adalah Rp20.000,00.
    • Jumlah minimum penarikan di counter sebesar Rp100.000,00 kecuali pada saat nasabah ingin menutup rekening.
    • Bunga /bonus Wadiah dihitung berdasarkan saldo harian dan tidak progresif.
    • Bunga/bonus Wadiah dibayarkan mengikuti periode pembayaran masing-masing bank.
    • Suku bunga / bonus Wadiah:
      • Bank Umum Konvensional, dengan saldo :
        • 00 sampai dengan Rp500.000,00 tidak diberikan bunga.
        • Diatas Rp500.000,00 sampai dengan Rp1.000.000,00 sebesar 0.25%/tahun.
        • Diatas Rp1.000.000,00 sebesar 1%/tahun.
      • Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah:
        • Menganut skema Wadiah, dengan ketentuan dan perhitungan bonus diserahkan kepada bank umum syariah.
        • Bank umum syariah yang memberikan bonus maksimal setara dengan 1% per tahun.
      • Biaya penggantian buku/lembar statement apabila hilang/rusak adalah gratis. Persyaratan lain untuk penggantian buku yang hilang/rusak, mengikuti ketentuan yang berlaku di bank masing-masing.

Fitur Customized (Optional) adalah fitur produk TabunganKu yang dapat dipilih untuk diterapkan oleh bank yang meluncurkan produk TabunganKu. Bank dapat memberikan tambahan fitur lainnya kepada produk TabunganKu selama tidak melanggar kesepakatan bersama. Dalam rangka mengembangkan produk TabunganKu ke depan, akan dilakukan penyempurnaan secara berkala atas fitur produk TabunganKu oleh komite produk TabunganKu yang dibentuk oleh industri perbankan. Yang termasuk Fitur Customized (Optional) :

  1. Bukti kepemilikan (format disesuaikan dengan infrastruktur masing-masing bank)
    • Buku,
    • Bukti kepemilikan tabungan, atau
    • Lembar statement.
  2. Kartu ATM.

Biaya bulanan kartu ATM, hilang/rusak, cetak ulang PIN dan biaya transaksi di ATM disesuaikan dengan ketentuan di masing–masing bank. Persyaratan lain untuk penggantian kartu ATM yang hilang/rusak, mengikuti ketentuan yang berlaku di masing–masing bank.

  1. Layanan jasa perbankan lainnya dan biayanya mengikuti ketentuan di masing–masing bank.
  2. Hal–hal lain yang tidak diatur dalam fitur standard (mandatory) adalah bersifat optional dan akan disesuaikan dengan ketentuan di masing–masing bank.

Mengenal Rekening Giro

Rekening Giro atau Current Account adalah salah satu produk perbankan berupa simpanan dari nasabah perseorangan maupun badan usaha dalam Rupiah maupun mata uang asing yang penarikannya dapat dilakukan kapan saja selama jam kerja dengan menggunakan warkat Cek dan Bilyet Giro. Semua warga negara Indonesia dan warga negara asing serta Badan usaha dan Institusi lain yang sah menurut hukum yang berlaku dapat membuka rekening Giro.

Dengan menjadi nasabah Giro, Anda memperoleh kemudahan dalam melakukan transaksi keuangan, seperti :

  • Melakukan pembayaran dengan menggunakan Cek (Cheque).

Cek adalah surat berharga atau alat transaksi pembayaran yang diterbitkan oleh bank sebagai pengganti uang tunai. Cek dikeluarkan oleh bank apabila Anda mempunyai rekening Giro.Cek Atas Nama (Order Cheque) adalah Cek yang mencantumkan nama penerima dana dan bank akan melakukan pembayaran kepada nama yang tertera pada Cek tersebut. Pembayaran dilakukan paling cepat sesuai tanggal yang tertera pada Cek tersebut.

Cek Atas Unjuk (Bearer Cheque) Adalah Cek yang tidak mencantumkan nama penerima dana dan bank akan melakukan pembayaran kepada siapa saja yang membawa Cek tersebut. Pembayaran dilakukan paling cepat sesuai tanggal yang tertera pada Cek tersebut.

Cek Silang (Cross Cheque) Adalah Cek Atas Nama dan/atau Cek Atas Unjuk yang diberi tanda garis menyilang pada ujung kiri atas warkat atau dapat juga diberi tanda garis menyilang sepanjang cek dari ujung kiri bawah ke ujung kanan atas. Cek silang tidak dapat diuangkan secara tunai, tetapi hanya dapat dimasukan ke dalam rekening penerima Cek.

  • Melakukan pembayaran dengan menggunakan Bilyet Giro.

Bilyet Giro (BG) merupakan cara pembayaran yang berbeda dengan Cek, dimana penerima dana tidak dapat melakukan pencairan secara tunai, tetapi harus melalui pemindahbukuan ke rekening yang bersangkutan. Bilyet Giro akan berfungsi sama dengan Cek Silang.

Hal-hal yang harus diperhatikan apabila anda membuka rekening Giro?

  1. Kembalikan segera lembar pertama bukti penerimaan Cek/Bilyet Giro, agar rekening Giro Anda dapat diaktifkan oleh bank.
  2. Catat setiap pengeluaran Anda, baik tanggal, nomor, dan jumlah uang di lembar sebelah kiri buku Cek/Bilyet Giro Anda yang akan berguna sebagai alat kontrol, agar pengeluaran dapat disesuaikan dengan dana yang tersedia.
  3. Berhati-hatilah dalam mengeluarkan Cek Atas Unjuk dan jangan sampai hilang, karena setiap Cek yang telah dibubuhi tanda tangan Anda serta materai yang cukup dapat segera dibayarkan oleh bank tanpa melakukan verifikasi kepada pembawa Cek.
  4. Jangan melakukan pembayaran dengan Cek/Bilyet Giro, apabila dana Anda tidak cukup, karena bank akan menolak pembayaran.
  5. Pastikan Anda memiliki dana yang cukup, setiap kali Anda menerbitkan cek/bilyet Giro untuk menghindari dicantumkannya nama Anda dalam Daftar Hitam Nasional yang disebarkan oleh Bank Indonesia ke seluruh perbankan di wilayah Indonesia.
  6. Segera lapor kepada bank Anda, jika Anda kehilangan 1 (satu) lembar cek/bilyet Giro atau buku cek/bilyet, sehingga bank dapat memblokir rekening Anda. Lengkapi laporan Anda dengan surat keterangan kehilangan dari pihak yang berwajib.
  7. Cek/Bilyet Giro anda hanya berlaku 70 hari setelah tanggal penerbitan. Setelah melampaui waktu tersebut, warkat tersebut tidak dapat digunakan (kadaluarsa).
  8. Untuk pembukaan rekening Giro dalam valuta asing sebaiknya Anda berkonsultasi dengan bank Anda.
  9. Apabila rekening Giro Anda ditutup, segera serahkan sisa lembar warkat Cek/Bilyet Giro kepada bank Anda.

Mengenal Tabungan

Tabungan adalah simpanan uang di Bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu. Umumnya bank akan memberikan buku tabungan yang berisi informasi seluruh transaksi yang Anda lakukan dan kartu ATM lengkap dengan nomor pribadi (PIN).

Apa untungnya menabung di bank?

  1. Uang disimpan dengan aman di bank, tidak mudah di curi maupun tercecer.
  2. Tabungan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sesuai dengan ketentuan yang ada.
  3. Bank akan memberikan bunga yang dihitung berdasarkan saldo tabungan.
  4. Terdapat kemudahan layanan perbankan elektronik 24 jam per hari antara lain ATM, SMS Banking, Mobile Banking, Internet Banking, Phone Banking dan Call Center.
  5. Kalau terbiasa menabung, Anda dapat menyisihkan uang dan terhindar dari kebiasaan membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan.

Apa yang harus dipenuhi nasabah?

  1. Melakukan setoran awal untuk pembukaan rekening dalam jumlah minimal yang ditentukan bank.
  2. Melengkapi formulir pembukaan tabungan disertai dengan dokumen yang diperlukan.
  3. Membayar biaya administrasi yang telah ditetapkan oleh bank.

Tips bijak menggunakan tabungan

  1. Pilih bank yang memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan Anda.
  2. Pastikan tabungan Anda memenuhi syarat untuk dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
  3. Baca dan perhatikan ketentuan produk tabungan yang akan Anda pilih.
  4. Simpan uang yang tidak digunakan di tabungan dan lakukan penarikan sesuai dengan keperluan saja.
  5. Jaga saldo tabungan Anda agar bunga yang diperoleh setiap bulannya lebih besar dari biaya administrasi bulanan sehingga tabungan Anda tidak berkurang.
  6. Gunakan layanan transaksi perbankan elektronik agar hemat biaya, energi dan waktu, karena tidak perlu datang ke cabang bank.


Mengetahui Perhitungan Bunga Tabungan

  1. Mengetahui Perhitungan Bunga Tabungan

Ketika membuka rekening tabungan, ada baiknya Anda memahami cara menghitung bunga tabungan, karena metode perhitungan yang berbeda akan menghasilkan jumlah bunga tabungan yang berbeda pula. Dengan mengetahui cara perhitungan bunga tabungan, Anda dapat memperhitungkan berapa saldo minimum tabungan yang harus Anda pelihara agar pokok simpanan tidak terpotong oleh biaya administrasi bank.

Secara umum ada 3 metode perhitungan bunga tabungan yaitu: berdasarkan saldo terendah, saldo rata-rata dan saldo harian. Beberapa bank menerapkan jumlah hari dalam 1 tahun 365 hari, namun ada pula yang menerapkan jumlah hari bunga 360 hari.

Untuk memudahkan Anda memahami perhitungan bunga diatas, mari kita lakukan sebuah ilustrasi rekening tabungan sebagai berikut:

Misalkan Anda membuka tabungan pada tanggal 1 Juni dengan setoran awal Rp 1.000.000,00 kemudian Anda melakukan penyetoran dan penarikan selama bulan Juni sebagai berikut:

Tgl Setor Tarik Saldo
1 1.000.000,00 1.000.000,00
5 5.000.000,00 6.000.000,00
6 500.000,00 5.500.000,00
10 2.500.000,00 8.000.000,00
20 1.000.000,00 7.000.000,00
25 10.000.000,00 17.000.000,00
30 2.000.000,00 15.000.000,00

Bunga yang akan Anda peroleh ditentukan oleh cara perhitungan bunga yang dilakukan bank. Besarnya bunga tabungan berdasarkan tiga metode perhitungan dapat dilihat dibawah ini.

  1. Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Terendah

Pada metode ini, bunga dalam satu bulan dihitung berdasarkan saldo terendah dalam bulan tersebut. Bunga dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Bunga = ST x i x t / 365 ST = saldo terendah, i= suku bunga tabungan pertahun, t = jumlah hari dalam 1 bulan, 365 = jumlah hari dalam 1 tahun. Misalkan suku bunga yang berlaku adalah 5% pa (per annum). Karena saldo terendah dalam bulan Juni adalah Rp.1.000.000,00, maka perhitungan bunga adalah sebagai berikut: Bunga bulan Juni = Rp. 1 juta x 5 % x 30 / 365 = Rp. 4.109,59

  1. Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Rata-rata

Pada metode ini, bunga dalam satu bulan dihitung berdasarkan saldo rata-rata dalam bulan berjalan. Saldo rata-rata dihitung berdasarkan jumlah saldo akhir tabungan setiap hari dalam bulan berjalan, dibagi dengan jumlah hari dalam bulan tersebut. Bunga = SRH x i x t / 365 SRH = Saldo rata-rata harian, i = suku bunga tabungan pertahun, t = jumlah hari dalam bulan berjalan. Misalkan bunga tabungan yang berlaku adalah sebagai berikut:

Saldo dibawah Rp.5 juta, bunga = 3% pa Saldo 5 juta keatas, bunga = 5 % pa Maka SRH tabungan Anda adalah sebagai berikut:

[ (Rp.1 juta x 4 hari) + (Rp.6 juta x 1 hari) + (Rp.5,5 juta x 4 hari ) + (Rp.8 juta x 10hari) + (Rp.7 juta x 5 hari) + (Rp.17 juta x 5 hari) + (Rp.15 juta x 1 hari) ] / 30 = Rp.8.233.333,00
Karena SRH Anda diatas Rp.5 juta, maka Anda berhak atas suku bunga 5%, sehingga bunga yang akan Anda terima adalah sebagai berikut:
Bunga Juni = Rp.8.233.333,00 x 5% x 30 / 365 = Rp. 33.835,62

  1. Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Harian

Pada metode ini bunga dihitung dari saldo harian. Bunga tabungan dalam bulan berjalan dihitung dengan menjumlahkan hasil perhitungan bunga setiap harinya. Misalkan bunga tabungan yang berlaku adalah sebagai berikut :

Saldo dibawah Rp.5 juta, bunga = 3% pa Saldo Rp.5 juta ke atas, bunga = 5% pa Cara perhitungan bunga:

Tgl 1 : Rp.1 Juta x 3 % x 1 / 365 = 82,19

Tgl 2 : Rp.1 Juta x 3 % x 1 / 365 = 82,19

Tgl 3 : Rp.1 Juta x 3 % x 1 / 365 = 82,19

Tgl 4 : Rp.1 Juta x 3 % x 1 / 365 = 82,19

Tgl 5 : Rp.6 juta x 5 % x 1 / 365 = 821,92

dan seterusnya Berdasarkan cara perhitungan diatas, bunga tabungan Anda selama bulan Juni adalah Rp.33.616,44

  1. Hal-hal yang perlu diperhatikan
    • Sebelum Anda menabung, tanyakan metode perhitungan bunga yang diberlakukan oleh bank tersebut.
    • Suku bunga tabungan dapat berubah sewaktu-waktu, karena itu suku bunga ini disebut suku bunga mengambang atau floating rate.
    • Beberapa bank menetapkan suku bunga tabungan tetap untuk jangka waktu tertentu (fixed rate).

Structured Product

Structured Product adalah bentuk produk keuangan non konvensional yang merupakan penggabungan anatra dua atau lebih instrumen keuangan, berupa instrumen keuangan non-derivatif dan derivatif.

Potensi imbal hasil atau keuntungan yang dapat diperoleh dari Structured Product akan dikaitkan dengan satu atau lebih variabel dasar yang ditetapkan seperti suku bunga, nilai tukar, komoditas, ekuitas, dan/atau indeks. Namun demikian, kinerja yang dijanjikan dari Structured Product tidak selalu berbanding lurus terhadap kinerja variabel dasarnya dan performa atau kinerja masa lalu dari variabel dasar bukan merupakan indikasi atas potensi keuntungan atau kerugian dari suatu Structured Product.

Structured Product ditujukan untuk calon Pembeli yang memiliki pengetahuan memadai tentang kondisi pasar keuangan, derivatif, dan memiliki toleransi risiko (risk apetite) yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan calon Pembeli produk konvensional seperti tabungan, deposito dan giro.

Transaksi Structured Product didasarkan pada perjanjian antara Pembeli dan Penerbit Structured Product. Hal-hal yang diperjanjikan antara Pembeli dan Penerbit antara lain mencantumkan:

  1. Instrumen derivatif adalah instrumen keuangan yang nilainya ditentukan dari nilai produk yang mendasarinya (underlying)
  2. Nama Produk dan Penerbit produk;
  3. Nama Pembeli;
  4. Karakteristik dan fitur;
  5. Nilai transaksi;
  6. Tanggal Transaksi;
  7. Tanggal Settlement;
  8. Biaya-biaya yang melekat;
  9. Mata uang yang ditransaksikan;
  10. Acuan instrumen keuangan yang ditransaksikan;
  11. Advis dan konfirmasi transaksi derivatif;
  12. Domisili dan hukum yang berlaku dalam hal terjadi sengketa

 

Bentuk Structured Product

Pada umumnya Structured Product dapat dibagi ke dalam 4 kategori sebagai berikut:

  1. Principal Protected.

Ditujukan untuk Nasabah yang memiliki toleransi risiko (risk apetite) yang relatif konservatif, tidak memerlukan likuiditas dalam jangka pendek, ingin memiliki eksposur terhadap pasar namun secara bersamaan tetap berkeinginan untuk menjaga keutuhan pokok investasi yang ditanamkan.

  1. Non Principle Protected.

Non Principle Protected Structured Product ditujukan untuk Nasabah yang mempunyai toleransi risiko yang lebih tinggi dibanding dengan Nasabah konservatif. Structured Product seperti ini memberikan potensi keuntungan atau imbal hasil yang relatif lebih tinggi apabila dibandingkan dengan Principle Protected Structured Product.

  1. Leverage
    Ditujukan untuk Nasabah yang canggih (sophisticated), memiliki strategi investasi yang agresif dan merupakan risk taker. Fitur dari Leveraged Structured Product pun pada umumnya tidak bersifat generik, distruktur untuk kebutuhan tertentu, dan sangat kompleks. Produk seperti ini dapat memberikan potensi keuntungan atau imbal hasil yang berlipat (leveraged returns). Leveraged Structured Product tidak akan memberikan proteksi terhadap nilai pokok awal investasi Nasabah maupun potensi keuntungan atau imbal hasil. Dari sisi risiko, terdapat pula kemungkinan bahwa potensi kerugian yang akan dialami Nasabah dapat melebihi nilai pokok investasi Nasabah sehingga dapat menimbulkan kewajiban Nasabah kepada penerbit Structured Product.
  2. Callable Structures.

Callable Structures adalah fitur Structured Product yang memberikan opsi kepada penerbit Structured Product untuk menghentikan dan menyelesaikan transaksi sebelum jatuh tempo. Dalam pemberian opsi tersebut, Nasabah seolah-olah menerbitkan dan menjual opsi kepada Penerbit produk. “Premi” yang diterima Nasabah dari Penerbit atas penjualan opsi tersebut itulah yang akan dijadikan sebagai bagian dari potensi keuntungan atau imbal hasil yang dapat diperoleh Nasabah. Hal ini mengakibatkan potensi keuntungan atau imbal hasil yang mungkin diperoleh relatif lebih tinggi. Namun demikian, apabila opsi tersebut digunakan oleh Penerbit, maka potensi keuntungan Nasabah dari transaksi yang tersisa akan hilang

 

Risiko Structured Product

Perlu dipahami bahwa Structured Product sangat mengandung risiko. Risiko utama yang terdapat pada Structured Product antara lain :

Risiko Kredit

Structured Product merupakan bentuk kewajiban “unsecured” dari Penerbit. Hal ini berarti bahwa pengembalian pokok maupun pembayaran atas potensi keuntungan atau imbal hasil yang diperoleh akan sangat bergantung kepada kemampuan Penerbit Structured Product tersebut untuk memenuhi kewajibannya. Oleh karena itu, kelayakan dan kemampuan Penerbit, terutama dari sisi keuangan merupakan hal utama yang wajib dipertimbangkan dalam menilai kualitas dari Structured Product yang ditawarkan, walaupun jenis produk yang ditawarkan memiliki fitur perlindungan terhadap pokok yang diinvestasikan.

Risiko Likuiditas

Structured Product pada umumnya tidak diperdagangkan di bursa namun apabila diperdagangkan, volume perdagangan produk tersebut relatif tidak signifikan. Konsekuensi dari hal tersebut adalah tidak adanya pasar sekunder (secondary market) untuk Structured Product. Hal ini mengakibatkan Structured Product pada umumnya bersifat tidak likuid sehingga akan menyulitkan Nasabah apabila Nasabah ingin menjual produk tersebut sebelum jatuh tempo. Dalam hal Nasabah dapat me-redeem produk tersebut kepada Penerbit, maka Nasabah akan dihadapkan pada kondisi dimana pengembalian yang diberikan (apabila ada) akan lebih kecil dari nilai investasi awal disamping akan dikenakan biaya yang terkait dengan penghentian transaksi. Oleh karena itu, Nasabah yang ingin melakukan investasi Structured Product harus memiliki kemampuan untuk dapat memegangnya sampai dengan jatuh tempo.

 

 

Risiko Pasar

Sebagaimana diketahui, nilai atau arus kas Structured Product akan dikaitkan dengan satu atau lebih variabel dasar seperti nilai tukar, suku bunga, dan ekuitas. Oleh karena itu, kinerja dari variabel dasar tersebut, baik dari sisi arah pergerakan maupun volatilitasnya, akan mempengaruhi nilai (baik pokok maupun potensi keuntungan atau imbal hasil) dari Structured Product. Berdasarkan hal tersebut, terdapat probabilitas bahwa Structured Product tidak akan memberikan pendapatan bunga atau imbal hasil (atau dalam hal memberi pendapatan bunga atau imbal hasil, arus kas dari pendapatan atau imbal hasil tersebut dapat bersifat tidak reguler) apabila variabel dasar yang dikaitkan terhadap produk mengalami kinerja yang negatif. Oleh karena itu, Structured Product pada umumnya tidak akan sesuai bagi Nasabah yang mencari pendapatan bunga atau imbal hasil yang stabil.

Risiko Hukum. 

Structured Product bukanlah produk keuangan yang bersifat konvensional dan sederhana. Oleh karena itu, dari aspek hukum terutama yang terkait persyaratan dan informasi yang terkandung dalam dokumen/kontrak yang dijadikan basis transaksi Structured Product merupakan hal yang wajib diperhatikan. Kompleksitas dari Structured Product juga akan membawa konsekuensi semakin kompleksnya faktor-faktor yang harus diperhatikan Nasabah dalam hal terjadi perselisihan atau sengketa yang terkait dengan transaksi yang dilakukan. Sebagai contoh, tidak semua Structured Product menggunakan domisili hukum domestik sebagai tempat penyelesaian perselisihan atau sengketa yang terjadi terkait dengan transaksi yang dilakukan.

Disamping ke 4 risiko utama tersebut, terdapat pula jenis risiko lain yang harus diperhatikan Nasabah yang terkait dengan Structured Product seperti:

Risiko operasional; risiko yang terkait dengan operasionalisasi transaksi.

Risiko prepayment; risiko dieksekusinya opsi atas produk yang mengakibatkan penghentian produk sebelum jatuh tempo. Hal ini mengakibatkan berkurangnya potensi keuntungan atau imbal hasil yang dapat diterima.

 

BIAYA YANG MELEKAT

Dalam transaksi Structured Product dapat timbul biaya-biaya, diantaranya:

  1. Biaya Premi : biaya yang harus dibayar pembeli untuk mendapatkan manfaat dari kontrak
  2. Biaya Pembelian : biaya yang dikeluarkan pada saat pembelian Structured Product
  3. Pre termination fee. / Early termination fee/Unwinding cost/Redemption fee: biaya yang dikenakan apabila Pembeli menghentikan kontrak sebelum jatuh tempo
  4. Biaya Kustodi : biaya penitipan surat berharga.
  5. Biaya Meterai.

 

ASPEK HUKUM

Terkait dengan aspek hukum, calon pembeli Structured Product wajib mengetahui:

  1. Produk yang ditawarkan telah mendapat ijin dari instansi yang berwenang.
  2. Domisili dan hukum yang berlaku atas produk yang ditawarkan.
  3. Isi dari semua dokumen yang akan ditandatangani.

Hal Hal Yang Perlu Diyakini Oleh Calon Pembeli Sebelum Membeli Structured Product

No. Pertanyaan Tujuan Pertanyaan
1. Apa jenis produk yang ditawarkan dan siapa penerbit serta penjual produknya? Lebih memahami karakteristik dan fitur dari produk serta dapat menilai kredibilitas Penerbit/Penjual Structured Product dimaksud.
2. Apa risiko utama yang timbul dari produk yang ditawarkan? Lebih memahami risiko utama yang dapat berpengaruh terhadap performa dari Structured Product.
3. Apa keuntungan terbesar yang diperoleh dan kerugian terburuk yang dihadapi? Mengetahui potensi keuntungan yang akan diperoleh dan kerugian yang akan dihadapi sesuai toleransi risiko dari calon Pembeli.
4. Biaya apa saja dan berapa besar yang melekat pada produk tersebut? Mengetahui berapa besar biaya yang harus dikeluarkan oleh calon Pembeli dibandingkan dengan keuntungan yang akan diperoleh.
5. Apakah ada laporan berkala yang disampaikan kepada Pembeli mencakup kinerja produk dan informasi material lainnya? Apakah ada sumber lain yang dapat digunakan oleh Pembeli untuk memperoleh informasi terkini? Mengetahui penilaian reguler terhadap performa produk dan bagaimana cara memperolehnya sehingga Pembeli dapat menentukan langkah untuk meningkatkan keuntungan atau mengurangi risiko.
6. Apakah dimungkinkan Pembeli memutus perjanjian pembelian Structured Product sebelum jatuh tempo? Apa konsekuensi bagi Pembeli? Mengetahui mekanisme pemutusan perjanjian, risiko dan biaya sebagai dampak dari keputusan yang diambil oleh Pembeli.
7. Apakah Penerbit produk berbadan hukum Indonesia dan tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia? Mengetahui pihak-pihak yang terkait dengan penerbitan produk, apakah merupakan badan hukum dan dapat dikenakan hukum Indonesia. Jika pihak-pihak yang terkait bukan berbadan hukum Indonesia, maka pembeli perlu menanyakan lebih lanjut mengenai hukum yang berlaku serta risiko-risiko yang akan dihadapi apabila terjadi permasalahan di kemudian hari.
8. Apakah terdapat mekanisme pengaduan/komplain atau penyelesaian sengketa yang mungkin timbul dari pembelian produk tersebut? Mengetahui mekanisme pengaduan/komplain jika terdapat perselisihan/sengketa.

Apabila jawaban dari pertanyaan tersebut tidak sesuai dengan toleransi risiko calon Pembeli, kemungkinan besar Structured Product bukanlah pilihan investasi yang tepat bagi calon Pembeli.

KREDIT DAN PEMBIAYAAN

 

Kredit Kepemilikan Kendaraan

Kredit Kepemilikan Kendaraan (K3) adalah fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank untuk pembelian kendaraan baru atau bekas. Khusus untuk Kendaraan bekas, bank biasanya menetapkan batasan usia kendaraan yang dapat dibiayai sesuai ketentuan bank.

 

Kredit Tanpa Jaminan

Kredit Tanpa Jaminan adalah kredit yang diberikan bank dalam bentuk uang tunai, yang dapat diperoleh tanpa memberikan agunan. KTJ umumnya disediakan bank untuk berbagai keperluan, diantaranya biaya pendidikan, renovasi rumah, modal kerja, dan untuk kebutuhan lainnya.

 

Kredit Usaha Bank Umum

Kredit Usaha adalah penyediaan dana dalam jumlah tertentu dari bank untik mendukung tujuan usaha, dengan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam yang mewajibkan peminjam untuk melunasi pinjaman dalam waktu tertentu beserta pembayaran bunga dan biaya lainnya.

 

Agunan Kredit

Pada prinsipnya agunan kredit adalah kelayakan usaha berupa arus uang usaha Anda, namun ada kalanya bank membutuhkan agunan tambahan berupa aset untuk lebih meningkatkan keyakinan bank.

Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam berhubungan dengan bank adalah sebagai berikut :

  • Tanyakan kepada petugas bank mengenai kewajiban pokok, bunga, biaya-biaya yang dikenakan sebelum mengajukan permohonan kredit. Perhitungkan kemampuan usaha Anda dalam membayar cicilan pokok / bunga kredit yang wajib dibayar setiap bulannya.
  • Gunakan fasilitas kredit yang diterima sesuai dengan tujuan, yakni membiayai usaha Anda.
  • Penyalahgunaan dana kredit dapat membahayakan kelangsungan usaha Anda.
  • Sikap terbuka terhadap bank dengan memberi informasi yang jelas mengenai suaha Anda akan sangat membantu bank untuk penilaian kelayakan pemberian kredit.
  • Pastikan Anda memahami perjanjian kredit yang akan ditandatangani.
  • Pemberian kredit dari bank merupakan ukuran kepercayaan. Jagalah reputasi Anda dengan memenuhi kewajiban pembayaran secara tepat waktu dan jumlah sesuai dengan perjanjian kredit, untuk menghindari nama Anda tercantum dalam Daftar Kredit Macet.

 

Memiliki Rumah Sendiri dengan KPR

Kredit Pemilikan Rumah adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau memperbaiki rumah.

Di Indonesia, saat ini dikenal ada 2 jenis KPR:

  1. KPR Subsidi, yaitu suatu kredit yang diperuntukan kepada masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki. Bentuk subsidi yang diberikan berupa : Subsidi meringankan kredit dan subsidi menambah dana pembangunan atau perbaikan rumah. Kredit subsidi ini diatur tersendiri oleh Pemerintah, sehingga tidak setiap masyarakat yang mengajukan kredit dapat diberikan fasilitas ini. Secara umum batasan yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam memberikan subsidi adalah penghasilan pemohon dan maksimum kredit yang diberikan.
  2. KPR Non Subsidi, yaitu suatu KPR yang diperuntukan bagi seluruh masyarakat. Ketentuan KPR ditetapkan oleh bank, sehingga penentuan besarnya kredit maupun suku bunga dilakukan sesuai kebijakan bank yang bersangkutan.

 

 

 

 

JASA BANK

Mengenal Bank Garansi

Dalam mengimplementasikan rencana bisnis, Anda mungkin memiliki banyak proyek yang pelaksanaannya akan diserahkan kepada pihak lain. Anda memerlukan keyakinan bahwa pihak lain tersebut akan memenuhi komitmennya sesuai dengan kontrak. Namun tetap ada kemungkinan bahwa proyek tidak dilaksanakan sesuai dengan rencana sehingga Anda mengalami kerugian. Dalam hal ini bank dapat memberikan jasa Bank Garansi untuk meningkatkan keyakinan Anda dan sekaligus meminimalkan risiko kerugian.

Bank Garansi adalah agunan pembayaran yang diberikan kepada pihak penerima agunan, apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajibannya. Misalkan Anda merencanakan untuk membangun sebuah hotel sehingga Anda mengundang beberapa kontraktor atau supplier untuk ikut berpartisipasi. Untuk itu, Anda mengadakan tender sebagai cara memilih calon kontraktor atau supplier yang memenuhi syarat.Dalam proses tender, Anda meminta kepada peserta untuk menyerahkan Bid Bond supaya mereka tidak membatalkan diri secara tiba-tiba setelah ditunjuk sebagai pemenang tender.

Biasanya sebagai pemilik proyek (bouwheer), Anda memberikan uang muka kepada pemenang tender untuk mulai melaksanakan proyek tersebut. Untuk mencegah hilangnya uang muka karena pemenang proyek cidera janji, Anda membutuhkan Advance Payment Bond. Setelah itu, Anda membutuhkan Performance Bond supaya Anda yakin bahwa proyek dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan baik dalam hal kualitas, waktu dan spesifikasinya. Setelah proyek selesai, Anda memerlukan Retention/Maintenance Bond sebelum serah terima dilakukan supaya Anda yakin bahwa pelaksana proyek akan melakukan kewajiban layanan purna jual berupa perbaikan-perbaikan dan pemeliharaan dalam jangka waktu tertentu.

 

Jenis Bank Garansi Lainnya

Dalam praktek, mungkin Anda menemukan bank garansi khusus seperti garansi kepada maskapai pelayaran, agunan warranty, customs bond dan lain lain. Pada dasarnya Bank Garansi tersebut digunakan untuk menjamin supaya tidak terjadi cidera janji oleh pihak yang berkewajiban.

 

Mengenal Electronic Banking

Bank menyediakan layanan Electronic Banking atau E-Banking untuk memenuhi kebutuhan Anda akan alternative media untuk melakukan transaksi perbankan, selain yang tersedia di kantor cabang dan ATM.

Dengan Electronic Banking, Anda tidak perlu lagi membuang waktu untuk antri di kantor-kantor bank atau ATM, karena saat ini banyak transaksi pebankan dapat dilakukan dimanapun, dan kapanpun dengan midah dan praktis melalui jaringan elektronik, seperti internet, handphone, dan telepon. Contohnya adalah transfer dana antar rekening maupun antar bank, pembayaran tagigan, pembelian pulsa isi ulang, ataupun pengecekan mutasi dan saldo rekening.

 

Cara Mendapatkan E-Banking

Anda yang telah memiliki rekening Tabungan atau Giro dapat mengajukan layanan E-Banking, yang meliputi internet banking, mobile banking, phone banking dan sms banking.

 

INTERNET BANKING

Anda dapat melakukan transaksi perbankan (finansial dan non-finansial) melalui komputer yang terhubung dengan jaringan internet bank.

Jenis Transaksi : 

Transfer dana Informasi saldo, mutasi rekening, informasi nilai tukar Pembayaran tagihan (misal: kartu kredit, telepon, handphone, listrik) Pembelian (misal: pulsa isi ulang, tiket pesawat, saham)

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk keamanan transaksi Internet Banking: 

  • Jangan pernah memberitahukan User ID dan PIN (Personal Identification Number) Anda kepada orang lain, termasuk kepada petugas dan karyawan Bank.
  • Jangan meminjamkan KeyToken pengaman transaksi Anda kepada orang lain.
  • Jangan mencatat User ID Anda di tempat yang mudah diketahui orang lain.
  • Gunakan User ID dan PIN Anda secara hatihati agar tidak terlihat dan diketahui oleh orang lain .
  • Pastikan Anda mengakses alamat situs bank dengan benar. Pahami dengan baik situs bank Anda.

 

MOBILE BANKING

Adalah layanan perbankan yang dapat diakses langsung melalui telepon selular/handphone GSM (Global for Mobile Communication) dengan menggunakan SMS (Short Message Service).

 

PHONE BANKING

Jenis Transaksi Transfer dana Informasi saldo, mutasi rekening Pembayaran (kartu kredit, PLN, telepon, handphone, listrik, asuransi) Pembelian (pulsa isi ulang)

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk keamanan transaksi Phone Banking Anda wajib mengamankan PIN Phone Banking] Anda bebas untuk membuat PIN sendiri. Jika merasa diketahui oleh orang lain, segera lakukan penggantian PIN.

SMS BANKING

Adalah layanan informasi perbankan yang dapat diakses langsung melalui telepon selular/handphone dengan menggunakan media SMS (short message service)

Keuntungan Electronic Banking

Mudah

  1. dapat digunakan kapan saja dan di mana saja.
  2. hanya dengan menggunakan perintah melalui komputer dan/atau alat komunikasi yang Anda gunakan, dapat langsung melakukan transaksi perbankan tanpa harus datang ke kantor bank atau ke ATM (kecuali untuk ambil uang tunai).

Aman

  1. Electronic Baning dilengkapi dengan security user ID dan PIN untuk menjamin keamanan atas transaksi yang Anda lakukan
  2. Beberapa bank juga menggunakan KeyToken alat tambahan untuk mengamankan transaksi finansial, seperti Internet Banking. Dengan demikian, transaksi Anda semakin aman.
  3. SMS Banking dilengkapi dengan sistem proteksi dengan menggunakan kode akses/nomor pribadi yang Anda pilih sendiri dan nomor ponsel yang Anda daftarkan.

 

SAFE DEPOSIT BOX

Apakah barang berharga Anda aman? Apakah Anda tahu dimana menyimpan semua dokumen penting? Apakah tempat itu benar-benar aman terhadap kebakaran, banjir serta bencana lainnya?

Layanan Safe Deposit Box (SDB)

Layanan Safe Deposit Box (SDB) adalah jasa penyewaan kotak penyimpanan harta atau suratsurat berharga yang dirancang secara khusus dari bahan baja dan ditempatkan dalam ruang khasanah yang kokoh dan tahan api untuk menjaga keamanan barang yang disimpan dan memberikan rasa aman bagi penggunanya.Biasanya barang yang disimpan di dalam SDB adalah barang yang bernilai tinggi dimana pemiliknya merasa tidak aman untuk menyimpannya di rumah. Pada umumnya biaya asuransi barang yang disimpan di SDB bank relatif lebih murah.

Keuntungan

  1. Ruang penyimpanan yang kokohdilengkapi dengan sistem keamanan terus menerus selama 24 jam. Untuk membukanya diperlukan kunci dari penyewa dan kunci dari bank.
  2. Tersedia dalam berbagai ukuran sesuai dengan kebutuhan penyewa baik bagi penyewa perorangan maupun badan.
  3. Persyaratan sewa cukup dengan membuka tabungan atau giro (ada bank yang tidak mensyaratkan hal tersebut, namun mengenakan tarif yang berbeda).

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

  1. Adanya biaya yang dibebankan kepada penyewa, antara lain uang sewa, uang agunan kunci dan denda keterlambatan pembayaran sewa.
  2. Tidak menyimpan barang barang yang dilarang dalam SDB.
  3. Menjaga agar kunci yang disimpan nasabah tidak hilang atau disalahgunakan pihak lain.
  4. Memperlihatkan barang yang disimpan bila sewaktu-waktu diperlukan oleh bank.
  5. Jika kunci yang dipegang penyewa hilang, maka uang agunan kunci akan digunakan sebagai biaya penggantian kunci dan pembongkaran SDB yang wajib disaksikan sendiri oleh penyewa.
  6. Memiliki daftar isi dari SDB dan menyimpan foto copy (salinan) dokumen tersebut di rumah untuk referensi.
  7. Penyewa bertanggung jawab apabila barang yang disimpan menyebabkan kerugian secara langsung maupun tidak terhadap bank dan penyewa lainnya.

Bank tidak Bertanggungjawab Atas :

  1. Perubahan kuantitas dan kualitas, hilang, atau rusaknya barang yang bukan merupakan kesalahan bank.
  2. Kerusakan barang akibat force majeur seperti gempa bumi, banjir, perang, huru hara, dan sebagainya.

Barang yang Tidak Boleh Disimpan dalam SDB :

  1. Senjata api / bahan peledak.
  2. Segala macam barang yang diduga dapat membahayakan atau merusak SDB yang bersangkutan dan tempat sekitarnya.
  3. Barang-barang yang sangat diperlukan saat keadaan darurat seperti surat kuasa, catatan kesehatan dan petunjuk bila penyewa sakit, petunjuk bila penyewa meninggal dunia (wasiat).
  4. Barang lainnya yang dilarang oleh bank atau ketentuan yang berlaku.
  • Perhitungan Bunga Kredit

Perhitungan bunga kredit yang digunakan bank akan menentukan besar kecilnya angsuran pokok dan bunga yang harus dibayar Debitur atas kredit yang diterima dari bank.   Pemahaman mengenai berbagai perhitungan bunga akan membantu Debitur  dalam  membuat  keputusan untuk mengambil  kredit  yang  paling menguntungkan sesuai dengan kemampuan keuangannya.

Beberapa cara yang digunakan oleh bank dalam menghitung bunga antara lain:

Flat Rate

Perhitungan bunga didasarkan pada plafond kredit dan besarnya bunga yangdibebankan dialokasikan secara proporsional sesuai dengan jangka waktu kredit. Dengan cara ini, jumlah pembayaran pokok dan bunga kredit setiap bulan sama besarnya.

Contoh:

Bank A  memberikan kredit  sebesar  Rp6.000.000,-  selama 6 bulan kepada debitur C dengan tingkat bunga 12% per tahun flat rate.

 

 

Tabel Angsuran Debitur C – Flat Rate

Bulan Saldo Angsuran Pokok Angsuran Bunga Jumlah Angsuran
1 6.000.000 1.000.000 60.000 1.060.000
2 5.000.000 1.000.000 60.000 1.060.000
3 4.000.000 1.000.000 60.000 1.060.000
4 3.000.000 1.000.000 60.000 1.060.000
5 2.000.000 1.000.000 60.000 1.060.000
6 1.000.000 1.000.000 60.000 1.060.000
  Jumlah 6.000.000 360.000 6.360.000

 

Efektif (Sliding Rate)

Perhitungan bunga dilakukan setiap akhir periode pembayaran angsuran. Padaperhitungan ini, bunga kredit dihitung dari saldo akhir setiap bulannya (baki debet) sehingga bunga yang dibayar debitur setiap bulannya semakin menurun. Dengan demikian, jumlah angsuran yang dibayar debitur setiap bulannya akan semakin mengecil.

Contoh:

Bank A memberikan kredit  sebesar  Rp6.000.000,-  selama 6  bulan  kepada debitur C dengan tingkat bunga 12% per tahun sliding rate.

 

 

 

 

Tabel Angsuran Debitur C – Sliding Rate

 

Bulan Saldo Angsuran Pokok Angsuran Bunga Jumlah Angsuran
1 6.000.000 1.000.000 60.000 1.060.000
2 5.000.000 1.000.000 50.000 1.050.000
3 4.000.000 1.000.000 40.000 1.040.000
4 3.000.000 1.000.000 30.000 1.030.000
5 2.000.000 1.000.000 20.000 1.020.000
6 1.000.000 1.000.000 10.000 1.010.000
  Jumlah 6.000.000 210.000 6.210.000

 

Anuitas

Jumlah angsuran bulanan yang dibayar debitur tidak berubah selama jangka waktu kredit.Namun demikian komposisi besarnya angsuran pokok maupun angsuran bunga setiap bulannya akan berubah dimana angsuran bunga akan semakin mengecil sedangkan angsuran pokok akan semakin membesar.

Contoh:

Bank A memberikan kredit  sebesar  Rp6.000.000,-  selama 6 bulan  kepada debitur C dengan tingkat bunga 12% per tahun anuitas.

Jumlah angsuran yang harus dibayar debitur C setiap bulannya adalah:

 

 

Tabel Angsuran Debitur C – Anuitas

Bulan Saldo Angsuran Pokok Angsuran Bunga Jumlah Angsuran
1 6.000.000 975.290 60.000 1.035.290
2 5.024.710 985.843 50.247 1.035.290
3 4.039.667 994.893 40.397 1.035.290
4 3.044.774 1.004.842 30.448 1.035.290
5 2.039.932 1.014.891 20.399 1.035.290
6 1.025.041 1.025.041 10.250 1.035.290
  Jumlah 6.000.000 211.740 6.211.740

Dari ketiga contoh perhitungan bunga diatas, terlihat bahwa besarnya bunga kredit  yang  harus  dibayar  debitur  akan  berbeda-beda walaupun  suku  bunga yang  digunakan  sama (12%).  Dengan  demikian,  penggunaan   perhitungan bunga akan mempengaruhi besar kecilnya angsuran bunga yang harus dibayar debitur atas kredit yang diberikan bank.

 

Apakah Suku Bunga Kredit dapat berubah?

Suku bunga kredit dapat berubah setiap saat selama jangka waktu kredit apabila bank menetapkan  suku bunga mengambang (floating). Namun demikian bank dapat menetapkan suku bunga yang bersifat tetap (fixed) selama jangka waktu kredit atau pada jangka waktu tertentu (jangka waktu yang diperjanjikan).

 

Suku Bunga Tetap (Fixed)

Pada  suku  bunga  yang  bersifat  tetap,  besarnya  bunga  yang  harus  dibayar Debitur selama jangka waktu yang diperjanjikan tidak akan berubah. Dengan demikian  apabila  pada  saat  perjanjian  kredit  telah  ditetapkan  suku  bunga sebesar 12%, maka selama jangka waktu yang diperjanjikan suku bunga yang berlaku tetap 12%.

Suku Bunga Mengambang (Floating Rate)

Pada  suku  bunga  yang  bersifat  mengambang,  besarnya  bunga  yang  harus dibayar  Debitur  dapat  berubah  sesuai  dengan  tingkat  suku  bunga  yang ditetapkan oleh bank. Dengan demikian  apabila suku bunga yang  disepakati pada awal perjanjian adalah sebesar 12%, maka selama jangka waktu kredit suku bunga dapat turun menjadi 10% atau bahkan naik menjadi 15%.

 

Keuntungan dan Kerugian

Baik penetapan suku bunga secara tetap maupun secara mengambang dapat membawa keuntungan maupun kerugian bagi Debitur.

Keuntungan :

  • Suku bunga tetap:
  • Kepastian besarnya bunga yang dibayar
  • Tidak ada  perubahan  suku  bunga  walaupun  suku  bunga  pasar mengalami kenaikan
  • Suku bunga mengambang:
  • Pada saat terjadi penurunan suku bunga pasar maka tingkat suku bunga kredit ikut turun

Kerugian

  • Suku bunga tetap: Apabila suku bunga pasar berada dibawah suku bunga tetap maka suku bunga kredit menjadi lebih mahal.
  • Suku bunga mengambang: Apabila suku bunga pasar mengalami kenaikan maka suku bunga kredit akan ikut naik.

Apa yang harus Diperhatikan Debitur?

Untuk menghindari kesalahpahaman dikemudian hari dalam pemenuhan kewajiban pembayaran pokok dan bunga kredit dari bank, sebaiknya Debitur

  1. Mencari informasi dan meminta penjelasan terlebih dahulu mengenai hal-hal berikut dari bank sebelum menandatangani perjanjian kredit:
  • Cara perhitungan bunga (Flat, sliding, atau anuitas) Penetapan bunga (Fixed atau floating)
  • Tabel angsuran yang harus dipenuhi Debitur
  • Biaya-biaya yang timbul (provisi, komisi, notaris, penalti, asuransi, dsb)
  1. Membaca dan memahami isi Perjanjian Kredit.
  • Perhitungan Bunga Tabungan

Ketika membuka rekening tabungan, ada baiknya Anda memahami cara menghitung bunga tabungan, karena metode perhitungan yang berbeda akan menghasilkan jumlah bunga tabungan yang berbeda pula. Dengan mengetahui cara perhitungan bunga tabungan, Anda dapat memperhitungkan berapa saldo minimum tabungan yang harus Anda pelihara agar pokok simpanan tidak terpotong oleh biaya administrasi bank.

Secara umum ada 3 metode perhitungan bunga tabungan yaitu: berdasarkan saldo terendah, saldo rata-rata dan saldo harian. Beberapa bank menerapkan jumlah hari dalam 1 tahun 365 hari, namun ada pula yang menerapkan jumlah hari bunga 360 hari.

Untuk memudahkan Anda memahami perhitungan bunga diatas, mari kita lakukan sebuah ilustrasi rekening tabungan sebagai berikut:

Misalkan Anda membuka tabungan pada tanggal 1 Juni dengan setoran awal Rp 1.000.000,00 kemudian Anda melakukan penyetoran dan penarikan selama bulan Juni sebagai berikut:

Tgl Setor Tarik Saldo
1 1.000.000,00 1.000.000,00
5 5.000.000,00 6.000.000,00
6 500.000,00 5.500.000,00
10 2.500.000,00 8.000.000,00
20 1.000.000,00 7.000.000,00
25 10.000.000,00 17.000.000,00
30 2.000.000,00 15.000.000,00

Bunga yang akan Anda peroleh ditentukan oleh cara perhitungan bunga yang dilakukan bank. Besarnya bunga tabungan berdasarkan tiga metode perhitungan dapat dilihat dibawah ini.

  1. Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Terendah

Pada metode ini, bunga dalam satu bulan dihitung berdasarkan saldo terendah dalam bulan tersebut. Bunga dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Bunga = ST x i x t / 365
ST = saldo terendah, i= suku bunga tabungan pertahun, t = jumlah hari dalam 1 bulan, 365 = jumlah hari dalam 1 tahun.
Misalkan suku bunga yang berlaku adalah 5% pa (per annum). Karena saldo terendah dalam bulan Juni adalah Rp.1.000.000,00, maka perhitungan bunga adalah sebagai berikut:
Bunga bulan Juni
= Rp. 1 juta x 5 % x 30 / 365
= Rp. 4.109,59

  1. Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Rata-rata

Pada metode ini, bunga dalam satu bulan dihitung berdasarkan saldo rata-rata dalam bulan berjalan. Saldo rata-rata dihitung berdasarkan jumlah saldo akhir tabungan setiap hari dalam bulan berjalan, dibagi dengan jumlah hari dalam bulan tersebut.

Bunga = SRH x i x t / 365

Dimana:
SRH = Saldo rata-rata harian,

i = suku bunga tabungan pertahun,

t = jumlah hari dalam bulan berjalan.

Misalkan bunga tabungan yang berlaku adalah sebagai berikut: saldo dibawah Rp.5 juta, bunga = 3% pa Saldo 5 juta keatas, bunga = 5 % pa Maka SRH tabungan Anda adalah sebagai berikut:

[ (Rp.1 juta x 4 hari) + (Rp.6 juta x 1 hari) + (Rp.5,5 juta x 4 hari ) + (Rp.8 juta x 10 hari) + (Rp.7 juta x 5 hari) + (Rp.17 juta x 5 hari) + (Rp.15 juta x 1 hari) ] / 30 = Rp.8.233.333,00 
Karena SRH Anda diatas Rp.5 juta, maka Anda berhak atas suku bunga 5%, sehingga bunga yang akan Anda terima adalah sebagai berikut:

Bunga Juni
= Rp.8.233.333,00 x 5% x 30 / 365
= Rp. 33.835,62

  1. Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Harian

Pada metode ini bunga dihitung dari saldo harian. Bunga tabungan dalam bulan berjalan dihitung dengan menjumlahkan hasil perhitungan bunga setiap harinya. Misalkan bunga tabungan yang berlaku adalah sebagai berikut :

Saldo dibawah Rp.5 juta, bunga = 3% pa
Saldo Rp.5 juta ke atas, bunga = 5% pa
Cara perhitungan bunga:
Tgl 1 : Rp.1 Juta x 3 % x 1 / 365 = 82,19
Tgl 2 : Rp.1 Juta x 3 % x 1 / 365 = 82,19
Tgl 3 : Rp.1 Juta x 3 % x 1 / 365 = 82,19
Tgl 4 : Rp.1 Juta x 3 % x 1 / 365 = 82,19
Tgl 5 : Rp.6 juta x 5 % x 1 / 365 = 821,92
dan seterusnya
Berdasarkan cara perhitungan diatas, bunga tabungan Anda selama bulan Juni adalah Rp.33.616,44

  1. Hal-hal yang perlu diperhatikan
  • Sebelum Anda menabung, tanyakan metode perhitungan bunga yang diberlakukan oleh bank tersebut.
  • Suku bunga tabungan dapat berubah sewaktu-waktu, karena itu suku bunga ini disebut suku bunga mengambang atau floating rate.
  • Beberapa bank menetapkan suku bunga tabungan tetap untuk jangka waktu tertentu (fixed rate).

BAB III

PENUTUP

 

  • Kesimpulan

Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang merupakan single objective Bank Indonesia. Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.

Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah:

  1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
  2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
  3. Mengatur dan mengawasi Bank

DAFTAR PUSTAKA

 

Latumaerissa Julius R. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba empat

http://www.bi.go.id/